Thursday, July 23, 2015

[Review Novel] Ayah

Siapa yang pernah ke pasar malam bareng ayah?


Judul Buku          : Ayah
Penulis                 : Andrea Hirata
Penerbit               : Bentang Pustaka
Tebal                    : 400 Halaman
Harga                   : Rp 81.500,00

"Ayah" adalah novel terbaru dari Andrea Hirata. Terbitnya novel ini udah kutunggu sejak tahun 2011. Waktu itu aku berkunjung ke website Andrea dan menemukan informasi kalau dia akan menulis sebuah buku yang berjudul “Ayah”. Kabarnya, dia menulis buku ini ketika sedang kuliah di Iowa. Akhirnya, baru terbit di pertengahan 2015. Hampir 4,5 tahun menunggu buku ini terbit. Lebih lama mana dari penantian kalian akan kekasih? Eakk.

Awalnya, aku mengira buku ini akan bercerita tentang Ikal dan Ayahnya, seperti dalam novel Edensor. Ternyata, nggak. Novel ini ditulis berdasarkan kisah Amiru, seorang sahabat yang dikenal Ikal ketika dia masih bekerja di kantor pos.

Rencananya, aku akan membaca buku ini satu bab perhari. Menikmatinya pelan-pelan. Memperlakukannya seperti kitab suci. Yah, ternyata itu hanya angan saja. Semakin dibaca malah semakin ketagihan dan tau-tau udah tamat. Dan ketika udah tamat membaca buku ini, aku tiba-tiba menggunakan bahasa Indonesia yang kaku, sesuai eyd dengan kalimat mendayu-dayu ala melayu. Aku kok mudah banget dipengaruhi  :’)

Novel diawali dengan Sabari yang sedang galau karena ditinggal pergi istrinya, Marlena. Kucingnya, Abu Meong, juga ikutan galau karena ditinggal pasangannya, Marleni. Kedua makhluk itu saling meratapi nasib. Bab selanjutnya bercerita tentang Amiru yang senang memperhatikan ayahnya, Amirza, berkutat dengan radio bututnya. Bagaimana ayahnya yang hanya tamatan SMP, berdasarkan logika ilmiahnya sendiri, berhasil membuat suara radio menjadi lebih jernih dengan bantuan kandang bebek.

Bab berikutnya bercerita tentang Markoni, anak orang kaya yang bengal. Baru kelas satu SMP sudah merokok, ketika STM makin gila, dan ketika disuruh kuliah D-II, bukannya membawa ijazah, dia malah membawa istri. Setelah ayahnya meninggal, hidup Markoni pun berantakan. Hingga suatu saat dia mendapat ilham ketika melihat anak-anak sekolah. Otak bisnisnya jalan, anak-anak sekolah pasti membutuhkan buku dan segala hal berbau percetakan. Maka tanpa membuang waktu dia segera memulai usaha percetakan. Percetakan batako. Jenius memang.

Bab-bab awal emang gak terlalu panjang. Cuma sekitar tiga atau empat halaman.
Tiga tokoh tadi, melalui lika-liku kehidupan, jalinan nasibnya akan saling bertemu. Semakin dibaca, maka kita akan semakin paham apa maksud Andrea dengan pembukaan novel seperti itu. Alur novel ini menggunakan alur campuran. Awalnya mundur, setelah di pertengahan barulah melaju seperti kereta api.

Menurutku sendiri, judul Ayah kurang tepat disandang novel ini. Karena novel ini kebanyakan bercerita tentang perjuangan Sabari dalam mendapatkan cinta Marlena. Cinta kepada lawan jenis lebih ditonjolkan ketimbang cinta kepada anak. Porsi cerita ayah dan anak tidak sampai setengah novel. Malah mungkin Cuma 1/3 isi novel. Selebihnya cinta ala-ala anak SMA. Tapi, bukan kayak ftv. Kisah cinta ini lebih memotivasi dan mengajarkan akan kesetiaan. Sekaligus kegilaan.

Dalam novel ini, kamu akan menemukan banyak sekali puisi. Aku gak tau, apakah ini puisi yang dibuat oleh Andrea atau murni karangan Sabari. Yang penting puisinya benar-benar bagus. Contohnya kayak gini :

Datangkan seribu serdadu untuk menembakku !
Bidikkan setiap senapan, tepat ke ulu hatiku !
Langit menjadi saksiku bahwa aku di sini, untuk mencintaimu !
Dan biarkan aku mati dalam keharuman cintamu...

