Monday, April 27, 2015

Aturan di dalam angkot

Aku termasuk salah seorang angkotholic. Kemana-mana ya pigi naik angkot. Bahkan, ke indomaret di depan kompleks aja kudu make angkot. Aku mah gitu orangnya. 

Walaupun, kadang suka sebel sama supir angkot karna naikin harga sesuka hati kalau bbm naik, tapi angkot tetap di hati. Itung-itung menjadi sumber penghasilan. Beramal.
Karena keseringan naik angkot, aku jadi terbiasa mengamati penumpangnya. Seperti yang ada di artikel tentang tipe penumpang angkot. Menurutku, di dalam angkot itu harusnya ada aturan-aturan tidak tertulis yang menjadikan angkot lebih nyaman ditumpangi.

1. Dilarang menyalakan dan mengisap rokok serta dilarang mengembuskan asap rokok.
 
Sumber

Orang yang sedang merokok di dalam angkot menurutku adalah seorang pelanggar HAM. Patut dimusnahkan dari muka bumi. Harusnya kan perokok itu sadar kalau angkot adalah tempat umum. Semua orang bebas untuk menghirup udara bersih di dalam situ. Penumpangnya udah pada bau ketek, gak usah deh ditambahin pake asap rokok. Apalagi kalau macet, pengap, ditambah asap rokok. Duh, itu perokoknya pengen dikameha-meha di bagian dubur kali ya.

Kalau ada yang berani mengembuskan asap rokok di dalam angkot, dan kamu terganggu, jangan takut untuk menegur.

“Pak. Mau ngembusin napas terakhir juga gak?”

2. Cewek cantik duduk di depan
Sumber
Ini slogan di angkot entah dari jaman kapan. Biasanya, sih stikernya ditempel di bagian dashboard mobil atau di pintu angkot. Modus supirnya doang sih ini, supaya gak capek kalau lagi nyetir. Minimal ada pemandangan seger lah di sampingnya. Siapa coba yang gak senang, kalau misalnya lagi suntuk karena macet, trus ada suara yang bilang, 

“Sabar dong, Bang. Ntar rejekinya seret, loh.” 

Dan ternyata yang ngomong gitu Chelsea Islan. Ya ampun, aku rela deh jadi supir angkot kalau dia duduk mulu di depan. Tapi, kalau yang duduk di depan kayak Dijah Yellow, beuhh, pas ada tikungan tajam,  pintunya kubuka diem-diem, trus si dijah kutendang keluar. Jadi, kalau kamu gak merasa cakep, jangan coba-coba duduk di depan ya. Ntar malah ditendang keluar.

3. Mamak-mamak selalu menang

Sumber klik gambar


“Dek, minggir sikit. Dekat aja aku ini.” Trus dia duduk, geser-geser pantat, lalu naruh belanjaan. Kenal sama spesies gitu? Merasa familiar?

Yak, mereka adalah mamak-mamak. Entah yang mau belanja atau mau kemana aja, hampir sama semua tingkahnya. Suka ngatur-ngatur penumpang lain, “Eh, geser kau. Ayo kak, masih muat ini. Bisa dua orang lagi.”

Padahal sisa tempat duduknya gak lebih dari lima cm. Kadang aku juga bingung, ini yang mana supir yang mana penumpang. Kok malah dia yang lebih heboh masukin penumpang. 

Tapi, kalau mamak-mamak udah bertitah, mending ikutin aja deh. Ntar, malah kena seribu ayat tentang menghargai orang yang lebih tua. Tentang kemalasan anak muda jaman sekarang. Dan endingnya, dikutuk jadi ban dalam.

Nah itu aja sih menurutku aturan yang seharusnya ada di dalam angkot. Kalau menurut kamu gimana? Setuju juga gak? Atau kamu punya aturan lain? Yuk cerita di kotak komentar. Jangan lupa juga untuk nge-share artikel ini di media sosial kamu, supaya temen kamu yang lain bisa baca.

Sekian untuk hari ini.

Salam Asal


Lanjut Baca Terus >>>

Monday, April 20, 2015

[Review Musik] TAMMA- Tuhan Sedang Bercanda




Beberapa minggu yang lalu, salah seorang fans di twitter memintaku untuk mereview lagu ciptaannya. Entah dia kesurupan penunggu hati mantan atau mungkin sedang dalam pengaruh sakaw karna foto Pamela yang beredar. Entahlah. Bisa-bisanya aku, yang hanya seorang penikmat seni, malah diminta tolong untuk mereview. Dia bukan minta tolong sama yang ngerti tentang musik. Aneh memang.

