Tuesday, December 31, 2013

Selamat Awal Tahun




Duarr....

Duarrr...

Bunyi petasan sudah mulai bersahut-sahutan. Terompet mulai nyaring dibunyikan.
Pemandangan yang seringkali kita lihat kalau menjelang akhir tahun. Atau jangan-jangan sekarang lo juga lagi bunyiin terompet? semoga ludah lo gak berceceran.

Yup, bentar lagi udah mau masuk tahun 2014. Gua rada heran juga sih sebenarnya. Kenapa setiap tahun harus merayakan tahun baru. 

Bagi gua, pergantian tahun tidak berarti banyak. Hanya pergantian kalender saja. Lagipula, bukankah tahun 2013 ini masih tahun baru? Karena ketika akhir 2012, kita memperingati tahun baru, yaitu 2013. Dan 2013 masih belum berakhir. Jadi 2013 ini masih tahun baru dong.

 Kenapa hanya merayakan tahun baru, seminggu di awal Januari? Bukankah tahun 2014 panjang?

Yang kita peringati kan tahunnya? Bukan cuma awal bulannya? Kalau begitu apa kita mau merayakan tahun baru hingga akhir Desember 2014?

Malam tahun baru juga bagi gua tidak jauh berbeda dengan malam-malam sebenarnya. Tidak lebih dari rotasi dan revolusi bumi. Tidak lebih dari waktu yang terus mengalir. Tidak lebih dari umur gua yang semakin bertambah.

Kalau mau merayakan sih silakan aja. Mau bakar petasan, bakar kembang api, atau bakar rumah sekalipun, ya terserah aja. Selagi lo masih berkecukupan dalam hal materi. Gua juga gak mau ngatur-ngatur. Itu hak  lo.

Tapi, gua cuma mau ngasi saran aja. Kenapa uang harus dihamburkan untuk petasan dan kembang api? Kenapa gak lo kasi aja ke anak kurang mampu. Lo sumbangin ke panti asuhan. Bukankah itu nambah berkah juga buat lo. Siapa yang tau kalau ini adalah tahun terakhir lo menatap dunia? Mending menabung amal kan?

Ya ya. Gua tau. Banyak orang yang menggantungkan rezekinya di bisnis ini. Perputaran uang di bisnis ini pasti cukup besar. Tadi gua baca di koran, seorang pedagang petasan bisa meraup keuntungan 3-5 juta perhari. Siapa gak pengen?

Gaji PNS aja kalah. Belum tentu PNS bisa dapat 5 juta dalam sebulan.

Oh ya. Tiap akhir tahun pasti banyak juga yang menyusun resolusi untuk tahun depan.
Kalau gua sih gak mau repot untuk melakukan hal itu. Resolusi tahun 2013 aja lupa, masak buat resolusi baru lagi. Ibarat janji belum ditepatin, eh udah buat janji lagi.

Lagian resolusi itu semacam rencana jangka panjang kan? Gua kurang suka aja gitu rencana jangka panjang. Karena dari pengalaman gua, sesuatu yang terlalu direncanakan itu malah kebanyakan gagal. Jadi gua cuma berencana untuk sehari ke depan saja. Apa yang bisa gua lakuin besok. Berapa orang yang bisa gua bikin senyum besok. Berapa banyak hujatan yang gua dapat dari orang besok.

Gua bukan perencana yang bagus memang. Gua cuma berserah aja kepada Tuhan. Dia udah tau semua kebutuhan gua kok. Dia udah tau rencana yang terbaik buat gua. Jadi kenapa gua harus sibuk membuat rencana?

Bukan berarti gua hidup luntang-lantung gak jelas ya. Percaya kepada Tuhan tidak akan cukup kalau tidak dilakukan dengan tindakan. Gua cuma melakukan apa yang bisa gua lakuin hari ini dan merencanakan apa yang bisa gua lakuin besok. Apakah sesuai rencana atau tidak, itu urusan Tuhan.
Kayaknya postingan ini udah mulai ngalor ngidul gak jelas. Kenapa pembahasan akhir tahun berujung pasrah pada Tuhan? Gua juga bingung.

Jadi daripada kita semua bingung. Lebih baik gua tutup postingan ini.
Selamat tahun baru buat lo semua. Sampai jumpa tahun depan. Dadahhhh

Eh. Sebelum berpisah. Siapa tau lo punya kenangan unik pas tahun baru, atau lo juga merasa gak penting merayakan tahun baru, boleh dishare loh di kotak komentar.

Dadahhhh lagi


Lanjut Baca Terus >>>

Monday, December 30, 2013

Mereka Teroris (FF)



“Ingat, ini bukan latihan! Ini adalah pertempuran yang sebenarnya.”
Komandan memandangi kami satu persatu. Aku berusaha menenangkan degup jantungku.

Mobil yang kami naiki masih menderu. Membelah kepekatan malam. Sesekali kami terlonjak dari tempat duduk, karena jalan yang tidak rata. Aroma kematian seakan menggantung di udara.