Coba bacakan puisi itu ke gebetan. Behhh, bakal klepek-klepek dia kayak sempak diterbangkan angin. Puisi itu dibacakan Sabari ketika perpisahan SMA.
Ada lagi puisinya ketika baru masuk SMA

Cinta adalah mahkota puisi
Musim adalah giwang puisi
Hujan adalah kalung puisi
Bulan adalah gelang puisi
Cincin adalah perhiasan

Luar biasa. Benar-benar menakjubkan. Sehabis membaca novel ini, jiwa puitis kalian pasti langsung menggelegak.

Komedi khas Andrea masih tetap muncul. Dengan majas hiperbola, metafora dan ironi yang sangat memikat. Benar-benar karya sastra kelas tinggi. Contohnya kayak gini,

“Perempuan cantik memang suka plinplan, itu merupakan bagian dari kecantikan mereka. Aku sendiri punya pengalaman yang sama denganmu. Jadi, aku mengerti perasaanmu. Kita senasib.”
“Pengalaman dengan siapa, Kun?”
“Siapa lagi? Shasya!”
“Pengalaman bagaimana?”
“Ya, aku bingung karena Shasya selalu plinplan. Hari ini dia bilang tak suka padaku, esoknya bilang benci, esoknya lagi bilang muak. Sungguh tak punya pendirian. Yang benar yang mana?!”

Memang tak akan membuat kita tertawa terbahak-bahak. Tapi, akan memicu saraf-saraf di sekitar bibir untuk tertarik ke atas.

Dalam novel ini, Andrea kembali menegaskan kalau cinta emang bisa bikin orang lain bertingkah gila. Seperti di Novel Dwilogi Padang Bulan, ketika Ikal rela bersepeda puluhan kilometer demi melihat bubungan atap rumah A Ling. Begitu juga di novel ini, kegilaannya kayak gini nih..

Begitu juga jika bertanya. Kerap pertanyaan Sabari tak masuk akal, tak berhubungan dengan pelajaran, pokoknya bertanya. Semuanya agar didengar Lena. Waktu itu guru Fisika menjelaskan teori sifat bayangan pada cermin datar, cekung dan cembung serta segala hitungan runyam sudut-sudut pantul, yang membuat siswa tampak hilang dalam tempat dan waktu. 
Semakin dalam guru menjelaskan, semakin banyak murid yang bingung, termasuk Sabari, tetapi di tengah kebingungan itu dia menunjuk.
“Saya mau bertanya, Pak!” Lantang sekali suara Sabari.
“Silakan, Ri.”
“Apakah Bapak pernah menonton pelem Perempuan Berambut Api?!”
Dan terdengarlah auman yang dahsyat.
“Keluaaaaarr!!!”

Yah, cinta masa SMA emang bisa membuat dunia kita jungkir balik.
Oh ya, salah satu yang kurang kusukai dari buku ini adalah, pujian yang sangat banyak untuk novel Laskar Pelangi. Seakan-akan karya Andrea itu cuma Laskar Pelangi dan yang lain hanya pelengkap saja. Ini justru mengkerdilkan novel Ayah itu sendiri. Pujian untuk novel ini sedikit sekali dibandingkan puja-puji untuk Laskar Pelangi. 1 berbanding 100.

Endorsement ini ada 4 lembar loh.

Kalau gak salah, hal kayak gini juga terjadi di Dwilogi Padang Bulan. Dimana kata pengantarnya oleh seseorang yang aku lupa namanya. Dia menceritakan mengenai kepopuleran Laskar Pelangi di seluruh dunia. Ayo dong move on. Masa yang diingat dari Andrea cuma Laskar Pelangi doang? Laskar Pelangi udah gak perlu lagi puja-puji berlebihan. Laskar Pelangi udah jadi fenomena dalam dunia sastra Indonesia, bahkan dunia. Siapa sih yang gak tau Laskar Pelangi? Kalau gak tau novelnya, paling enggak, tau filmnya. Paling banter pernah dengar lagu “Laskar Pelangi” dari Nidji.

Seandainya puja-puji itu ditujukan untuk novel Ayah, pasti buku ini akan lebih berkelas.