Alasannya sih, dia bilang supaya aku lebih jujur dan objektif menilainya. Pret. Padahal sih aku tau, alasan sebenarnya adalah karna dia gak sanggup bayar kritikus yang beneran ahli. Hih.

Dia juga minta, supaya akun pribadinya jangan disebutkan. Cukup akun officialnya aja. Belum apa-apa udah sok misterius aja ini si kampret. Gak bakal ada juga kali yang tertarik untuk kepoin akun mu -_-.

Tapi, ya sudahlah. Karna aku emang baik, jadi aku sanggupin untuk mereview.

Intro lagu ini udah langsung bikin kuping adem. Menggunakan gaya permainan pop akustik yang sedikit jazzy. Mirip-mirip Tulus gitu.  Permainan gitarnya kayaknya udah cukup mahir. Soalnya main dengan cara gitu susah banget. Yah, setidaknya untukku. 

Suaranya juga serak-serak bass gitu. Tipe suara yang menurutku, bakal langsung bikin cewek meleleh. Satu hal yang aneh adalah, dia masih jomblo. Kalau aku punya suara dan permainan gitar kayak gitu, beuhhhh. Tiap hari bisa gonta-ganti cewek. Entah dia terlalu pemalu untuk deketin cewek, atau sebenarnya dia lebih suka cowok. Hmmm.

Lanjut ke bagian liriknya. Pas udah masuk ke pertengahan lagu, aku berucap dalam hati “Tae banget ini si @TAMMA_official. Liriknya dalam banget anjir.” Seriusan. Isi lagunya menceritakan kalau emang ada beberapa cinta yang lebih baik kita ikhlaskan. Ada cinta yang tidak bisa dipaksakan, semakin diusahakan bersatu malah semakin menyakiti. Cara terbaik adalah berpisah.


Kan tai. Siapa sih yang gak langsung galau denger lagu gini. Serangan flashbacknya udah kayak counter attacknya Real Madrid musim lalu. tajam, cepat, menusuk di jantung.

Dalam romansa, logika emang gak bisa dikesampingkan. Cinta bukan sekedar luapan emosi semata. Mungkin bagi yang masih remaja, cinta hanya sekedar masalah hati. Kalau suka ya pacaran. Gak suka ya gak jadian. Tidak ada tuntutan untuk memikirkan masa depan. Beda dengan mereka yang udah memasuki kepala dua atau kepala kepala angka tinggi lainnya. Bukan cinta seperti itu yang dicari. Tapi, cinta yang bisa menjadi pelabuhan terakhir, cinta yang saling melengkapi dan menerima apa adanya.

Tapi, ingatlah wahai pecinta. Tuhan mungkin sedang bercanda dengan kisah cintamu.


Cinta memang banyak bentuknya. Tapi tak semua bisa bersatu.

-Tulus

Nah, gitu deh hasil review untuk lagu ini. Aku mereview hanya dari segi kenikmatan 
dan keindahan seni. Bukan dari segi teknis. Karena seni sejatinya adalah subjektif. 

Tapi kalau kalian punya penilaian tersendiri mengenai lagu ini, silakan beri komentar ya. Biar yang punya lagu juga tambah semangat berkarya. Buat yang cewek-cewek, buruan tuh stalking akun officialnya. Siapa tau jodoh. Jangan lupa juga untuk nge-share artikel ini di media sosial kamu, supaya temen kamu yang lain bisa baca.

Sekian untuk hari ini.


Salam Asal. 
Lanjut Baca Terus >>>

Wednesday, April 15, 2015

[Konsultasal] Senior Tapi Mesra



Wuuuhuuuu. KONSULTASAL hadir lagi. Kali ini, pasien adalah seorang cewek bernama Ratih. Penasaran dengan masalahnya? Yuk, kepoin curhatannya.

Kenalin, nama gue Ratih. Jadi gini, gue suka sama cowok, anggep namanya Ali. Gue suka sama Ali itu dari gue mos. Ali ini kakak kelas gue sekaligus osis senior. Jadi waktu gue mos, dia yang ngemosin. Waktu mos ini harusnya osis tuh jahat. Yap dia emang jahat ke anak mos, kecuali gue. Dia baik banget sama gue sumpeh.