“Sarang teroris ini telah kita amati sejak lama. Siapapun yang berusaha melawan, tembak tanpa ampun ! Mengerti ?”

“Siap ! Mengerti Dan!” Kami menjawab serempak.

Mobil berhenti. Komandan memandangi kami dengan tajam, kemudian mengangguk. Aku menarik napas panjang. Kami bergegas turun. Kupegang erat senjata M4 yang kubawa. Ini adalah nyawaku.

BRAKKK.

Pintu didobrak paksa.

Ada dua orang disitu. Mereka mengenakan topeng berwarna merah dan biru. Aneh, tidak ada senjata yang mereka pegang.

“Fiko, Dani, Ikut aku. Ryan jaga dua orang ini !” Perintah komandan. Dia kemudian memeriksa bagian rumah  bersama anggota densus yang lain.

Aku mengangguk sambil tetap mengacungkan moncong senjataku ke arah dua orang tawanan kami.

Dasar teroris, Kerjanya cuma mengganggu ketentraman saja. kutukku dalam hati. Ingin rasanya meledakkan kepala dua orang ini.

Mereka berdua saling pandang. Kemudian yang bertopeng merah mengangguk. Sepertinya mereka merencanakan sesuatu. Kusiapkan jariku di pelatuk.

Si topeng merah berusaha meletakkan sesuatu di lantai. Aku langsung sigap.

“Jangan bergerak ! Atau peluru ini akan tertanam di otakmu !” Ancaman klasik yang sering kulihat di tv. Kali ini aku yang mengucapkannya. Ada sedikit rasa senang menggelayut di hatiku. Kujaga nada suaraku tetap tenang tapi mengancam.

Namun, mereka tidak menggubrisnya. Sekarang mereka berdua ingin meletakkan sesuatu di lantai.

Detonator bom? Aku menerka-nerka yang sedang mereka lakukan.

DORR. Tembakan peringatan kulepaskan ke udara.

Mereka tidak menggubris, mereka malah berusaha mengacungkan sesuatu ke arahku. Mereka ingin membunuhku. Kurang ajar.

DORR... DORR... DORR... DORR...

Kutembaki dua orang di depanku secara brutal. Tepat di kepala.Tubuh mereka terlontar akibat tekanan peluru. Darah muncrat dimana-dimana.

Rasakan itu.

Benda yang mereka pegang tadi terlempar di dekat sepatuku. Kupungut benda lusuh ini. Hanya secarik kertas ternyata. Kertas yang bertuliskan...

KAMI MENCINTAIMU, NAK

Apa-apaan ini. Apa maksudnya?

Aku kalap. Kuraih tubuh kedua orang tersebut. Kubuka secara paksa topeng yang menutupi wajah mereka.

Bulu kudukku meremang. Lidahku terasa kelu.
Kepalaku bagai dihantam godam raksasa. Mataku berkunang-kunang.
Di hadapanku, terbaring kaku dua sosok yang sangat kukenal. Senyum menghiasi wajah mereka. Senyum yang dibaluri dengan darah.

AYAH. IBU.

Ini tidak mungkin. Tidak mungkin.
Aku menjambak rambutku.

TIDAAAKKK.....



“Renooo. Ayo makan siang dulu,” Teriak mama dari dapur.

*Game Paused*

Huh, padahal sedang seru-serunya ini game.

“Iya Ma. Bentar,” Sahutku. Aku pun bergegas ke dapur. Tidak sabar rasanya melanjutkan game itu kembali.




nb: ini adalah ff pertamaku. jadi pasti masih banyak kekurangan. mohon kritiknya ya. terimakasih



Lanjut Baca Terus >>>

Saturday, December 28, 2013

Yayasan Blog, Why Not?


Waktu emang gak pernah terasa ya. Cepet banget berlalunya. Kita udah di penghujung tahun 2013 nih. Bentar lagi mau masuk 2014.

Jika tahun ini berakhir, maka genap dua tahun blog ini gua jalankan. Gua isi dengan segala pengalaman, cerita, hingga pemikiran yang kadang kontroversial. Tapi gua masih merasa kurang. Masak hanya ini yang bisa gua lakuin sebagai blogger?
Lanjut Baca Terus >>>

Wednesday, December 25, 2013

Selamat Natal

Ahhh. Natal.

Gua selalu suka merayakan Natal. Mengenang tentang kelahiran Yesus ke dunia. Memikirkan keselamatan yang ditawarkannya. Indah banget menurut gua. Maaf kalau artikel ini kurang berkenan bagi yang Non-Kristiani. Lo boleh skip artikel ini kok.

Tapi tenang, artikel ini sama sekali tidak menyangkut SARA.

Gua hanya menuliskan apa yang ada di pikiran gua mengenai Natal.

Oke, kembali ke topik.

Menurut gua, Natal sudah mulai kehilangan esensinya. Orang lebih sibuk menghias rumah, menghias pohon natal, membeli baju baru, atau membeli kue. Tapi jarang banget yang meluangkan waktu untuk memikirkan Natal yang sesungguhnya. Mengenai kelahiran Yesus di dunia ini.