Semoga ini jadi bahan masukan untuk Andrea. Buku-buku Andrea yang lain kan gak kalah bagus. Pasti deh didukung untuk diterbitkan ke dalam banyak bahasa kayak Laskar Pelangi. Novel ini kuberi rating 8/10. Dengan harga Rp 81.500, sungguh sangat layak ditebus di toko buku favorit kamu. Buruan beli.

Mungkin ada di antara kamu yang udah membaca buku ini, setuju gak dengan reviewku? Atau kamu punya pendapat lain? Yuk ceritain di kolom komentar. Jangan lupa juga untuk klik tombol share di bawah, supaya temen temen kamu di media sosial bisa tau.

Sekian artikel hari ini.

Salam Asal


Lanjut Baca Terus >>>

Thursday, July 16, 2015

[KONSULTASAL] Cowok Banyak Mau



Hai hai.. KONSULTASAL datang lagi untuk memberi saran-saran gokil untuk kamu yang lagi bingung, galau, dan pengen bunuh diri. Kasus kali ini dari seorang cewek yang bernama Bintang. Untunglah, pasienku sejauh ini masih cewek. Lebih semangat ngasih sarannya.


Silakan disimak curhatannya....
Pemisi gua boleh konsultasi kan bang heheh ? Makasih ya, soalnya gua gatau mau curhat ke siapa. Ok kita mulai. Nama gua disamarin jadi Bintang  aja wkwk.  Gua suka sama teman sekelas gua. Awalnya dari chat, terus dia ngajak telponan, dan sekarang kita berdua jadi suka skype-an gitu. Ga pernah absen tiap hari deh. Uda 3 tahun deh komunikasi kayak gini. Dia selalu cariin gua, kalo gua misalnya lagi liburan gitu atau kemana gitu yaa ,dia pasti merasa sepi gitu, pengen banget ngomong sama gua. Pokoknya gitu deh.
Dia juga selalu ada buat gua, senang maupun susah deh. Saling bantu kerjain tugas, inilah itulah. Tiap gua nangis dia sering ikutan sedih hiburin gua dengan nyanyian dia , terus kata dia kalo dia ada disana dia pengen peluk gua, terus apalagi kalo gua nangis karena dia, dia bakal nangis minta maaf gitu. Pokoknya selalu ada buat gua.
Dia juga kadang flirt gua manggil gua beb dan panggilan yang sejenisnya dan ga tau malu deh manggilnya. Dia juga sering muji gua padahal menurut gua, gua ga hebat. Selalu dia yang hubungi gua duluan, dan itu uda jadi kebiasaan sampai sekarang. Dia juga sering bilang, kalo gak denger kabar dari gua sehari aja dia tuh resah banget. Dia juga sering cerita tentang keluarganya, hobi, masa depannya, kesedihannya dan  banyak deh. Tapi dia ga sibuk cerita sendiri, dia sering banget kepo banget soal gua. Soal pendapat gua apapun itu. Dia juga pernah ngajak gua kuliah bareng, terserah deh dimana  asal ada yang nemenin gitu deh.
Dia pernah beberapa kali nanya gua suka sama siapa. Ga mungkin gua bilang  gua suka sama dia. Malu hehe. Jadi gua bilang kapan-kapan deh gua kasih tau.Suatu hari gua nanyain ke dia, “Kamu suka siapa?”. Dia malu-malu banget jawabnya. Tapi dia jawab, “Kamu”. Tapi itu bukan berarti dia nembak gua. Dia malah bilang gini ke gua, “Aku tu ga pantes buat kamu , aku tuh jelek, bodoh.” Gitu deh (pokoknya rendahin diri sendiri).” Kamu mana mau sama aku yang kayak gini, kamu baik sama aku, tapi aku ga bisa balas apapun dari kamu.
Terus gua bilang, “Kamu ga sejelek itu kok, kamu baik.” Tapi dia masih merasa ga pantas buat gua. Dia juga tanyain gua gimana sih cowok idaman gua, ya gua bilang yang baik aja cukup kok .
Terus suatu hari dia nanyain ke gua,” Kalo aku nembak kamu, kamu nerima kaga?”
Gua gantungi tuh jawaban 2 minggu hehe , gua mau liat reaksinya gitu. Dia terus mohon ama gua buat jawab. Akhirnya gua jawab,” iya”. Dia bilang, “Kenapa kamu mau nerima aku? aku kan orang yang ga baik, ga pantas buat kamu. Kamu itu terlalu baik. Aku ini bukan apa-apa. Kamu bukan nerima karena kasihan samaku kan?  Mending cari yang lain aja, yang lebih pantas.”
Terus gua ga jawab kenapa, gua bilang, “kapan-kapan deh aku jawab ya.”
Teman-teman sekelas juga ngira kami uda pacaran karena tiap dikelas dia hobi banget ajak aku ngomong. Ntah ngejek lah, ajak ngomong game lah, tentang pelajaran lah.. ya gitu deh. Kayaknya hampir sekelas kira kami pacaran deh.. padahal aslinya kagak..
Gua tau, sikapnya itu uda kayak pacaran sama gua. Gua takut kalo gua bilang suka sama dia, dia tolak karena dia ga pantas buat gua. Yang bikin gua sedih nih dia kadang bilang "Kalo kamu uda punya pacar, konsultasi aja ke aku.""Misalnya pacar kamu sakit, kamu harus blabla." Sakit banget denger dia ngomong gitu.
Atau dia bilang, "Kalo aku uda punya pacar nanti aku bakalan ngelakuin ini itu." Gua ga ngerti , dia suka gua tapi dia kayak ga mau pacaran sama gua. Gua sayang banget sama dia . Dia juga pernah bilang, “kalo kamu uda gak mau komunikasi lagi sama aku, bilang ya, walau mungkin gua bakal sedih banget sampai lama banget.”Dia juga bilang,” kalo ga ada kamu tuh rasanya hampa banget.”  Mau dia apa coba? Gua sedih banget, gua kudu ngapain coba?
Apa dia suka sama gua tapi gak pengen pacaran sama gua? Apa dia anggap gua cuma saudara?? Apa dia terlalu nganggap gua punya selera yang tinggi. Atau apaa??? T_T   Mau dia apa??
Tolong gua yaa bang.. sedih gua nih walau tiap hari kami tuh deket banget tapi kayak gini.
Terimakasih :"v