Jadi, dulu pas disuruh ngasih surat cinta, gue ngasih ke dia. Gue gatau perasaan Ali, dan akhirnya gue jadi osis junior. Pas gue jadi osis junior, gue deket lagi sama Ali, Ali rangkul gue lah, pokoknya kayak orang pacaran. terus berlanjut dari gue kelas 7, sampe gue 8 mau naik kelas 9, hubungan kita kek gitu. Tapi kita pernah sama-sama punya pacar, tapi pas gue punya pacar perasaan gue ga berubah sedikitpun ke dia.

Gitu pun dia tapi KATANYA . Dan kemarin kita jalan sama osis rame-rame karena guru gue kawin. Dia duduk di bis sama gue. Gue udah kayak drama korea sama dia. Pelukan, pegangan tangan, ketawa-ketawa, saling cerita, dia tidur dipaha gue, gue gantian tidur di pundaknya. Pokoknya so sweet gila, dan sampe hari ini gue masih kepikiran tentang hubungan kami.

Gue takut setelah itu perasaan dia berubah. Gue harus gimana ? Ali sama sekali ga ngasih kepastian, sedangkan kalau jalan kita pegangan tangan, tangan gue dimasukin ke kantong bajunya lah. Pokoknya sweetttttt. Tapi kadang gue galau juga -.- dan juga gue blom move on 100% dari mantan gue. Tapi kalau gue ketemu Ali, perasaan gue ke mantan gue ilang. Tapi kalau ketemu mantan lagi. Ya inget lagi.

Gitulah curhatan gue. Saran woi. Ditunggu. Makasih.


Kok kesel ya baca kalimat terakhirnya? -_-

Hai, Ratih. Membaca curhatanmu, aku jadi teringat dengan masa ospekku dulu. Masa dimana penderitaan bisa berujung cinlok. Tapi, kamu cinloknya sama senior. MOS atau ospek emang sering dijadiin sebagai sarana mencari jodoh bagi para senior kurang kasih sayang. Makanya, kadang heran dan sedih kalau liat ospek yang make kekerasan dan berujung dengan kematian.

Kalau semasa MOS seniornya udah punya target gebetan, ya pasti bakal dibaik-baikin lah. Kayak Ali dan kamu. Tapi, yang bikin heran adalah kenapa kalian gak jadian aja? Kenapa harus menjalani hubungan tanpa status? Dan herannya kenapa kamu mau aja.
Apalagi kamu ngejalaninnya dari kelas 7 sampai kelas 9. Buset. Gak capek tuh 3 tahun tanpa status? Apalagi hubungan kalian masih tetap begitu, sementara kalian udah punya pacar. Kenapa hubungan kalian harus melukai orang lain? Hati siapa coba yang gak sakit kalau pacarnya ternyata menjalin hubungan mesra dengan orang lain. Sakit woi sakit. I know that feel *eh.

Sorry to say, mungkin ini karena kalian masih SMP. Bukan nge-judge. Cuma umur segitu emang masih labil. Labil dalam asmara, labil dalam emosi, dan jarang berpikir jauh ke depan.

Berarti kalian rangkul-rangkulan ketika kelas 1 SMP? Entah aku yang terlalu kolot, atau zaman yang bergerak terlalu cepat. Menurutku, usia tersebut masih sangat bau kencur untuk mencicipi asmara. Tapi, entahlah. Anak jaman sekarang emang kelakuannya udah terlalu banyak dipengaruhi film.

Eh, sori. Jadi emosi sendiri. Hahaha

Jadi, Ratih. Sebenarnya hubungan kalian itu udah lumayan intim, loh. Udah pake acara tidur-tiduran segala kan. Kamu tidur di bahu dia. Dia tidur di paha kamu. Dan yang jomblo cuma bisa tiduran di jalanan.

Gak ada salahnya sih kamu minta kepastian sama dia. Jangan mau digantungin terus dong. Jemuran kalau terlalu lama digantung, bakal lepek juga loh. Kering-kering kisut gitu. Kamu mau, di usia yang masih muda udah kisut? Lebih baik tanyain saja. Siapa tau dia juga bisa membantu kamu move on dari mantan.

