Monday, March 30, 2015

Kangen Ayah



Ahhhhh. Aku merenggangkan tangan dan menghirup napas dalam-dalam. Aku selalu menyukai tempat ini. Sejuk dan teduh. Dihiasi gundukan batu-batu yang diatur dalam formasi sedemikian rupa. Pernah terlintas dalam benakku, untuk menemui Pak Walikota dan mengusulkan kepadanya agar menjadikan tempat ini sebagai tempat wisata. Tapi, dia sepertinya tidak ada waktu untuk hal remeh seperti itu.

Angin bertiup sepoi. Memainkan rambutku. Menyentuh lembut daun-daun. Mengalunkan nada-nada riang. Ditingkahi dengan cericip burung. Bagaikan ada seorang konduktor ahli sedang memainkan komposisi nada.

“Hei, Ryan. Mengunjungi ayahmu?” tanya seorang ibu yang sedang membersihkan rumput.

Aku mengangguk dengan semangat. “Ya. Aku sudah tak sabar bertemu dengannya. Kami akan bermain seharian penuh. Seperti biasa.”

Ibu tersebut tersenyum. Tapi, manik matanya bergetar. Ada rona lain disitu. Selalu begitu.

Ibu itu menepuk kedua tangannya. Membersihkannya dari sisa tanah. Tersenyum kepadaku. Dan  berjalan keluar dengan agak tergesa-gesa.

13 Februari.

Ini adalah jadwal tetapku untuk mengunjungi ayah. Hari yang selalu kunanti-nantikan.
Aku ingat ketika mengunjungi ayah setahun yang lalu. Jalanan mendadak sepi. Tidak ada anak-anak kecil yang biasa bermain bola di halaman rumah. Di pasar, semua dagangan ditinggal begitu saja.

Tapi aku tidak peduli. Aku hanya menggelayut di lengan ayahku yang kekar, saling melempar canda dan tawa. Namun, pernah sekali aku bertanya tentang hal ini kepada ayah.
“Yah. Kenapa setiap aku mengunjungi ayah dan kita berjalan-jalan di kota, jalanan selalu kosong?”

Ayah memberi senyum bijak. “Ryan. Mungkin kamu tidak tau, betapa diseganinya ayah di kota ini. Mereka menghargai perjumpaan kita yang setahun sekali. Jadi, jalanan, pasar, dan pusat bermain sengaja dikosongkan untuk kita.”

Aku hanya mengangguk-angguk senang. Itu artinya aku bisa bebas bermain di Timezone. Setelah itu, aku tidak pernah bertanya lagi.

Fyuh. Sampai juga akhirnya. Entah kenapa mereka menempatkan ayah di tempat paling terpencil. Di ujung terjauh tempat yang indah ini.

Aku lalu duduk bersila. Menggumamkan beberapa kata. Tanah di depanku mulai bergetar. Awalnya perlahan, detik berikutnya seakan bumi sedang dicabut dari akar tata surya. Angin dengan cepat langsung bersepakat dengan hujan untuk membentuk badai. Memporak-porandakan tempat yang indah ini dalam sekejap. Petir menyambar-nyambar mengerikan. Memekakkan telinga.

Seutas tangan muncul dari bawah tanah. Bergerak liar menepis tanah yang menutupi jalannya. Aku menggumamkan beberapa kata. Ditambah dengan senandung lirih.
Wajah Ayah mulai terlihat dari dalam tanah. Dia tersenyum. Meski wajahnya sudah terkoyak disana-sini. Bahkan, ada cacing yang sedang menggeliat dengan malas di tulang pipinya. Dari sini, aku bahkan bisa melihat sisa-sisa ususnya. Menggelayut menyeramkan.

Perlahan-lahan, Ayah merangkak keluar dari lubang tersebut. Kemudian berdiri tegak dan membersihkan sisa debu di tubuhnya.

 “Hai, Anakku. Melakukan ritual biasa?” Dia membelai lembut kepalaku.

“Iya. Edo Tensei yang ayah ajarkan benar-benar bisa terus menyatukan kita.”


Tamat


Hai hai hai. #memfiksikan kali ini mengambil tema “Ayah”. Yah, karena aku gak tau harus mau buat apa lagi. Akhirnya bikin cerita gak jelas kayak ini. Semoga semua suka. Cerita ini dibuat dalam rentang waktu sekitar satu setengah jam.