Sebenarnya, sah-sah aja merayakan Natal dengan cara itu. Tapi, cobalah merasakan Natal yang sesungguhnya di hati kalian. Rasanya itu damai. Sejuk.  Dan juga kadang emosional, karna lo sadar betapa baiknya sebenarnya Tuhan itu. Dia mengutus AnakNya supaya lo selamat. Kurang baik apa lagi coba?

Natal itu berasal dari bahasa Latin, dies natalis. Yang artinya kelahiran. Jadi Natal itu memperingati tentang hari kelahiran Yesus.

Sebenarnya, gua bingung juga, kenapa bisa tanggal 25 Desember ditetapkan sebagai hari kelahiran Yesus. Akhirnya gua cari di wikipedia, dan inilah jawabannya.

Peringatan hari kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Kristus untuk dilakukan. Cerita dari Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja awal. Klemens dari Aleksandria mengejek orang-orang yang berusaha menghitung dan menentukan hari kelahiran Yesus. Dalam abad-abad pertama, hidup kerohanian anggota-anggota jemaat lebih diarahkan kepada kebangkitan Yesus. Natal tidak mendapat perhatian. Perayaan hari ulang tahun umumnya – terutama oleh Origenes – dianggap sebagai suatu kebiasaan kafir: orang orang seperti Firaun dan Herodes yang merayakan hari ulang tahun mereka. Orang Kristen tidak berbuat demikian: orang Kristen merayakan hari kematiannya sebagai hari ulang tahunnya.
Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember. Dewasa ini umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap (dewa) matahari: Solar Invicti (Surya tak Terkalahkan), dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab.”

Sekarang gua mengerti kenapa katanya merayakan Natal itu dianggap haram. Karena menurut sejarah, tanggal 25 Desember adalah perayaan terhadap Dewa Matahari. Bukan terhadap Yesus. Memang di Alkitab tidak ada menyebutkan secara pasti kelahiran Yesus. Semuanya hanya merupakan terkaan.

“Catatan pertama peringatan hari Natal adalah tahun 336 Sesudah Masehi pada kalender Romawi kuno, yaitu pada tanggal 25 Desember. Perayaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perayaan orang kafir (bukan Kristen) pada saat itu. Sebagai bagian dari perayaan tersebut, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah. Kebiasaan-kebiasaan itu lama-kelamaan menjadi bagian dari perayaan Natal. Pada akhir tahun 300-an Masehi agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.”

Jadi, sebenarnya Natal itu dulu adalah tradisi orang Romawi. Bukan mengenang kelahiran Yesus, tapi semacam perayaan atau festival gitu. Gua juga gak tau deh apa nama perayaannya. Dan akhirnya, perayaan itu menyatu dalam Natal.

Yah, gua gak terlalu ambil pusing lah sama itu. Mau dikata haram kek, dikata kegiatan orang kafir kek. Gua mah bodo amat. Karna bagi gua, memang bukan tanggalnya yang penting, tapi kejadian itu lah yang penting. Mungkin Yesus emang gak lahir tepat tanggal 25 Desember. Tapi apalah itu. Gua yakin dan percaya, Dia melihat kesungguhan hati kita memperingati kelahirannya. Terlepas dari segala kontroversi yang ada.

Gak heran sekarang Natal malah lebih heboh menghias pohon natal. Saling bertukar kado. Bahkan tokoh Santa Claus lebih terkenal daripada Yesus. Ah miris memang.
Ngomong-ngomong, ternyata Sinterklas dan Santa Claus itu beda loh.

Sinterklas adalah seorang Uskup dari Myra. Namanya adalah Santo Nikolas. Dia suka membagi hadiah pada hari ulangtahunnya, yaitu tanggal 6 Desember. Nah, Sinterklas ini didampingi oleh Piet Hitam. Bukan nama sebenarnya sih itu. Tapi gua taunya itu. Piet Hitam ini bakal menghukum yang nakal dan memberi hadiah pada yang baik.

Kalau Santa Claus, adalah tokoh rekaan dari Coca-Cola. Dia adalah kakek yang tinggal di kutub utara dan punya rusa terbang. Mungkin dulu dia adalah pengusaha ojek terbang. Setelah pensiun dia tinggal di Kutub Utara. Dia pasti punya bulu yang tebal banget supaya tetap hangat. Atau pemanas yang tidak membuat es mencair.

Kenapa kedua tokoh ini lebih populer dari Yesus, justru pada saat Natal? Saat dimana umat Kristiani seharusnya merayakan kelahiran Yesus? Kenapa kita mau dijajah begitu saja oleh budaya-budaya tidak jelas, yang justru tidak agamis. Malah menghilangkan makna Natal.

Memang budaya itu membuat Natal semakin semarak. Tapi apalah gunanya semarak, kalau makna Natal hilang?

Semoga artikel ini bisa membuat kita introspeksi diri. Jangan biarkan budaya yang tidak jelas itu membuat kita lupa mengapa kita merayakan Natal. Silakan menyemarakkan Natal dengan budaya itu SETELAH lo menyemarakkan kelahiran Yesus.