Menurutku, sih kalian cuma saling melarikan diri. Kalian punya pacar, tapi tetap menjalin hubungan TTM. Ketika bosan atau lagi marahan dengan pacar, Ali bisa lari ke kamu, dan sebaliknya. Ibaratnya, kalian menjadikan masing-masing pihak sebagai pemain cadangan. Ironinya, kalian sama-sama tidak tau kalau sedang jadi pemain cadangan. Jangan menjadi cewek yang terlalu “murahan”, bisa dipegang tapi gak punya status apa-apa.

Saranku juga, jangan memulai suatu hubungan dengan orang lain, sebelum kamu benar-benar move on. Ntar, malah semakin banyak hati yang tersakiti. Tsaahh.
Dan drama korea itu cuma sekedar acara televisi. Gak lebih dari rekaan manusia. Jangan terlalu terpengaruh deh dengan drama gituan.

Begitulah, Ratih. KONSULTASAL kali ini menyarankan kamu untuk meyakinkan hati agar move on 100%, lalu meminta kepastian dari Ali. Jangan biarin orang tiduran di paha kamu, tanpa ada suatu hubungan ya. Bisa jadi, setelah itu malah bagian lain yang dijadiin bantal.

Sekian KONSULTASAL hari ini. Kalau yang lain gimana? Pernah ngalamin kisah kayak gini juga? Kasih saran dong untuk Ratih, gimana sebaiknya dia bersikap menghadapi Ali.

Kalau ada yang mau ikutan KONSULTASAL, silakan kirim curhatan kamu ke azeegha@gmail.com ya. Jangan lupa juga untuk nge-share artikel ini di media sosial kamu, supaya temen kamu yang lain bisa baca.

Salam Asal.





Lanjut Baca Terus >>>

Monday, April 13, 2015

[Review Film] Fast and Furious 7



Hei ho. Kali ini aku bakal ngasi review tentang film adu balap mobil super mewah. Fast and Furious 7.

Sebelumnya, mau curhat dikit boleh kan? Boleh dong. Blogku sendiri juga. Sepanjang nonton film ini, aku sangat terganggu dengan aksi penonton lainnya yang malah main smartphone ketika sedang nonton. Masalahnya adalah di tengah-tengah suasana yang gelap gulita, cahaya dari smartphone itu udah kayak sinar matahari. Menusuk langsung ke mata. Mana dia duduk di sampingku lagi. Huh. Kenapa sih masih ada orang kayak gini? Apa kudu ada sosialisasi cara menonton di bioskop yang baik dan benar?

Terus, ada juga penonton yang terlambat, yang ketika masuk, dengan seenak udelnya ngarahin flash smartphone kemana-mana. Untuk mencari tempat duduk. Dude, please. Harusnya yang perlu disorot itu kursinya, bukan muka penonton yang lain. Aku udah berasa lagi digerebek sama satpol pp di kafe remang-remang. Bawaannya pengen ngejorokin mereka guling-guling ke kursi paling bawah. Apalagi mereka pasangan. Hih. Nafsu jorokin makin gede.

Oke. Marah-marah selesai.

Fast and Furious 7 diawali dengan pembukaan epic oleh Jason Statham, yang berperan sebagai Deckard Shaw. Bagi yang sering nonton film Statham, pasti tau kalau Statham selalu digambarkan sebagai manusia yang kerjaannya nuntut balas dendam mulu. Dan kalau udah balas dendam, gak ada yang bisa ngehentiin dia. Jadi, pembukaannya adalah Shaw berada di suatu ruangan rumah sakit, dimana adiknya dirawat. Dan untuk masuk ke ruangan ini ternyata dia udah menghabisi semua polisi satuan khusus, yang bertugas untuk berjaga-jaga. Gila banget.

Di film ini dia juga kerjanya ya balas dendam. Membalaskan dendam adiknya, Owen Shaw, ke tim Dominic (Vin Diesel)

Shaw pelan-pelan mulai menyerang anggota tim Dom. Diawali dengan penyerangan Hobbs (Dwayne Jhonson), membunuh Han (Sung Kang) di tokyo, lalu menyerang keluarga O’Connor (Paul Walker) dengan bom. Dari semua penyerangan itu, hanya Han yang menjadi korban. Hobbs walau jatuh dari tingkat atas markas kepolisian, masih bisa diselamatkan.

Dom geram. Dia dan tim yang lain memburu Shaw. Dengan bantuan Ramsey, seorang hacker yang mereka selamatkan sebelumnya. Ramsey memiliki suatu alat, yang disebut God’s Eye. Alat ini bisa mendeteksi seseorang dimanapun dia berada.
Film ini gak cuma menyuguhkan balapan antar mobil-mobil super, tapi juga dipadu dengan aksi aksi yang bikin berdecak kagum. Tembakan, deru mobil, suara bom, ledakan dimana-mana, akan menjadi hal yang akan selalu ditemui sepanjang film ini. Kehancuran dimana-mana.

Untunglah, sutradaranya tidak lupa memberi sentuhan komedi. Rom (Tyrese Gibson), yang kelihatan garang dan banyak omong, terlihat seperti anak kecil yang merengek ketika mereka akan loncat dari pesawat. Dengan mobil. Ya, gila emang. Orang lain loncatnya bawa badan doang, mereka loncatnya bawa mobil. Gak kebayang deh sensasinya.

Btw, adegan loncat dari pesawat itu asli loh. Tanpa ada efek sama sekali. Cuma, ya diganti pake stuntman. Tapi, tetep aja mengerikan.

Ketegangan yang ditawarkan sepanjang film emang seru. Tembakan, resiko kematian setiap saat, diburu oleh orang gila, dan deru mobil. Tapi, pada suatu titik, ketegangan itu sendiri akan membuat jenuh penonton. Setidaknya, itulah yang kurasakan. Klimaks terasa terjadi berkali-kali. Bayangin aja kalau klimaks berkali-kali, pasti capek dan lemes kan. #IYKWIM

Film ini juga mengambil setting di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dan disana ternyata banyak yang maka bikini. Well, well,well. Selama ini kukira bikini adalah kata terlarang di negara Arab. Dan wanita-wanita disana kebanyakan memakai pakaian yang tertutup. Tapi, gak tau deh ya, ini cuma di film doang atau emang di kehidupan aslinya, bisa make bikini di pantai.

Aku gak tau banyak hal tentang otomotif. Yang kurasakan ketika melihat mobil-mobil di film ini hanyalah, “Anjrit. Keren banget mobilnya. Kapan ya bisa punya mobil kayak gitu.” Mobil-mobil yang dipake emang mobil mewah kelas dunia. Dan tau gak, ada 230 mobil yang hancur di film ini. Fak. Mending kasih samaku. Satuuu aja. Daripada dihancurin gitu.

FYI, FF7 adalah satu-satunya seri FF yang kutonton dari awal sampai akhir. Sekuel yang lain hanya kutonton secara sekilas. Sebenarnya nonton ini juga didasari karena keingintahuan, gimana sih nasib film ini setelah Paul Walker meninggal? Apakah di film dia akan “dimatikan” atau gimana? Dan, yah. Bagian itu kita simpan saja. Supaya yang belum nonton tetep penasaran. 

Endingnya, lumayan drama. Mengharukan. Dan memang dirancang khusus sebagai tribute untuk mendiang Paul Walker. May he rest in peace.

Film ini kuberi rating 4,5/5. Bener-bener direkomendasikan. Banyak pesan moral mengenai persahabatan, loyalitas, dan kekeluargaan yang bisa kita ambil.

Tunggu apalagi. Buat yang belum nonton, segera tonton dan rasakan gejolak adrenalin yang dipompa terus menerus.

Sekian review hari ini. Jangan lupa juga untuk nge-share artikel ini di media sosial kamu, supaya temen kamu yang lain bisa baca.

Salam Asal. 
Lanjut Baca Terus >>>

Monday, April 6, 2015

Alasan Mencintai



Hei, Sayang.

Aku hendak menjawab pertanyaanmu waktu itu. Ketika kita sedang duduk berdua di tepi pantai. Menikmati semilir angin dan air kelapa muda segar. Ketika senja mulai mendekat, ketika sinar-sinar matahari meredup, menyisakan rasa tenang. Sesaat sebelum matahari benar-benar tenggelam, kamu bertanya kepadaku

“Kenapa sih kamu sayang samaku.”

Emm. Aku tentu saja tercekat ditodong pertanyaan seperti itu. Kamu pasti ingat, bagaimana rupaku ketika tersedak air kelapa muda. Batuk-batuk parah. Untuk sesaat perhatianmu teralihkan. Syukurlah.

Sewaktu menulis ini pun, kerongkonganku masih terasa serat. Paru-paruku berat menghirup oksigen. Semoga jawabanku ini tidak mengecewakanmu.

Sayang.

Aku bukan orang munafik. Orang lain akan berkata bahwa mereka saling mencintai tanpa alasan. Mereka jatuh cinta begitu saja. Yah, seperti perpisahan mereka yang juga terjadi begitu saja. Tidak.. tentu saja aku tidak mau kita berakhir seperti itu.

Aku jenis orang yang percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini terjadi karena hubungan sebab-akibat. Segala sesuatu mempunyai alasan.

Seperti hidup. Kita harus mempunyai alasan untuk hidup, bukan? Kita harus tau apa tujuan kita hidup di dunia ini. Sekedar menjadi pelajar, penulis, ibu rumah tangga, atau apa? Tanpa alasan tersebut, bukankah hidup akan sangat menyedihkan?

Juga seperti Tuhan. Mengapa kita menyembahnya? Mengapa kita beramal? Menurutku itu semua karena kita ingin masuk surga. Nah, itu suatu alasan, bukan? Meski miris menurutku, Tuhan harus menawarkan suatu imbalan agar kita menyembahnya. Apakah jika surga dan neraka tidak ada, kita akan tetap menyembahnya? Entahlah, Sayang. Aku bingung.

Untuk urusan hidup dan Tuhan saja, semua mempunyai alasan. Apakah cinta sehebat itu sehingga tidak memiliki alasan.

Karena itu, aku akan mencari alasan mengapa aku mencintai dan menyayangimu.
Kita mulai dari wajah. Wajahmu cantik. Tentu saja. Berbentuk oval, dengan kedua belah pipimu yang menggemaskan. Sepasang mata yang bisa mengalahkan sihir Merlin. Hidung lancip yang senang sekali kucubit. Dan biasanya kamu hanya mengaduh, sambil memegangi puncak hidung yang memerah. Tapi, tidak sayang. Masih banyak lagi yang lebih cantik di dunia ini. Aku tidak mencintaimu karena wajahmu.

Atau mungkin karena kecerdasanmu? Kita bisa membicarakan berbagai hal dengan seru. Apalagi kedua tanganmu yang bergerak lincah kesana kemari ketika menjelaskan sesuatu. Juga ketika keningmu berkerut-kerut. Memikirkan jawaban untuk membantah argumenku. Tapi, bukankah banyak yang lebih cerdas di dunia ini. Sepertinya, itu juga bukanlah alasanku mencintaimu.

Hmm. Ataukah karena tubuhmu? Kurasa tidak. Tubuhmu rata-rata saja seperti wanita kebanyakan. Tinggi 160 cm dengan berat badan 48 kg kurasa sudah ideal. Meski terkadang kamu ngotot untuk melakukan diet. Rela tidak makan demi mengurangin timbunan lemak, yang menurut pengakuanmu sudah melebihi batas. Kamu pasti tidak mau kalau aku mengatakan lemak-lemak itu yang membuatku terpesona.

Bagaimana dengan kepribadianmu? Hmmm. Bagiku, kamu adalah pacar, sahabat, motivator dan guru terbaik. Aku bisa bebas berekspresi ketika aku bersama denganmu. Aku tidak takut ditertawakan orang jika sedang melakukan hal konyol bersamamu. Aku bisa curhat mengenai apa saja kepadamu. Dan kamu juga selalu tau cara menenangkan aku ketika sedih. Kamu tau kapan saatnya bercanda, dan kapan saatnya serius. Kamu tau kapan harus mengalah dan mendekapku terlebih dahulu.

Ya, Sayang. Kurasa aku jatuh cinta kepadamu karena kepribadianmu. Meski tiga hal sebelumnya tidak ada, aku akan tetap mencintaimu karena kepribadianmu.
Oleh sebab itu, janganlah merubah kepribadianmu yang sekarang. Tetaplah menjadi wanita pujaanku. Wanita kebanggaanku. Tetaplah menjadi seseorang yang membuatku jatuh cinta berkali-kali. Dan aku juga akan memastikan hal yang sama berlaku sebaliknya.

Orang lain berkata, “Aku mencintaimu tanpa alasan.” Tapi kenapa ketika pasangannya mulai berubah, rasa cinta itu menghilang? Bukankah cinta tanpa alasan seharusnya bertahan selamanya? Apakah cinta memang tidak memiliki alasan? Apakah ketika pasangannya selingkuh, dia akan tetap mencintai? Apakah ketika pasangannya berubah menjadi pemarah dan suka memukul, dia akan tetap mencintai?