Buat yang gak tau apa itu Edo Tensei. Itu semacam jurus membangkitkan orang mati di Naruto. Hehe. 

Gimana pendapat kalian tentang cerpennya? Kritik dan saran dong. Supaya aku bisa lebih baik lagi ke depannya.

Salam Asal






Lanjut Baca Terus >>>

Wednesday, March 25, 2015

Tipe-Tipe Penumpang di Angkot

Sumber



Di kota Medan, angkot masih menjadi sarana transportasi mayoritas. Kayaknya gak cuma di Medan sih, di seluruh Indonesia juga masih. Supir angkot di medan itu keturunan Schumi semua. Jago banget mengemudi. Selip sana selip sini, klakson sana klakson sini. Mereka juga jago banget nikung pacar orang. Beneran.

Liat aja slogan mereka : Yang cantik duduk di depan.

Tae banget emang.

Gak heran supir angkot paling sering membuat dongkol pengguna jalan lain. Dongkol karena gebetannya ditikung.

Tapi, kalau aku ya lebih suka diam daripada ikutan mencaci. Bukan karena gak berani, cuma daripada berdebat panjang lebar dan malah bikin terlambat masuk kuliah, mending nikmatin aja deh. Ngajak supir angkot debat itu lebih parah daripada debat sama anggota DPR. Apalagi kalau cewek jadi supir angkot. Kelar idup klen.

Dan lagian, aku kan jomblo. Gak bakal ditikung sama supir angkot. Aman.

Karena kebanyakan diam, aku lebih suka mengamati penumpang di angkot. Apalagi kalau ada yang cakep. Beuhh. Gak cuma diliatin, tebal makeup nya pun kuukur. 

Setelah sekian lama mengamati, aku mengklasifikasikan penumpang angkot ke dalam beberapa tipe.

1. Tipe Gadget Freak

Ini adalah penumpang, yang begitu masuk angkot langsung duduk, keluarin smartphone, keluarin headset, dengerin musik, dan duduk dengan tenang. Lebih sering mantengin layar hape daripada memandangi sekitar. Cuek dengan keadaan. Tapi kadang ada yang kebablasan. Malah nyanyi sendiri di angkot. Dan dia gak sadar kalau dia lagi nyanyi. Suara musiknya terlalu kencang mungkin. Penumpang lain mah senyum-senyum aja. Lumayan, hiburan gratis.

2. Tipe Tukang Rumpi
Sumber

Nah, kalau ini biasanya terdiri atas sekumpulan ibu-ibu atau gadis remaja yang menjadikan angkot sebagai tempat curhat. Kadang malah hal-hal privasi diceritakan. Mungkin karena merasa gak kenal sama penumpang lainnya, jadi mereka anteng aja curhat dengan volume 100 desibel. Berasa ruang tamu sendiri.

Contoh curhatan mereka tuh gini :

“Eh, tau gak. Tadi Aldi kentut loh di kelas. Wihh harum banget. Bulu idungku aja langsung rebonding gitu. Makin cinta deh sama dia.”

“Uuuh so sweet. Kalau aku tadi digodain sama cowok blasteran di kelas IPA 2. Ituloohhh...yang separuh manusia separuh kecoak. Ih, dia ngasih aku coki-coki tau. Romantis banget kan.”

Entah apa yang salah dengan otak mereka.

Atau kalau ibu-ibu habis belanja :

“Baru pulang belanja nih, Bu?” tegur seorang ibu berbadan gede. Di tangannya ada setandan pisang ambon.

“Enggak. Baru dari salon. Ya dari belanja lah. Gimana sih.” Ibu yang disapa itu malah merepet. “Geser sikit kau dek. Aku bentar lagi turun.” Giliranku yang kena semprot. Sialan.

“Berapa harga pisangnya itu, Bu? tanya si ibu yang baru masuk.

“Murah bu. Cuma 20 ribu.”

“Hah. Mahal kali. Tadi aku beli cuma 19.500” dia lalu nunjukin setandan pisang ambon yang gedenya kayak titit orang arab.

“SERIUS?” ibu yang berbadan gede tadi histeris. “DIMANA , BU? DIMANA? TURUNKAN AKU, PAK SUPIR. WOI. TURUN WOI” Dengan beringas dia menggoncang bahu supir.

Angkot lalu berhenti. Si ibu badan gede langsung meloncat turun dan berlari ke arah pasar.

