Capres Pocong

Suatu pagi Sabtu yang mendung, seorang anak manusia yang tampan (kata Mak nya), sedang menggeliat. Dia baru aja terbangun dari tidur panjangnya. Halah. Apa ini.

Anak manusia itu tentu saja gua. Oke gak usah muntah.

Pagi-pagi biasanya gua suka nonton dulu, karna gak ada kerjaan. Biasanya sih ada kartun pagi. Tapi entah kenapa hari ini, channel tv malah

menyiarkan infotainment semua. Haduh, pagi-pagi udah disuguhi kayak gini. Terpaksa deh gua nonton.

Disitu lagi ada berita tentang perseteruan antara Ahmad Dhani dengan Farhat Abbas. Katanya sih ya, Farhat ini ngetwit tentang kecelakaan yang melibatkan anaknya Ahmad Dhani.

Karena merasa ayahnya dihina, Al pun menantang Farhat Abbas bertinju. Tapi, belakangan sih Persatuan Tinju Indonesia (Pertina) gak mengeluarkan izin untuk mereka.

Wah, sayang banget, pikir gua. Padahal kan seru tuh lihat mereka bertinju. Pengen liat perut buncit Farhat dijadikan samsak sama Al.

Dan seperti biasa, Farhat Abbas selalu menantang untuk sumpah pocong.

Oke. Cukup. TV nya gua matiin. Gua mendadak kebelet boker gara-gara denger pernyataan dia.

Gua rada bingung ya lihat tingkah Farhat. Demen banget kayaknya ikut campur di setiap urusan orang. Padahal dia kan pengacara, apa gak ada kasus yang harus ditangani ya? Atau jangan-jangan dia gak punya klien?

Dan kenapa dia selalu nantangin orang sumpah pocong? Kan dia kaum intelektual. Dia juga pengacara. Apa gak bisa nantangin orang sumpah yang lain? Sumpah dibawah kitab suci misalnya.

Karena sumpah pocong ini kan cuma ada di Indonesia. Mungkin di luar negeri, adanya sumpah vampir. Atau sumpah wolverine.

Atau bisa juga dia usulkan tentang sumpah yang jauh lebih keren. Sumpah Palapa. Itu keren banget kan. Sumpah menyatukan nusantara. Atau Sumpah Pemuda.

Daripada sumpah pocong. Kenapa kita harus selalu mengambil jatah makhluk halus. Kasihan kan mereka, udah meninggal tapi tetap tidak mendapat haknya. Kalau kita melakukan sumpah pocong, pocong sumpahnya gimana?

Masak pocong nya jadi Sumpah Miapa? Alay banget tuh pocong. Mungkin cara pocong bersumpah jadi gini. 

“Cumpah? Cius? Enelan? Miapah?” Sambil mulut dimonyong-monyongkan sok imut.

“Miyabi.” Kalau ada pocong kayak gini, bukannya takut, gua malah pengen nyambit dia sendal.

Semoga ini gak menjadi judul film horor baru. Pocong Alay. Para sutradara, jauhi artikel ini.

Oke, kembali ke topik awal.

Farhat juga katanya mau mencalonkan diri jadi capres. Wah, udah pasti gua gak bakal milih dia deh. Bisa-bisa semua perkara pemerintahan kacau balau.

Bayangin aja kalau orang mau jadi PNS harus sumpah pocong dulu. Gua yakin, kalau dia nanti jadi presiden, pas dilantik, dia bukannya mengucapkan sumpah jabatan. Tapi malah sumpah pocong.

Mau jadi apa negara ini? Negara para dedemit? Dimana hantu pun bebas mengekspresikan diri?

Absurd banget.

Iseng-iseng gua nyari di internet, tentang komentar-komentar Farhat yang berkaitan dengan sumpah pocong. 

Contohnya ini nih. Dia lagi ngomentarin pas Zaskia Gotik sama Vicky lagi ada masalah. Mungkin dia merasa tersaingi oleh Vicky. Karena kalimat aneh Vicky yang aneh, malah jadi tren. Makanya pak Farhat, anda jangan cuma berkonspirasi kemakmuran dengan para pocong. Ada baiknya mengurusi labil ekonomi negara kita yang sudah 68 my age.

Nah, yang ini komentar dia pas ngajuin sumpah pocong dimasukkin jadi RUU. Kebayang gak sih kalau sumpah pocong dijadikan UU. Mau jadi apa negara ini? Negara yang takut sama pocong? Makin kacau nih negara kalau dia jadi presiden. Apakah kalau kita nanti berperang dengan negara lain, kita mengandalkan bala bantuan dari dunia gaib? Disaat negara lain meningkatkan alutsista, kita meningkatkan jumlah jin. Duh.

Kalau yang ini komentar dia karena Jokowi gak mau nerima gaji. Kalau soal makan, kan ada tunjangan dari pemerintah. Dasar nih si Farhat. Bisanya memojokkan doang. Nuduh orang pencitraan. Lah dia sendiri, komentari ini itu, apa bukan pencitraan itu namanya? Sayangnya pencitraan buruk yang malah dia dapat.

  

Pas gua baca yang ini. Gua melongo dengan sukses. Konsistensi orang macam ini memang patut dipertanyakan. Munafik banget. Beraninya cuma nantangin orang lain untuk sumpah pocong. Eh, pas ditantang balik, malah gak berani. Nyalinya menciut.

Apa lo mau presiden kayak gini? Setidaknya presiden yang doyan prihatin lebih bagus daripada presiden yang suka nantangin orang sumpah pocong.

Gua khawatir, kalau dia udah jadi presiden, dia juga bakal nyeleksi para menterinya dengan cara sumpah pocong.

"Bapak Tifatul, sebelum Anda dilantik jadi menteri, Anda harus bersedia mengucapkan sumpah.”

"Siap Pak! Demi Allah saya bersumpah/ berjanji, bahwa Saya, untuk diangkat pada jabatan ini...,”

"STOPPP ! Bukan itu yang saya maksud. Anda seharusnya mengucapkan Sumpah Pocong. Anda tidak cocok menjadi menteri. ENYAHH !"

“-_-“

Presiden macam apa ini.

Farhat ini juga doyan banget ngetwit. Kayaknya sih dia berobsesi jadi selebtwit. Ya makanya rada cari perhatian gitu deh.

Gimana kalau dia nanti jadi presiden?

Mungkin dia bakal ngetwit gini

"Ah Obama. Cuma pandai pidato doang. Itu gua juga bisa. Kalau dia berani, saya tantang Obama untuk sumpah pocong."

Gara-gara twit gitu. Amerika murka. Mereka lalu menyiapkan semua tentara, agen FBI, SWAT, Delta Force dan alutsista yang modern.

Sementara Indonesia, dibawah pimpinan Presiden Farhat, menyiapkan kemenyan, perlengkapan santet, Genderuwo, Kuntilanak, Pocong, dan Babi Ngepet.

Absurdnya semakin berlipat-lipat ganda.

Postingan ini bukan gua buat untuk memojokkan Farhat. Cuma sekedar berbagi cerita. Karena gua resah dengan setiap kalimat sumpah pocong yang diucapkannya.

Sekian dulu deh postingan gua kali ini.  Kalau lo gimana? setuju gak sama perilaku Farhat? Atau mungkin lo ada pendapat lain tentang sumpah pocong Farhat?

Silakan share di komen ya. Gua mau sumpah pocong dulu nih. bye bye