Sayang. Menurutku, mereka bukan mencintai tanpa alasan. Mereka hanya belum menemukan alasan untuk mencintai.

Setidaknya, aku telah menemukan alasan tersebut.

Begitulah, Sayang. Aku telah menjawab pertanyaanmu. Semoga kamu puas membaca ini.

Salam Sayang

Aku
***


Errr. Oke. Baru kali ini nyoba bikin surat cinta. Ini bisa dibilang surat cinta gak, sih? Ah, bodo amat, deh. Haha.

Ini fiksi. Tentu saja. Jangan ngebayangin aku udah melepas status jomblo. Kasian temen-temen yang lain kalau aku keluar dari klub. Pengen aja sih bikin artikel yang beda. Udah banyak banget kan yang nulis cinta tanpa alasan. Nah, disini ternyata cinta punya alasan.

Kalau kamu, gimana? Punya alasan mencintai juga atau tidak? Ceritakan di kolom komentar ya. Jangan lupa juga untuk nge-share artikel ini di media sosial kamu, supaya temen kamu yang lain bisa baca.

Salam Asal. 
Lanjut Baca Terus >>>

Friday, April 3, 2015

[FF] Ketika Bingung Melanda



“Daahh...Sayang. Selamat tidur. Mimpi indah ya.”
“Iya...Sayang. Kamu juga mimpi indah, ya. Love you.”
“Love you too.”

Aku menutup percakapan dengan pacar. Mataku sudah tidak bisa diajak berkompromi. Ngantuk berat. Untunglah si pacar bisa mengerti. Dia tidak marah-marah kalau aku tinggal tidur. Gak seperti cewek-cewek lain.

Smartphone kuletakkan di samping bantal. Airplane Mode kuaktifkan. Takut akan bahaya radiasi, yang begitu banyak kubaca di artikel kesehatan.

Aku menepuk-nepuk bantal. Berharap, dengan demikian bantalku akan sedikit lebih empuk. Aroma bantal mulai menggodaku. Begitu kepala menyentuh bantal, kaki memeluk guling, aku langsung tertidur. Berlayar menuju alam mimpi.

***
Uuuaahhh. Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Mengumpulkan nyawa. Berusaha memulihkan kesadaran. Tiba-tiba mataku tertumbuk pada jam dinding.

Pukul 08.30.

KAMPRET

Telat ke kampus.

Kesadaranku pulih seketika. Tubuhku dibanjiri adrenalin. Kampret...kampret... bisa kena usir lagi nih dari kelas. Mana dosennya killer lagi.

Aku mandi secepat kilat. Aku mencampur sabun ke dalam bak mandi. Lebih efektif dan efisien. Sambil mengguyur badan, aku menggosok gigi. Benar-benar multi tasking.

Kurang dari 10 menit, aku sudah tampil necis di depan kaca. Kemeja lengan pendek, jeans yang agak belel. Tak lupa parfum kusemprotkan ke pergelangan tangan dan leher.

“Wiihhh. Ganteng kali kau, Yan. Mau kemana?”

Rafi, teman kosku, tiba-tiba muncul di balik pintu.

“Mau ke kampus lah. Kemana lagi.” Aku mengambil kunci motor di dekat tas. Bersiap berangkat.

“Hah. Ke kampus? Sakit kau ya? Ini kan jam setengah sembilan malam. Kau kan kuliah pagi. Lagian, ini hari libur. Paok.”

Aku buru-buru mengecek ke luar kosan. Langit hitam menyapa. Bulan tersenyum pongah.

Aku terpaku. Bingung. Mencoba mengumpulkan ingatan.

Kampret. Aku kan tadi tidur siang. Bukan tidur malam.


#memfiksikan kali ini temanya "BINGUNG". Kalian bingung? Sama. Aku juga bingung. Kita bingung. Hidup bingung. Kebanyakan baca bingung, membuat aku bingung arti bingung itu apa sih? Bingung, kan? hahaha

FF ini terinspirasi dari kejadian yang kualami hari ini. Dan ini sebenarnya cukup sering juga kualami. Kalian sering ngalamin juga, gak? Cerita ya di kolom komentar. 

Kritik dan saran untuk FF ini juga sangat diharapkan. Jangan lupa juga untuk nge-share artikel ini di media sosial kamu, supaya temen kamu yang lain bisa baca.

Sekian

Salam Asal







Lanjut Baca Terus >>>