Hai Bintang. Rada rumit ya kisah kamu ini. Eumm. Btw, kalian udah ngejalanin hubungan gak jelas ini selama 3 tahun. Itu mulainya dari kelas satu dong ya? Lama bener. Tapi, aku kok rada gimana gitu ya sama gebetan kamu itu. Namanya kita bikin aja Aim. Aim the man who can’t be moved.


Kalian satu kelas kan nih? Berarti kalian masih dalam daerah yang sama. Enggak terpisah pulau, ataupun terpisah agama. Tsaahh.


Nah, kenapa kalau kamu lagi sedih, Aim gak langsung datang aja ke rumah terus ngehibur? Kenapa malah membuat pengandaian? Kenapa cuma ngehibur lewat dunia maya? Si Aim belum baca tulisanku tentang cowok romantis nih kayaknya.


Terus si Aim ini kok gak jelas banget jadi cowok. Udah diterima, malah pengen supaya gak diterima. Biasanya nih ya, alasan “kamu terlalu baik buat aku” itu dipakai untuk nolak atau mutusin orang. Lah ini, dipake supaya cintanya gak diterima. Aku jadi pengen nonjok ini cowok. Bawaannya kok kesel ya. Hahaha. Kesannya gak tau terimakasih gitu.

Ada jutaan cowok di belahan dunia ini yang pengen diterima jadi pacar dan menghapuskan status jomblo. Ini si kampret malah pengen gak diterima. Sok banget. Pake menjelekkan diri sendiri lagi.


Kayaknya sih dia termasuk tipe yang melankolis. Tipe kayak gini nih sukanya pura-pura kesakitan supaya dikasihani. Tapi dia bilangnya gak mau dikasihani. Rada-rada munafik gitu sih. Jadi misalnya dia sakit hati, dia bisa membentuk alasan dalam dirinya kalau kamu yang menyebabkan dia sakit hati. Padahal kesalahan dia sendiri -_-
Di bibir dia bilang, “Da aku mah apa atuh. Cuma celana dalam superman.”
Dalam hati, “Ayo dong puji aku sebagai supermannya.”


Kalo kamu muji dia sebagai supermannya, dia gak akan nerima dan berkeras ingin menjadi celana dalam superman. Gitu aja terus sampai superman gak make celana dalam.


Saranku sih kamu aja yang nembak dia. Bilang kalau kamu emang tulus sayang sama dia. Ini sekaligus menyentil egonya sebagai cowok. Karena kan “harusnya” yang nembak itu cowok.


Kalo dia masih banyak alesan juga, ya sudah. Berarti dia emang bukan seorang pejuang. Di awal aja gak ada perjuangan, apalagi nanti kalau udah pacaran. Cinta memang bukan melulu soal perjuangan. Karena yang berjuang juga seringkali disakiti. 


Tapi, lebih baik gagal dalam perjuangan ketimbang duduk diam menanti.


Itu aja saran yang bisa kuberikan ke kamu. Yang lain yuk kasih saran ke Bintang juga, biar dia tau gimana harus menyikapi tingkah Aim.


Kamu-kamu pernah ngalamin kisah kayak gini juga? Yuk share di kotak komentar. Jangan lupa juga klik tombol “share” di bawah ini, bagikan artikel ini ke sosial media yang kamu punya supaya yang lain bisa baca. Kalau ada yang pengen ikutan segmen KONSULTASAL, jangan ragu kirim curhatan kamu ke azeegha@gmail.com dengan subjek KONSULTASAL. 


Sekian artikel hari ini.


Salam Asal.

Lanjut Baca Terus >>>

Thursday, July 9, 2015

[CERPEN] Cinta Apa Adanya

BUG.

Niko jatuh tersungkur. Bibirnya mengeluarkan darah segar. “Bajingan,” umpatnya. Dia lalu bangkit dan berusaha menerjang Ryan.

Tinju dan tangkisan saling beradu. Kedua cowok itu bergulat di atas tanah. Pakaian mereka sudah lusuh dan sobek. Tapi, mereka sepertinya tidak memedulikan hal itu. Yang mereka pedulikan adalah bagaimana lawannya bisa terkapar.

Tasya hanya berdiri mematung. Dia bingung akan membela yang mana. Dia juga tau tak ada gunanya memanggil bantuan. Semua murid sudah pulang. Yang tersisa hanyalah Pak Ahmad, satpam sekolah yang sudah tua.

Tasya mengepalkan kedua tangannya. Dengan suara yang bergetar dia berteriak... “CUKUUUPP !!”

***
“Eh liat tuh. Anak baru kayaknya.”

“Anjir. Cakep abis. Blasteran nih.”

“Blasteran Jepang-Belanda pasti.”

“Lah. Penjajah dong. Tapi gapapa. Rela deh hati gua dijajah sama dia.”

“Tinggi, cakep, montok lagi. Anjir.”

“Semoga dia masuk ke kelas kita. Aminnn aminnn.”

“Pssstt. Sombong amat, Neng. Lihat kita dong.”

Bisik-bisik dan godaan terus terdengar di sepanjang lorong. Tasya berjalan cepat-cepat sambil menundukkan kepalanya. Dia tidak terlalu suka berada di keramaian. Apalagi dibicarakan seperti sekarang.

***

“Anak-anak. Perkenalkan, ini adalah Tasya Lutfiah. Murid pindahan dari Medan. Tolong bantu dia beradaptasi, ya.” Pak Dion lalu menunjuk bangku kedua dari barisan ketiga. “Kamu duduk disitu ya !”

Tasya mengangguk pelan. Lalu beranjak ke bangkunya. Dia memandang sekeliling dan tersenyum ramah. Anak-anak cowok kebanyakan langsung bertingkah bodoh begitu terkena senyumnya. Ada yang nari saman, ada yang berlagak seperti Agung Hercules, ada juga yang mesem-mesem sambil tangannya maju mundur di bawah meja.

Yang cewek berlagak bloon dan pura-pura gak liat. Mungkin merasa tersaingi.

***

Bel istirahat berbunyi. Niko melihat Ryan sedang ngobrol dengan si anak baru. Sialan. Bagian gua diembat.

Dengan langkah-langkah panjang, Niko menginterupsi obrolan mereka.

“Hai Tasya. Kenalin, gua Niko. Cowok paling ganteng di kelas ini.” Niko menyisir rambutnya ke belakang. Berusaha terlihat maskulin. Meski lebih mirip Mas Kuli.

Tasya tersenyum. “Tasya. Salam kenal juga.”

“Ke kantin yuk, Sya. Disini hawanya sumpek.” Tanpa babibu Ryan menarik tangan Tasya. Setengah bingung, Tasya ikut berdiri mengikuti Ryan. Niko yang belum puas ngegombal, ikut-ikutan menarik tangan Tasya yang satunya. Alhasil, Tasya sudah seperti tali tambang. Ditarik kesana kemari.

“Aduh..sakit,” jerit Tasya. Dia merasa kedua tangannya memanjang satu meter.
Niko buru-buru melepas tarikannya. Tasya malah terpental ke pelukan Ryan. Mereka berdua terjatuh. Ryan mendekap Tasya. Berusaha melindunginya. Pipi Tasya bersemu merah.

“Heh kampret. Elo ngambil kesempatan dalam kesempitan ya. Dasar mesum.” Tiba-tiba tinju Niko sudah mendarat di rahang Ryan. Tasya menjerit karena kaget. Cewek-cewek lain histeris. Yang cowok berusaha memisahkan Niko dan Ryan.

Ryan memandang Tasya sekilas lalu menatap Niko dengan dingin. Dikebaskannya genggaman teman-temannya yang memegangi dia. Dengan santai didekatinya Niko dan berbisik di telinganya, “Urusan ini belum selesai. Kita lanjutkan di halaman belakang sepulang sekolah.” Lalu dia tersenyum kepada Tasya dan melenggang santai keluar kelas.

***

Tasya merasa tidak enak. Dia menganggap perkelahian tadi disebabkan oleh dirinya. Maka dia pun menguntit mereka berdua ke lapangan sepulang sekolah.
Samar-samar dia mendengar pembicaraan mereka.

“Kalau gua bisa ngalahin lo, Tasya jadi milik gua. Jangan ikut campur lagi.”

“Deal. Dan hal sebaliknya berlaku untuk elu.”

“Deal.”

Ryan dan Niko lalu berkelahi dengan seru. Jurus-jurus andalan seperti “tokek menapak angin” dan “mama minta pulsa” dikeluarkan. Mereka berdua memang jago beladiri. Saking jagonya, mereka diikutkan dalam olimpiade baca puisi.

HIATT.... CIATT... CIAT... BAG..BUG...

Tasya cuma bisa menyaksikan. Dia bingung kenapa mereka bertingkah seperti pemain sinetron. Mereka bahkan gak bertanya apakah Tasya menyukai mereka atau tidak.
Tasya mengepalkan kedua tangannya. Dengan suara yang bergetar dia berteriak... 

“CUKUUUPP !!”

Niko dan Ryan membeku. Pukulan mereka kaku di udara. Nyaris mengenai biji mata lawan masing-masing.

“Kenapa kalian saling berkelahi demi memperebutkan aku? Kalian bahkan baru melihatku hari ini.” Tasya bertanya dengan bahu yang naik turun. Dia terisak-isak.

“Aku sudah menyukaimu sejak pertama melihatmu, Sya,” ucap Ryan lembut. “Aku yakin kamu diciptakan untukku.”

“Behh. Omong kosong. Jelas-jelas dia diciptakan untukku. Dia adalah tulang rusuk yang selama ini aku cari.” Niko menyanggah.

“Tulang rusuk lo udah lama hilang digondol anjing,” sindir Ryan.

Tasya menatap mereka berdua tidak percaya. “Kalian egois ! Kalian bahkan tidak peduli apakah aku menyukai kalian atau tidak !”

Niko dan Ryan diam membatu sambil menatap satu sama lain.

“Aku yakin, kalian bahkan tidak bisa menerima aku apa adanya.”

“AKU BISA.” Niko mengacung cepat-cepat. Dia tersenyum pongah kepada Ryan.

“Aku juga akan menerima kamu apa adanya, Sya.” Ryan tak mau kalah. 

Tasya diam sambil menunduk. Dia berbisik pelan, “Tidak..kalian tidak bisa.”

Ryan maju ke arah Tasya. Lalu memeluknya. “Yakinlah, Sya. I love you just the way you are.”

Tasya menatap mata Ryan lekat-lekat. Matanya berbinar-binar. Ada secercah harapan disitu.

 “Benarkah? Bahkan kalau aku seorang transgender?”

Niko dan Ryan terkejut. “A-apa maksudmu, Sya?” tanya Ryan.

“Kamu pasti becanda kan?” tambah Niko.

Tasya menggeleng pelan.

“Aku bisa membuktikannya pada kalian.”

Dia membuka kancing bajunya, sehingga tinggal bra. Bra yang menutupi segumpalan daging.

Napas Ryan dan Niko memburu. Ini sudah seperti pertunjukan striptease, pikir mereka. Celana mereka mendadak sempit. Ada yang berontak.

Tasya membuka roknya, menyisakan celana dalam.

Gleg.

Niko dan Ryan menelan ludah. Berani banget ni anak setengah telanjang di lapangan seperti ini.

Namun ada yang aneh. Celana dalam tersebut terlihat membalut sesuatu yang menonjol. Menonjol seperti...

Niko dan Ryan memandang satu sama lain. Mereka mulai saling mendorong dan mengatakan,

 “Tasya untuk lo aja deh. Terima dia apa adanya dong.” “Untuk lo aja, dia kan tulang rusuk lo.”

Mereka terus melakukan itu sambil berjalan. Akhirnya mereka menghilang di ujung lapangan. Meninggalkan Tasya sendirian.

Tasya menyunggingkan senyum tipis sambil memakai pakainnya kembali.



Ahh. Cinta. Begitu mudah diucapkan. Begitu mudah mengatakan penerimaan apa adanya. Namun, kebanyakan dusta.

Ada untungnya juga aku meminjam pisang ini dari kantin tadi.

Hari-hariku bakal lebih damai setelah ini.

-Tamat-



Rada absurd ya ceritanya? Hahaha. Udah lama nih gak bikin fiksi. Semoga kalian suka. Kritik dan saran sangat dinantikan. Supaya aku bisa membuat karya yang lebih baik lagi. Pesan moral dari cerpen ini, jangan terlalu cepat mengatakan kamu bisa menerima seseorang apa adanya. Bisa jadi itu semua akan berubah ketika kamu mengetahui siapa dirinya sebenarnya.

Sekian untuk hari ini.

Salam Asal.


Lanjut Baca Terus >>>

Saturday, July 4, 2015

Kenapa Cowok Harus Romantis?

Sering gak liat meme di TL Line atau Instagram yang isinya tentang cowok romantis. Dimana si cowok itu tiba-tiba udah sampai di depan rumah ceweknya sambil bawa hadiah. Entah itu makanan, minuman, mas kawin, mastur atau masalah.

Lalu endingnya ada tulisan, “Ya ampuuunn. Sisain satu cowok kayak gini.”

Cowoknya disisain satu. Ceweknya banyak. Emang rela bagi-bagi?

Pas pertama kali baca meme itu, okelah. Bisa jadi bahan pembelajaran untuk ngasih surprise sama pacar kelak. Kelak pisang.

Tapi, makin kesini, kok makin menjadi-jadi aja ya? Makin banyak meme sejenis. Ini maksudnya apa coba? Cowok di Indonesia udah gak pada romantis semua?  Makanya kalo minta itu jangan disisain satu. Disisain banyak. Gitu deh jadinya.

Mpus.

Aku pribadi bukanlah orang yang romantis dalam pacaran. Weittt, gini-gini pernah pacaran juga dong. Aku pernah punya mantan. Nama panggilannya Moli. Lengkapnya Moliat atau mobeli, Bang? Masuk aja dulu.

Tak pernah terfikir di benakku untuk datang ke rumah pacar sambil bawain susu kuda nil. Tak terfikir di pikiranku untuk menculik pacar yang lagi bosen lalu ngajak ke tempat rekreasi. Yah, mungkin ini penyebab aku jomblo.

Kalau dipikir-pikir sih ya, emang cowok romantis cuma sebatas itu doang? Bawa-bawa barang ke depan rumah. Berarti pengantar paket dan surat adalah orang paling romantis sedunia.

Apakah keromantisan harus dilakukan terus menerus supaya cewek senang? Bukankah seperti segala sesuatu yang menjadi rutinitas, hal itu akan menjadi membosankan? Ketika ide si cowok untuk menjadi romantis sudah terkuras habis, apakah cowok itu langsung mendapat predikat tidak romantis?

Aku punya temen yang selalu pengen cowoknya melakukan hal-hal berbeda setiap mereka memperingati hari jadian. Kalau bulan ini diajak ke gunung, bulan depan diajak ke laut, bulan depan lagi diajak ke taman bermain. Bulan depan lagi ternyata udah putus.

Dia menginginkan situasi berbeda untuk setiap kejutan. Dan kalau si pacar barunya ngasih kejutan yang sama kayak mantannya, maka dia berucap, "Semua cowok sama aja."

Maderfader.

Tapi supaya lebih yakin lagi, aku bertanya tentang kriteria cowok romantis di salah satu grup di Line. Iseng-iseng bikin survei lah. Survei Asal

Dan hasilnya adalah ini. ..

Beberapa chat sengaja disensor. Karena tidak terlalu terkait. Tapi nama mereka tidak perlu disensor. Itu atas dasar permintaan mereka sendiri. Pengen terkenal.



Cowok yang romantis itu ternyata adalah cowok yang suka meluk. Jadi, sering-seringlah memeluk pacar kamu. Begitu dia udah mulai diem dan merajuk gak jelas, langsung aja peluk. Kalau gak punya pacar, boleh peluk pacar orang. Selain dapat predikat romantis, kamu juga bakal dapat bogem mentah. Tapi, pelukan ini sering sekali berakhir dengan grepe-grepe. Ekhm.


Cowok romantis jenis kedua adalah cowok yang tau tanggal mens ceweknya. Ya meski Lula typo. Bilang cowok romantus. Padahal caps lock udah jebol, tapi masih typo. Hih.

Anyway, kenapa cowok harus tau tanggal mens ceweknya supaya dapat predikat romantis? Supaya tau kapan harus nyoblos? Supaya perut gak membesar tiba-tiba? Atau apaa?? Gua gagal paham. Mungkin ada yang paham. Monggo dijawab di kotak komentar. 

Terus apa hubungan cowok romantis dengan harta gono gini? Woii. Masih pacaran kok udah mikirin harta gono gini? Dikasih karung goni aja gimana?



Lanjut. Ternyata jadi cowok romantis itu gak mudah loh. Kudu memiliki ingatan yang jago banget. Kudu tau tanggal-tanggal penting dalam hubungan, tau favorit cewek, tau kebiasaan. Wuahhh. Aku gak bisa jadi cowok romantis kalau gitu. Sering lupa tanggal soalnya. Tau-tau udah tanggal tua aja. Sedih deh.

Tapi jangan sampai, inget ultah pacar tapi lupa ultah ortu ya. Durhaka.       
           

Cowok romantis berikutnya adalah mereka yang mau ngenalin si cewe ke temen-temennya. Aku sendiri kurang demen sih ngenalin cewek ke temen-temen cowok. Misalnya, aku gak ngasih kabar, terus dia nanya ke temenku, terus dia curhat, akhirnya malah mereka selingkuh. Kan tai. Tikungan di Indonesia ini banyak banget loh. Gak harus temen juga di tikung.

Tapi, perhatiin deh itu kalimat terakhir Hasna. "...gak malu bawa ceweknya ikut nongkrong bareng dua"

Kalimat ini pasti belum selesai. Kalau disambung, pasti jadi, "...gak malu bawa ceweknya ikut nongkrong bareng dua ceweknya yang lain."

Benar-benar lelaki yang romantis.                                         



Berikutnya, cowok romantis itu yang bisa ngucapin ijab qobul. Wuihh. Ini keren nih. Pasti Dini begitu mendambakan segera dilamar oleh Imam masa depannya. Tapi, lagi-lagi hal ini gak berlaku buatku. Aku gak bisa ijab qobul. Emang gak bakalan bisa jadi cowok romantis sepertinya  :(

Dan lihat deh Dini. Begitu bangganya dia memprokamirkan kalau dia pernah ngompol. Duh, Kalo gini imam masa depanmu keburu ilfil sama kamu, Din. Tapi, bisa jadi sih dia ngelamar kamu pake mas kawin ompol yang diawetkan. Bisa jadi.





Entah ada apa antara Dini dan ompol. Sehingga dia menganggap cowok romantis itu kudu bisa ngompol bareng. Oke, buat para cowok, untuk memenangkan hati Dini sangat mudah. Cukup latihan supaya ompolmu membentuk berlian.

Yak, begitulah Survei Asal kali ini. Ternyata jadi cowok romantis itu susah-susah gampang. Cowok romantis itu ternyata gak harus datang ke rumah pacar sambil bawain Chatime. Cukup dengan mengompol bareng, kamu sudah bisa dikatakan cowok romantis.

Kalau menurut kamu, cowok romantis itu yang kayak gimana sih? apa kamu setuju dengan pendapat mereka? Atau kamu punya pendapat sendiri? Yuk tuliskan di kotak komentar.

Sekian untuk hari ini. Semoga aku bisa mengadakan Survei Asal di lain kesempatan.
Salam Asal.


Lanjut Baca Terus >>>