Artikel ini emang gak nyambung. Berlari ke sana kemari. Tanpa arah yang jelas. haha. Biar sajalah.

Akhirnya, gua cuma bilang

SELAMAT NATAL



Lanjut Baca Terus >>>

Saturday, December 21, 2013

Lo Jomblo? Keren !


Hmm. Udah  memasuki malam minggu nih. Malam yang katanya adalah malam keramat. Malam paling horor. Untuk para jomblo, tentu saja.

Yang pacaran pasti udah siap-siap mau ke rumah pacarnya. Ada yang dengan senang hati, ada juga yang karena terpaksa. Yah, namanya juga pacaran.
Lanjut Baca Terus >>>

Obrolan Ngalor-Ngidul

Arghhh. Hari ini super ngebetein. Semua bermula ketika gua lagi ngurus proposal organisasi, tiba-tiba pacar gua datang dari belakang dan langsung narik-narik sambil memberengut. Gua kaget dan rada kesel juga. Siapa sih yang suka digituin tiba-tiba?
Lanjut Baca Terus >>>

Monday, December 16, 2013

Ayo Jadi Orang Jahat



Apa sih nasehat yang paling sering dikatakan ortu sama lo? Rajin belajar? Jadi orang sukses?

Dulu, pas gua masih kecil dan polos, sekitar umur 8 tahunan lah. Gua dan Mak seringkali duduk berdua di depan teras, sambil ngeliatin orang yang baru pulang dari kegiatannya masing-masing. Biasanya, Mak akan menyeruput tehnya sedikit, terus bilang
“Nak, kamu itu harus jadi orang baik. Jangan jadi orang jahat. Nanti gak masuk surga.”

Gua hanya manggut-manggut, sambil asik ngupil. Ngupil adalah kebiasaan yang sulit gua hilangkan, bahkan hingga sampai saat ini. Entah kenapa ngupil selalu memberikan sensasi tersendiri. Kalau belum dapat, terus dijelajahi tiap milimeternya. Makanya lubang hidung gua diameternya sebesar 30 cm. Trus kalau upil udah dapat, pasti dipilin-pilin kecil, dan ditembakkan ke sembarang arah.

Tapi, gua ngupil bukan karena gak menghargai Mak, namanya juga masih anak-anak. Tau apa. Berlarian kesana-kemari tanpa sehelai benang pun, dengan titit yang terus bergoyang naik turun. Sama sekali gak ada malunya.

Gua emang kurang akrab sama Mak. Gua lebih akrab ke nenek. Tapi semua nasihat Mak maupun Nenek, tetep gua usahakan untuk dijalankan. Ya, walaupun ada kadang-kadang yang gak sih.

Dan tentang nasihat untuk jadi orang baik, kayaknya bakal jadi nasihat umum semua orangtua kepada anaknya. Tentu gak ada orangtua yang pengen anaknya jadi pelaku kriminal, pecandu narkoba, atau pelaku PHP. Gak ada. Semua ingin anaknya menjalani kehidupan yang lurus, tanpa melenceng kesana kemari.

Gua bertumbuh dengan tetap memegang teguh keyakinan untuk tetap menjadi orang baik. Dan melihat tingginya tingkat kriminalitas di negara tercinta ini, membuat gua geleng-geleng kepala. Bukan karna gua lagi denger musik DJ. Bukan.

Gua hanya prihatin, mereka yang melakukan kejahatan, mungkin kekurangan kasih sayang dari orangtua mereka. Tidak ada yang menasihati mereka untuk menjadi orang baik. Ah kasihan sekali.

Pasti sebagian besar dari kita, memimpikan dunia yang penuh dengan kedamaian. Tidak ada peperangan, tidak ada tindak kejahatan. Semua saling tolong menolong. Pasti indah banget kalau dunia damai kan? Betul gak? Betul gak?

Salah !

Setelah gua menjalani proses perenungan yang dalam. Gua baru sadar, kalau kejahatan itu perlu ada, dan kedamaian sempurna adalah mimpi yang tidak akan pernah bisa kita wujudkan. Kecuali di akhirat. Itupun kalau lo masuk sorga.

Kenapa gua bilang gitu?

Karena menurut gua, kedamaian sempurna itu adalah suatu keadaan yang sangat membosankan.

Lo tau gak, apa efek kalau kejahatan itu dimusnahkan dari dunia ini?

Yang pertama, gak akan ada yang namanya industri film. Kenapa? Karena inti dari film adalah perang antara kebaikan dan kejahatan. Bahkan film bokep sekalipun. Ada setan yang masuk ke sorga. Itukan kebaikan dan kejahatan juga.

Lo bayangin aja ada film, tapi sama sekali gak ada kejahatannya. Apa serunya film semacam itu? Superman cuma keliling kota memamerkan sempak barunya. Spiderman cuma berayun tanpa tujuan yang pasti. Rambo cuma nembakin pohon. Film tanpa adanya konflik, pasti sangat membosankan. Dan konflik yang luar biasa itu, ya kebaikan vs kejahatan.

Sinetron juga gak bakalan ada. Lo tau sendiri kan cerita sinetron kayak mana, pasti tentang jahat dan baik. Dan kalau kejahatan ditiadakan, roh sinetron pasti ilang. Karna peran antagonisnya gak ada. Dimana letak keseruannya? Ya, meskipun gua gak tau apakah sinetron itu seru atau gak, dan kalaupun sinetron hilang, gua bakal bersyukur banget.

Film-film keren semacam Superman, Thor, Rambo, dan lain-lain gak akan pernah lo nikmati. Lo juga gak bakal punya cita-cita aneh semasa kecil. Entah jadi Superhero, Wonder Woman, Power Rangers, Kamen Raider, dan lain lain. Lo mau numpas apa kalau gak ada kejahatan? Cita-cita lo mungkin bakal berubah jadi pengen kayak Dora, Teletubbies, atau Catdog?

Yang kedua, kejahatan akan menambah tingkat pengangguran. Iya jelas, kalau kejahatan gak ada, pasti angkatan bersenjata gak ada. Kalau angkatan bersenjata gak ada, mereka bakalan jadi pengangguran dan akan semakin menambah tinggi persaingan mencari pekerjaan. Angkatan bersenjata bekerja aja, pengangguran banyaknya minta ampun. Apalagi kalau angkatan bersenjata ikutan jadi pengangguran. Walah walah.

Yang ketiga, tanpa adanya kejahatan maka dunia ini akan semakin sesak. Ada teori evolusi yang diajarkan oleh dosen gua, bahwa memang dalam kehidupan akan ada kejadian yang membuat sebagian atau seluruh generasi itu mati. Baik karena bencana alam, atau karena ulah manusia. Itu adalah proses alamiah. Contohnya kayak gempa di Aceh, Topan Haiyan di Filipina. Yang tewas gak cuma satu atau dua orang. Tapi ribuan. Itulah cara alam mengendalikan keseimbangan.

Tsunami aceh itu sudah pernah terjadi ratusan tahun sebelumnya, dan akan terjadi lagi ratusan tahun mendatang. Karena memang itulah cara alam mengendalikan populasi.
Memang kedengarannya keji, tapi peristiwa Holocaust, genosida, perang dunia, memang seharusnya ada. Supaya populasi manusia terus terjaga. Coba lo pikir, kalau sejak Adam sampai saat ini, selalu damai. Tidak ada perang. Tidak ada bencana alam. Sudah pasti kita akan menginvasi planet lain. Karena bumi sudah terlalu sesak menampung jumlah manusia yang terus berkembang

Yang terakhir, kalau kedamaian sempurna itu terjadi, sudah pasti dunia akan kiamat. Kenapa? Ya buat apa lagi hidup di dunia kalau memang sudah damai. Tidak ada perang. Semua orang mempercayai satu Tuhan.

Bukankah lebih baik kiamat, dan kita semua ke sorga?

Gua buat artikel ini bukan menghasut lo supaya menjadi orang jahat. Hanya sekedar memberi cara pandang baru kepada lo. Jangan memandang sesuatu dari satu sisi saja. Karna sisi yang paling buruk sekalipun, pasti mempunyai sisi baik. Karena kebaikan dan kejahatan itu pasti akan sejalan. Mereka bagaikan dua sisi mata uang. Tidak bisa dipisahkan.

Cobalah memandang sesuatu dari segi positifnya. Maka lo akan menemukan, bahwa banyak hal menarik di dunia ini, yang terlewat begitu saja dari perhatian kita.

Semoga dengan membaca ini, pemikiran lo tentang hal baru lebih terbuka. Tapi gua tetap menerima segala kritik dan saran dari lo semua. Silakan tuliskan semua keresahan hati lo mengenai artikel ini di kotak komentar. Atau lo ada pendapat yang lebih keren lagi. Ayo, berbagi.




Lanjut Baca Terus >>>

Saturday, December 14, 2013

Serunya Kopdar Blogger Medan

Aku melihat jam. Udah jam setengah dua. Hari ini kami akan  mengadakan kopdar blogger medan di Plaza Medan Fair. Tapi janjian ketemuan jam dua. Jadi masih ada waktu setengah jam dulu untuk jalan-jalan.

“Bang, ayo kesini dulu. kami lagi ada promo nih. Pijat refleksi.”
Tiba-tiba ada cewek nyamperin dan langsung narik-narik badanku menuju salah satu toko pijat.
Lanjut Baca Terus >>>

Saturday, December 7, 2013

Capres Pocong



Suatu pagi Sabtu yang mendung, seorang anak manusia yang tampan (kata Mak nya), sedang menggeliat. Dia baru aja terbangun dari tidur panjangnya. Halah. Apa ini.
Anak manusia itu tentu saja gua. Oke gak usah muntah.

