Baru-baru ini , bang
Haji Rhoma Irama dipanggil oleh Panwaslu DKI. Bang haji dipanggil sehubungan
karena isu SARA. Dalam salah satu ceramahnya, bang haji mengatakan kepada para
pendengar untuk memilih pemimpin yang seiman. Gua gak tau apakah ceramah ini berhubungan
dengan pemilihan gubernur DKI Jakarta atau enggak.
Gua sebagai salah satu
warga non muslim, sedih mendengar ceramah ini. Bagaimana mungkin di Negara yang
begitu majemuk seperti ini, bang haji tega mengatakan itu. Memang apa yang
disampaikan bang haji itu benar dari sudut pandang agama Islam. Tapi, bukankah
Negara kita ini begitu beragam etnis dan agamanya?
Gua sih berharap agama
janganlah dipolitisasi macam itu. Berhubung agama Islam adalah mayoritas di
Indonesia, kalau warga muslim dianjurkan untuk memilih pemimpin yang seiman,
itu berarti warga non muslim tidak akan bisa memimpin Negara ini. Kami yang
warga minoritas, sudah pasti kalah suara. Kalau warga hanya memilih pemimpin
yang seiman, buat apa ada 5 agama di Indonesia. Akan terjadi chaos jika hal ini benar-benar terjadi.
Pendukung bang haji
juga membela dengan mengatakan bahwa ceramah bang haji itu bukan SARA. Gua
mulai bingung disini. Apa para pendukung bang haji gak tau kepanjangan SARA?
Suku, Agama, Ras, dan
Antargolongan. Gua rasa udah cukup jelas kalau yang dikatakan bang haji
berkaitan dengan agama, dan tentu saja itu termasuk dalam unsur SARA.
Inilah mengapa sering
terjadi bentrokan antarsuku atau antaragama di Indonesia. Kita masih begitu
sulit untuk menyingkirkan perbedaan. Kita terlalu mementingkan ego kita.
Mengapa kita tidak bisa bersatu untuk mewujudkan Negara yang lebih baik.
Kalau pemimpinnya
memang jujur, pro rakyat, dan anti korupsi, mengapa tidak jika kita memilihnya?
Gua mengatakan ini bukan untuk mendukung salah satu calon. Karna gua sendiri
gak tinggal di Jakarta. Tapi gua prihatin dengan keadaan di Indonesia ini. Gua
rasa, cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu tanpa memandang
perbedaan, hanyalah angan-angan belaka, kalau dalam taraf pemilihan gubernur
saja masih terdapat isu SARA.
Kalau ada pihak yang
merasa tersinggung dengan artikel ini, gua mohon maaf. Gua hanya menulis ini
untuk mengungkapkan rasa prihatin gua terhadap masalah yang terlalu sering
melanda Indonesia.
Semoga artikel ini
tidak dijadikan perdebatan, melainkan dijadikan alat untuk berkaca dan bermawas
diri.
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan