Obrolan Ngalor-Ngidul

Arghhh. Hari ini super ngebetein. Semua bermula ketika gua lagi ngurus proposal organisasi, tiba-tiba pacar gua datang dari belakang dan langsung narik-narik sambil memberengut. Gua kaget dan rada kesel juga. Siapa sih yang suka digituin tiba-tiba?

“Kenapa?” Tanya gua berusaha selembut mungkin.

Dia cuma duduk sambil geleng-geleng dan kembali menarik-narik baju gua. Entah apa maksudnya, yang jelas gua bingung. Perhatian gua terbagi antara dia dan proposal. Jadi, gua abaikan dia sebentar dan menandandatangani proposal. Organisasi yang gua ikuti, bakalan ngadain pentas seni dan kebetulan gua ditunjuk jadi sekretaris panitia pelaksana. Proposal yang harus ditandatangani ada delapan buah dan masing-masing proposal harus tiga kali gua tandatangani.

Tapi pacar gua tampaknya gak senang, jadi dia kembali menarik-narik baju dan tangan gua. Gua mencoba menahan emosi yang sudah mulai menjalar ke ubun-ubun. Proposal yang udah selesai ditandatangani langsung gua kasih sama kawan gua yang juga ketua panitia pelaksana. Sebenarnya kami berdua yang harus memberikan satu proposal untuk rektorat. Tapi karena pacar gua lagi berulah gak jelas, terpaksa kawan gua pergi sendirian.

Kelar urusan proposal, cewek gua enggak juga memberi tahu kenapa dia uring-uringan gini. Gua tanya baik-baik gak dijawab. Dia kayak anak kecil yang gak dikasi permen, berontak gak jelas. Kayak cacing kepanasan. Dia hanya nyubit-nyubit badan gua sambil narik-narik baju.

Karena gak dijawab juga dan dia malah semakin liar, gua mengambil botol air minum, trus ngasi ke dia. Biar rada tenang sedikit. Tapi, dia malah menepis botol minuman itu. Dan supaya lo tau, itu sakit banget men ketika pemberian lo langsung ditolak bahkan sebelum dicoba.

Mood gua langsung berubah drastis. Turun ke titik nadir. Gua cuma diam, gua cuekin semua tingkahnya, gua gak peduli lagi.

Disini gua mulai berpikir, kenapa dulu gua pacaran sama dia. Gua bahkan jadi iri sama jomblo. Ketika jomblo disindir, gua malah pengen jadi seperti mereka. Gua bosan pacaran. Harus mengerti apa-apa tanpa dikatakan. Buat apa itu mulut diciptakan, kalau hanya mengandalkan kode?

Gak malu sama orang bisu? Mereka pengen bisa ngomong, tapi lo malah gak mau ngomong. Dikira semua cowok itu bisa baca kode dari cewek?

Bete banget gua sama tingkah cewek gua. Kayak anak-anak banget. Kalau ada masalah itu ya bilang aja baik-baik. Menarik perhatian kok dengan cara gak jelas gitu. Sok sok bete. Bukan simpati yang didapat, malah antipati plus enek.

Gua sebenarnya paling gak suka bete. Gak enak mau ngapa-ngapain. Semua jadi terasa gak sempurna. Sudah sekitar 3 jam gua gak ngabarin dia. Gua males berdebat gak jelas.

Kadang gua merasa, sendirian itu malah lebih baik. Gak perlu ada masalah dan perdebatan. Karena yang gua pikirin gak cuma dia juga. Dan dia malah lebih mikirin dirinya sendiri. Pengennya jalan-jalan terus, padahal kegiatan gua banyak. Buat apa sih jalan-jalan terus. Gak bosan apa? gua aja bosan kalau terlalu sering. Terlalu jadi rutinitas.

Gua juga pengen nyoba hal baru. Pengen kenal sama orang baru. Pengen dapat pengetahuan baru. Gua gak mau dikekang. Gua kuliah untuk nyari kawan sebanyak-banyaknya. Gua bukan anak SMA yang bentuk geng. Yang hanya bergaul dengan kawan kelompoknya. Gak ada gunanya hal itu di perkuliahan. Gua menjalin pertemanan supaya dapat koneksi, supaya dapat jaringan. Kuliah itu bentar. Gak bakalan terasa. Dan tiba-tiba udah masuk ke dunia kerja. Kalau gak siap, ya pasti jadi pengangguran. Dan gua gak mau itu. Gua harus mengasah skill.

Buat apa pacar kalau sama sekali gak mendukung. Buat apa pacar kalau cuma ngabisin uang. Buat apa pacar kalau cuma makan ati.

Mending putus aja.

Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway “Mari Meracau Tanpa Batas”

Gak usah deh ya diikuti giveaway ini. Gak ada gunanya juga. Kalau lo ada pengalaman yang sama dengan gua, silakan di share ya