Pagi-pagi biasanya gua suka nonton dulu, karna gak ada kerjaan. Biasanya sih ada kartun pagi. Tapi entah kenapa hari ini, channel tv malah
Lanjut Baca Terus >>>

Saturday, November 30, 2013

Awas! Jangan dibaca


Hei, kamu. Kenapa sih kamu harus muncul kembali. Kenapa harus muncul di saat aku sudah terbiasa dengan hilangnya dirimu. Disaat luka hatiku perlahan pulih. Kenapa baru sekarang kamu menegurku?

Kemana kamu selama ini?

Oh, aku tau. Pasti kamu sedang asik dengan pacar barumu kan? Orang yang telah memisahkan kita berdua. Menjadikan kenangan selama setahun kisah cinta kita, kandas begitu saja.

Lantas, sekarang kenapa kamu menanyakan kabarku? Apa aku masih penting? Toh, ketika aku menangis, kamu hanya terdiam. Tidak ada pelukan menenangkan. Tidak ada kata-kata hiburan. Tidak ada semua itu.

Kamu hanya memandangiku tanpa ekspresi. Dan kemudian berjalan menjauh. Meninggalkan aku dalam kubangan kesedihan.

Aku hanya memandangi punggungmu yang terus menjauh. Dan tangisanku pun makin hebat. Badanku terguncang. Hatiku remuk. Pikiranku kalut. Kemana kamu pada saat itu?
Dan sekarang, seperti tanpa dosa, kamu kembali datang. Kembali memberi perhatian. Sialan kamu.

Tidak usahlah membuka luka lama. Aku sedang berusaha belajar untuk melupakanmu. Benar-benar melupakan semua kenangan tentang kita. Berusaha menepis canda tawa yang tiba-tiba muncul di kepalaku. Seperti sekarang ini.

Apa sekarang kamu sudah putus dengan dia? Dan kemudian menawarkan harapan baru dalam diriku. Menerbangkanku jauh ke atas awang-awang. Melayang ke langit ketujuh. Untuk kemudian kamu hempaskan lagi?

Cukup. Aku bukan boneka. Aku ingin melupakan dirimu.

Cari saja pengganti yang lain. Yang bisa kamu permainkan sesuka hati. Yang menerima hubungan tanpa status, tapi saling mengucap kata sayang.

Jujur, aku belum bisa melupakanmu seutuhnya. Masih ada rasa yang selalu bergejolak tiap kali melihat kicauanmu di dunia maya. Juga rasa marah berapi-api jika melihat foto mesramu yang seenaknya kau pajang di berandamu. Foto mesramu dengan dia yang telah merebutmu. Si bajingan itu.

Tolong, jangan bangkitkan rasa itu lagi.

Ataukah aku yang terlalu besar kepala menanggapi kicauanmu. Kicauanmu yang hanya terdiri dari dua kata. “Apa kabar?”

Tapi, demi Tuhan. Balasanmu itu seperti ganja. Membuatku girang setengah mati. Bahkan, tertawa tanpa sadar. Dan aku mulai kecanduan. Aku ingin lebih dan lebih. 

Kemudian, jemariku pun gatal untuk membuka akun twittermu. Dan aku kembali terluka. Terluka karena kamu masih bersama dia. Terluka melihat kicauanmu  yang penuh dengan kata sayang untuknya.

Jangan menyiksaku seperti ini. Tolonglah.
Hatiku senang, sekaligus perih.
Tolong. Jangan dekati aku lagi. Walaupun itu hanya sekedar balasan kicauan. Sekedar pesan menanyakan kabar. Jangan !

 Sebelum aku mulai gila. Kemudian membunuhmu. Karena jika aku tak bisa memilikimu. Maka orang lain juga tak akan bisa.
***

Postingan ini beresiko membuat pembaca jadi galau. Kan udah gua kasi peringatan di judul. Gua lagi pengen bergalau-galau dulu sejenak. Maaf kalau postingan ini tidak sesuai dengan harapan kalian.

Kalau ada yang lagi ngalamin kayak postingan di atas, silakan share ya. Atau ada kejadian yang lebih galau lagi? Ayok di share juga. Biar kita saling diskusi.


Lanjut Baca Terus >>>

Saturday, November 23, 2013

Momen Tak Terlupakan (Cerpen)

“Lebih baik kita break dulu. Aku capek." Ucapmu pelan. Kemudian berbalik dan berjalan menjauh.
Kuikuti dengan mataku, langkah demi langkah yang kau jalani. Sampai akhirnya menghilang, ditelan tikungan jalan. Aku masih membatu,  tak mempercayai pendengaranku. Break? Apakah dia ingin mengakhiri hubungan kami? Mengakhiri kenangan tiga tahun kebersamaan kami?
Lanjut Baca Terus >>>

Monday, November 18, 2013

Pergantian Cita-Cita


“Cilla, kalau gede mau jadi apa?”
“Jadi doktel, bial bisa nyembuhin orang banyak.” Senyum polos pun membingkai wajah mungilnya.

Tanpa sadar gua jadi ikut tersenyum melihat iklan ini, dan teringat akan cita-cita gua pas masih kecil. Ya, dulu gua juga bercita-cita menjadi seorang dokter. Dan mungkin cita-cita gua sama dengan cita-cita lo. Entah kenapa menjadi dokter adalah cita-cita yang terlalu mainstream Indonesia.
Lanjut Baca Terus >>>

Sunday, November 10, 2013

Damn, I Love Indonesia

Hai hai epribadeh. *sok bule* *dilempar telur busuk*.
Pada kangen sama gua ya? 
nggak?
oh yaudah. cukup tau aja.

Kemarin gua jalan-jalan ke forum blogger paling kece, yaitu Jamban Blogger. Dan ngeliat ada tematic blog tentang Indonesia banget. Tapi gara-gara gua terlalu sibuk ngupil, maka setelah lewat hampir satu bulan, tematic blog nya baru bisa gua tulis sekarang. Maafkan daku wahai sesepuh jamban *sungkem*.
Lanjut Baca Terus >>>

Tuesday, November 5, 2013

Bahkan Kopi Bisa Berkonspirasi 2 (cerpen)


baca cerita sebelumnya

“ Jangan sok pahlawan makanya, mas. Malu tuh jadinya” Si pelayan mencibirku setelah menerima uang ganti rugi dari cewek yang ingin kutolong.

Aku hanya memandanginya tajam, setajam silet. Untung saja dia cewek . Kalau cowok, mungkin aku udah kabur. Gak berani soalnya.
Lanjut Baca Terus >>>

Thursday, October 31, 2013

Bahkan Kopi Bisa Berkonspirasi (Cerpen)


Kusesap perlahan kopi yang sedari tadi belum kusentuh. Kepulan asapnya sudah mulai menghilang, tapi aromanya masih tajam. Kulirik perlahan jam tanganku. Sudah pukul 12.30 WIB. Berarti sudah hampir setengah jam aku di sini, di Bandara Polonia Medan. Sahabatku, Ryan, akan datang berkunjung, dan aku berbaik hati menjemputnya. Sialnya, aku terlalu cepat datang.

Jadi, disinilah aku. Duduk sendirian ditemani secangkir kopi yang sudah dingin. Sementara kawanku akan datang sekitar setengah jam lagi. Hebat.

Kuamati keadaan sekitar, sekedar mengusir rasa suntuk.

Di luar kafe, seorang anak kecil berteriak girang sembari bertepuk tangan  dengan heboh ketika seorang pria paruh baya mendekatinya. Mungkin itu ayahnya. Dan wanita di samping anak itu pasti ibunya.

Mereka bertiga berpelukan. Ah, seperti teletubbies saja, pikirku.
Si ayah mencium kening istrinya lembut. Anaknya juga melonjak-lonjak, ingin dicium.
Oke, sekarang aku cemburu. Jomblo sepertiku mendapatkan ciuman dari siapa?

Senyum sumringah tidak hentinya menghiasi wajah mereka. Mungkin mereka telah berpisah sekian lama. Aku jadi ikut tersenyum. Membayangkan apakah aku bisa memiliki keluarga seperti itu. 

Kuedarkan lagi pandanganku. Kali ini aku melihat sepasang kekasih sedang memadu cinta di pojokan kafe. Ah, anak muda jaman sekarang. Taunya cuma pacaran. Huh.

“ Ah, kamu cuma iri saja. Karena tidak pernah pacaran.” Kata hatiku sendiri.
“ Hei. Aku cuma ingin fokus belajar” dalihku membela diri.
“ Heleh. Kamunya saja yang terlalu pengecut untuk mengungkapkan perasaan.”
“ Mereka tuh yang tidak bisa membaca pikiranku.” aku ngotot.
“Sejak kapan kamu punya pikiran?”

Oke. Ini mulai konyol. Aku bertengkar dengan diriku sendiri. Dan sialnya lagi, aku kalah.

***
Pintu kafe terbuka. Seorang cewek masuk. Dia duduk tepat di seberangku. Kuperhatikan dirinya diam-diam. Saat ini aku merasa bagai detektif yang sedang menguntit tersangka. Dia memesan secangkir cappucino, dicampur susu dan 3 buah es batu.

Wajahnya oriental, cantik. Terlalu cantik malah. Perawakannya sedang, dan gaya berpakaiannya modis sekali. Sebuah kacamata hitam, bertengger di atas hidungnya. Apa dia bisa melihat sekitar dengan kacamata hitam itu? Karena penerangan kafe ini tidak terlalu bagus.
Mungkin dia tidak bisa membedakan antara pantai dengan kafe. Sebentar lagi dia pasti mulai mengoles sunblock. Aku semakin penasaran dengan mangsa baruku ini.

Seakan mendengar gerutuanku, dia membuka kacamatanya. Dan menatap ke arahku sekilas. Tepat di manik mataku. Cuma sekilas memang. Sepersekian detik. Karena dia langsung sibuk dengan handphonenya.