“Padahal aku belum ngasitau tempat penjualnya. Entah bego entah paok,” gumam ibu yang baru masuk tadi.

Aku cuma senyum-senyum sambil makan pisang.

3. Tipe Penerawang

Bukan. Mereka bukan menerawang masa depan gitu. Ini adalah tipe penumpang yang lebih sering melamun. Matanya kosong, menatap hampa di kejauhan. Kadang ketawa sendiri, kadang sedih sendiri. Aku curiga sering satu angkot dengan mbak Kunti.

Kayak temenku, sebut saja namanya Bunga (20 tahun). Dia pas di angkot lagi ngelamunin gebetannya yang entah kenapa, hari ini tiba-tiba jadi romantis. Tanpa sadar..dia jadi ketawa sendiri dan mukul-mukulin bahu penumpang di sebelahnya.
Satu angkot hening. Ternyata dia mukulin bahu bapak-bapak India, yang kumisnya udah kayak otot Ade Rai.

“Ih..bahu bapak kencang banget nih. Sering olahraga ya, Pak. Sip deh.” Bunga sok perhatian. Dia nyubit-nyubit bahu bapak itu. Si bapak jadi keenakan.

“Iyah Cyin. Biasa deh, eyke kan harus jaga penampilan. Biar laris manis tanjung kimpul, bo.”

Kumis Ade Rai. Kelakuan adeehhh.

4. Tipe Bahenol

Ini tipe kegemaranku nih. Biasanya mereka adalah wanita-wanita karir atau mahasiswi yang begitu peduli dengan kesehatan mata kaum lelaki. Biasanya mereka pake rok-rok mini gitu, yang menampakkan kemulusan paha. Uhhh. Bikin celana sempit mendadak.

Bentar, sebelum kalian berteriak mengenai otak mesum cowok, aku cuma mau bilang :
Ya salah sendiri make rok pendek di angkot. Kalau gak mau diliatin ya sono naik taksi. Kalau udah di angkot sih udah ranah publik. Bebas dong diliatin. Namanya rejeki. Jangan ditolak. 

Kalian punya hak untuk make rok pendek. Dan kami juga punya hak untuk melihat pemandangan. Lagian, cewek emang susah dimengerti. Make baju seksi supaya diliatin. Pas udah diliatin malah risih. Hih.

Cara lain, ya minta antar pacar aja. Biar gak diliatin di angkot. Oh..gak punya pacar? Kasian.

5. Tipe Pengamat

Aku masuk ke tipe ini nih. Biasanya penumpang tipe ini adalah penumpang yang pendiem. Tapi matanya jelalatan. Liar kesana kemari. Mengamati gaya pakaian, sepatu, tebal make-up, tebal dompet. Tipe ini terlalu banyak membaca novel dan komik mengenai detektif. Sehingga ketularan cara berpikir deduktifnya. Tipe jenis ini biasanya duduk di pojokan sehingga bisa mengamati semua penumpang dengan leluasa.

Tapi kadang tipe pengamat ini bisa berubah menjadi copet. Jadi, kalau misalnya dompet kalian ilang. Mungkin aku yang ngambil.

Nah, itu tipe tipe penumpang di angkot versi Coretan Asal. Kamu setuju gak dengan tipe-tipe di atas? Atau kamu malah punya tipe jenis lain? Yuk ceritain di kolom komentar.
Salam Asal





Lanjut Baca Terus >>>

Friday, March 20, 2015

[Puisi] Belajar Melupakan



Lihat, Sayang.
Dia datang kembali.
Dia yang pernah menjadi mentarimu.
Dia yang kau cap lelaki hidung belang.
Menawarkan cinta lagi.
Menggoyahkan bentengmu.

Lihat, Sayang.
Betapa manis lidahnya bersilat.
Berkata dia telah berubah.
Ingatanmu mengenang.
Perasaan dan logika bergulat.
Tegakah?

Kukira cintamu tulus.
Kukira kamu telah sempurna melupakan.
Ternyata semua akal bulus.
Demi meraih perhatian sang mantan.

Seperti orang bijak katakan
“Pejuang sejati memang selalu cepat dilupakan”

Palu sudah diketok, bukan?
Pergilah, Sayang.
Giliranku belajar melupakan.
Biarkan aku hidup tenang.


Puisi kali ini kembali dibuat dalam rangka #memfiksikan. Temanya adalah “Lupakan”. Yang udah jago puisi, tolong dong kasih kritik dan saran. Supaya aku bisa lebih baik ke depan.

Kalau kamu gimana? Udah bisa melupakan? Yuk saling cerita di kolom komentar.
Salam Asal.







Lanjut Baca Terus >>>

Saturday, March 14, 2015

[KONSULTASAL] Kenyamanan Sementara



Awal bulan. Saatnya kita memecahkan masalah orang lain. Padahal masalah sendiri masih bertumpuk. Tapi tak apa, hitung-hitung menambah amal. Btw, ini masih bisa dikatakan awal bulan, kan? Masihlah. *Liat dompet*

KONSULTASAL kali ini dari seorang cewek yang sakit hati karena terkena friendzone. Aku khawatir, friendzone akan memicu perang dunia ketiga di antara negara-negara besar. Bayangin aja gimana sakit hatinya Korea Utara kalau cuma dianggap sebatas teman oleh Korea Selatan. Beuhh, boybandnya joget-joget menghindar dari peluru.

Tapi, daripada pusing mikirin negara lain, mending langsung baca aja deh curhatan berikut ini.

Hallo kak, kenalin namaku Fina. Bukan, aku bukan Fina cewe rakus yang ada di cerpen kakak waktu itu. Aku Fina yang lagi patah hati. Jiah patah hati. Emang bener sih. Hahaha.
Jadi gini, ceritanya aku lagi suka sama cowo. Namanya Sani. Biarpun namanya lebih ke cewe-cewean tapi sebenernya dia itu cowo tulen. Dia ganteng seganteng-gantengnya orang ganteng. Dia baik sebaik-baiknya orang baik. Dia pinter sepinter-pinternya orang pinter. Tapi dia juga nyebelin senyebelinnya orang nyebelin. Pokonya dia perfect. Kalo kaka kenal sama dia pasti kakak juga ikutan jatuh cinta. 
Kita temenan. Iya cuman temenan. Ga lebih dan ga kurang. Sebenernya aku maunya lebih dari sekedar temen, tapi belom tentu dianya mau kan? Kita temenan biasa aja. Ga ada yang special. Paling cuman saling tukeran kabar, nanyain perkembangan hubungan sama si gebetan, sama saling curhat doang.
Gatau kenapa, senang aja kalo bareng sama dia. Semuanya berawal dari rasa nyaman yang entah darimana datangnya.
Aku nyaman jalan bareng dia. Aku nyaman chattingan sama dia. Ya pokonya nyaman aja. Kadang suka deg-degan kalo denger pujian dia. Padahal aku tau kalo itu cuman sekedar becandaan doang. Kadang juga aku suka ngecapture chattingan di whatsapp yang isinya gombalan gajelas dari dia.
Setau aku dia jomblo. Jones malah. Katanya sih udah dua tahun dia sendiri. Entah karna dia gabisa move on dari mantannya yang dulu atau karna dia belom siap pacaran. Hanya Tuhan dan bulu keteknya aja yang tau. Fyi aja nih dia itu punya bulu ketek yang lebatnya melebihi pohon beringin. Serem. Tapi unyu haha. Yang pasti dia ga punya pacar bukan karna dia ga laku. Soalnya setau aku ada beberapa cewe yang berusaha ngedeketin dia gitu. Tapi dia sok-sokan nolak. Huh dasar cowo.
Dan tanggal 22 kemaren, aku dikejutkan dengan penampakan dp bbm dia. Dia masang dp foto pelukan bareng cewe. Gilaaaaaaa. Aku langsung nangis sejadi-jadinya waktu itu. Nyesek, kesel, benci, kecewa, pasrah nyampur jadi satu. Aku gatau harus gimana. Aku ga berhak marah karna aku emang bukan siapa-siapanya dia.
Jadi aku mutusin buat makan aja. Kebetulan waktu itu aku lagi laper plus butuh asupan energi karna udah nangis berjam-jam. Nyesel juga sih. Ngapain pake nangis segala. Konyol. Yaudahlah. Lagian airmatanya udah keluar juga.
Sampe sekarang aku gatau cewe yang ada di foto itu siapa. Kalo cuman sekedar temen ga mungkin semesra itu. Kalo pacar, ah jangan pacar dong. Minimal adek kek. Tapi faktanya dia ga punya adek. Kalo kakak sih punya. Tapi itu bukan wajah kakaknya. Terus dia siapa? Aku ga berani nanya langsung ke dia. Ga enaknya jadi cewe ya gini. Gengsinya gede.
Sekarang kita udah jarang ketemu. Udah jarang chattingan juga. Sekarang dia lebih sering komen-komenan di instagram sama cewe. 99,9% cewe yang sering komen-komenan sama dia sekarang itu adalah cewe yang ada di dpnya dia itu. Sekarang juga status bbmnya dia udah ganti. Dari yang tadinya available sekarang jadi inisial huruf ke-6. Yahhh mungkin itu emang pertanda kalo dia emang udah punya pacar. Nasib.
Terus sekarang aku harus gimana kak? Apa aku harus goyang dumang biar dia putus dari pacarnya? Atau aku harus diem aja seolah ga terjadi apa-apa? Untuk saat ini aku baik-baik saja. Tapi hati aku engga lagi baik-baik saja. Hati aku lagi sakit. Sakit lupus yang bahkan seorang profesor aja belom nemu obatnya. Entah sampe kapan hati aku sakit. Aku sendiri juga gatau.

Hai Fina yang lagi patah hati. Kamu pasti penggemar setia blogku, kan? Sampai hapal cerpen-cerpenku. Jadi terharu nih. Sini peluk dulu. Eh, kamu orangnya lucu juga loh. Aku aja baca curhatanmu sampai ngakak.

Jadi kamu lagi jatuh cinta sama yang namanya Sani? Namanya kok kayak lirik lagu gitu ya. “Mana Saniii...mana saniikuuuu...”

Mungkin Sani lagi kesasar karena dapat alamat palsu.

Anyway, dari penjelasanmu kayaknya dia orang yang cukup sempurna gitu. Tapi, maaf aja. Aku masih normal. Jadi, sangat kecil kemungkinan aku bisa jatuh cinta dengan Sani. Karna aku lebih suka yang namanya Soni.

Kamu pasti lagi kasmaran banget ya sama dia. Semuanya emang berawal dari rasa nyaman, sih. Tapi, ya gitu. Karena berawal dari rasa nyaman endingnya malah berakhir tidak nyaman. Seperti yang kamu alami sekarang ini. Lagian, kamu kalau suka ya tinggal bilang aja sama dia. Jangan kebanyakan nunggu dan ngandalin kode doang. Percuma aktivis wanita koar-koar tentang kesetaraan gender, kalau kamu masih takut untuk mengungkapkan perasaan. Malu dong, malu.

Akibatnya, dia jadi milik orang lain deh. Nyesel kan kamu. Kasian.
Tapi, kok kamu bisa tau sih kalau bulu ketek dia lebat? Wah suka ngintipin ketek orang nih. Jangan-jangan kamu mengidap penyakit “Ketekmania”. Sejenis penyakit yang suka nyiumin dan merhatiin ketek orang. Karena dengan cara itulah kamu bisa mengenali mereka. Abis itu kamu pipisin keteknya, untuk menandai daerah kekuasaan. #poseshit. 

Pantes deh dia gak mau lagi sama kamu. Habisnya, kamu lebih merhatiin ketek daripada dia sih. Kamu kayaknya lebih cocok pacaran dengan rexona.

Mungkin ketika dia masang dp bbm lagi pelukan itu, dia ingin membuat kamu cemburu. Mau tau reaksi kamu kayak gimana. Harusnya setelah dia masang dp bbm pelukan, kamu juga langsung masang dp bbm pelukan sama cowok lain. Cowok yang lebih keren. Ya kira-kira sekelas Al deh. Al-Qaida.

Trus, kalian perang gonta-ganti dp bbm. Gitu aja terus sampai Ultraman naik haji. Tapi, aku jadi penasaran nih foto dp nya gimana.

Syukurlah kamu meluapkan kekecewaan dengan makan. Nggak kayak remaja lainnya yang malah duduk di pojokan sambil denger lagu galau. Kalau liat ujan pengen nangis. Setidaknya, sehabis makan, perut kamu bisa lebih buncit. Baru deh kamu nangis. Kali ini bukan karena Sani, tapi karena perut. Ini juga masih salah satu misteri bagiku. Entah kenapa banyak cewek yang udah kelihatan kurus, tapi masih menganggap dirinya gemuk. Seakan-akan gumpalan lemak di perutnya itu bisa digunakan untuk memberi makan sejuta anak di Zimbabwe. Hih, dasar cewe.