Tapi itu sudah membuatku grogi setengah mati. Bagai maling yang tertangkap basah Jantungku berdegup kencang tidak karuan. Ah, apa-apaan ini. Hanya dengan tatapan mata saja, aku malah grogi.

Kutarik napas panjang, dan kuhembuskan perlahan. Mengusir segala rasa aneh yang bermunculan. Kutundukkan kepala menatap gelas kopi.

“Tunggu apalagi. Ajak kenalan dong”

Kutajamkan pendengaranku. Keningku berkerut. Siapa yang ngomong barusan?. Apa hatiku lagi? Masih belum puas meledekku sepertinya.

“ Di bawah sini bodoh. Aku yang ngomong. Gak usah celingukan gitu kayak maling”

Sepertinya aku tidak enak badan. Aku mulai berhalusinasi. Masak kopi bisa ngomong.

Permukaan air kopiku bergelombang. Seakan menyanggah pernyataanku.

“ Cepetan sana deketin. Masak udah seperempat abad masih jomblo aja. Lihat tuh yang pacaran di pojokan. Masih smp loh. Sedangkan kamu, belum laku juga, gak malu apa menyandang gelar fakir asmara seumur hidup?”

“Sialan. Malah ngejek pula. Aku gak berani deketin dia. Punya ide gak?”

“Sebentar ya.” Entah apa yang bisa dilakukan secangkir kopi.

Hmm. Apa sekarang aku bisa berkomunikasi dengan benda mati?. Mungkin aku ada bakat terpendam menjadi seorang telekinesis juga.
 Kucoba menggerakkan jari ke arah tisu di meja. Tapi tisunya tetap bergeming. Aku semakin penasaran. Kugoyang-goyang kedua tanganku di atas tisu dengan heboh. Tapi tisunya tetap tidak bergerak. Aku malah kelihatan seperti orang tolol.

“Prangggg.”

Aku terkesiap. Kulihat cewek di depanku sedang sibuk mengelap baju dan celananya yang tertumpah cappucino. Pecahan gelas berserakan di bawah meja. Wajahnya tampak panik. Pelayan cafe mendatanginya.

Astaga, semoga itu bukan karena gerakan tanganku.

 Kulirik gelas kopiku. Dia tersenyum.

“Ayo. Sekarang giliranmu. Tawarkan sapu tangan mu. Tunjukkan empati.”

Konspirasi jenis apa ini. Tapi, entah kenapa kuturuti juga perintahnya. Mungkin aku memang sudah gila.

“ Gimana sih mbak. Gelasnya kok malah dipecahin.” Pelayan cafe marah-marah sambil berkacak pinggang. Kejadian ini menjadi tontonan pengunjung sekitar. Khas Indonesia sekali. Bukan dibantuin, malah dijadikan tontonan gratis.

Aku jadi iba. Wajah cewek itu sudah memucat. Dia hanya diam sambil ikut memunguti pecahan gelas.

“Sudah mbak. Biar saya aja yang bayar gelasnya nanti. Berapa harganya mbak?” Semoga uangku cukup.

Pelayan itu memandangiku dari ujung rambut ke ujung kaki. Mungkin dia terpesona dengan kaos kaki baruku.

“Emang mas bisa bayarin? Penampilannya aja gak meyakinkan”. Katanya meremehkan.

 Kurang ajar benar ini pelayan. Apa dia tidak diajari cara melayani pelanggan. Harga diriku terusik. Egoku tertantang. Kurogoh dompet ku di saku belakang celana. Lihat lah ini isi dompetku wahai pelayan yang sombong.

Hmm. Sepertinya bukan di kantong belakang. Kurogoh kantong depan. Kuraba saku bajuku.
Deg. Jantungku berhenti berdegup. Keringat dingin mulai muncul. Ketiak mulai mengeluarkan aroma tak sedap. Bulu kakiku rontok satu persatu.

Kamprettt. Sepertinya dompetku ketinggalan. Oke, bukan sepertinya. Dompetku memang ketinggalan.

Kutatap kembali si pelayan, dan kupasang senyum paling manis untuknya. Tidak mempan.
Dia hanya memandangiku dengan garang.

Kutatap cewek di depanku, ekspresinya datar. 

Kulirik gelas kopiku, dia hanya mengangkat bahu.

Aku berharap ditelan bumi saat itu juga. Oh Tuhan, apa sesusah inikah mendapatkan pasangan.?




Lanjut Baca Terus >>>

Friday, October 25, 2013

Masa Remaja Itu Asik? Think Again !



Remaja. Ah, sebuah proses yang akan atau sudah kita jalani. Gua juga udah pernah jadi remaja. Sekarang sih masih remaja juga kayaknya. Remaja tua. Hehe.

Jadi remaja itu asik banget. Tapi itu hanya berlaku kalau keuangan lo atau ortu lo berkecukupan. Untuk kawan-kawan lain yang kurang beruntung, jadi remaja itu adalah masa untuk bersakit-sakit. Dan mudah-mudah mereka, dan kita juga bisa jadi orang yang sukses kelak. Aminnnn.
Lanjut Baca Terus >>>