Alfabet huruf ke-6 itu, F kan? F untuk Fina. Lah, nama kamu dong. Berarti selama ini dia berharap kalau kamu lah yang jadi pacar dia. Ah, kamu terlalu cepat dibakar api cemburu, anak muda. Kamu seharusnya bisa berpikir lebih jernih lagi. Mungkin kamu kurang fokus. Makanya minum Aqua. *oke, ini bukan iklan*

Saranku, mungkin kamu bisa memulai kembali menjalin komunikasi dengan dia. Gak usah segan deh untuk memulai chat duluan. Jadi cewek itu jangan kebanyakan jaim. Cowok tuh lebih suka cewek yang apa-adanya sejak awal. Bukan cewek yang di awal manis, tapi ternyata di belakang kayak empedu. Pahit. Yang digedein itu bukan gengsi, tapi payu..... *sinyal hilang*

Kalau memang kalian tidak jodoh. Terimalah dengan ikhlas dan lapang dada. Mungkin kalian memang ditakdirkan hanya untuk jadi temen chatting. Bukan teman hidup.
Karena terkadang, cinta itu kayak ulat bulu. Dijauhi, dihina dan menderita di awal. Tapi dia tidak peduli. Dia lebih milih makan sebanyak mungkin sebagai persiapan ketika menjadi kepompong (just like you did) dan akhirnya menjelma menjadi sebuah kupu-kupu yang cantik. Yakinlah kalau kupu-kupumu akan datang di waktu yang tepat.

Tapi kalau gak datang juga, mungkin kupu-kupumu udah ditangkap sama kolektor.

Sekian KONSULTASAL pada hari ini. Buat yang lain, silakan memberi masukan untuk Fina. Dia lagi membutuhkan dukungan moral dari kalian semua. Dan siapa tau ketika dia membaca komen kalian, itu bisa menjadi awal untuk menemukan kupu-kupu yang tepat.

Kalau kamu mau ikutan curhat kayak gini, jangan ragu untuk mengirim curhatanmu ke azeegha@gmail.com.

Kalian pernah juga ngalamin kejadian kayak Fina? Dekat sama siapa, jadian sama siapa? Yuk ceritain di kolom komentar.

Salam Asal.








Lanjut Baca Terus >>>

Tuesday, March 10, 2015

[Review] Belanja Aman di blanja.com

Salah satu hal yang paling ngemalesin kalau main instagram adalah banyaknya online shop yang nge-spam di kolom komentar. Sah saja sih sebenarnya, tapi tetep mengganggu. Komen jualan lebih banyak daripada komentar mengenai foto di akun instagram itu sendiri. Kesannya seperti para pedagang kaki lima yang numpuk di persimpangan jalan. Bikin macet dan kotor.

Mulai dari jualan peninggi-pelangsing, jual sepatu, jual alat pembesar payudara. Aneh-aneh semua. Dan yang lebih parah kalau akunnya itu digembok. Yaelah, niat jualan apa kagak? Tokonya kok digembok?

Aku pribadi kurang percaya dengan akun online shop yang banyak bertebaran sekarang ini. Faktor keamanan adalah salah satu pertimbangannya. Takut kena tipu. Cukup deh kena tipu sama gebetan, jangan ditambah lagi kena tipu sama olshop.
Beberapa hari yang lalu, aku dapat tawaran kerja sama untuk me-review sebuah situs jual beli.

Blanja.com

Jujur, aku baru pertama kali dengar nama situs itu. Untuk kepentingan review, aku akhirnya cari tau sana-sini.

Tampilan muka situs blanja.com


Ternyata, situs ini didirikan oleh dua brand ternama, yaitu e-bay dan Telkom Indonesia. Woohh. Melihat dua nama besar tersebut, aku mulai semangat. Brand yang udah mempunyai nama besar. Dua brand ini bekerjasama mendirikan situs Blanja.com untuk memfasilitasi para pegiat usaha kecil menengah (ukm) untuk memasarkan produknya.

Situs ini merupakan sebuah web marketplace. Web marketplace ini semacam tempat kumpulan toko-toko online di indonesia. Jadi, produk yang dijual adalah milik toko online para member, bukan produk milik situs Blanja.com. Tapi, tidak semua toko online bisa membuka lapak di situs Blanja.com, loh. Ada aturan yang cukup ketat dalam menyaring toko online yang akan membuka lapak.

Salah satu aturannya adalah harus mempunyai izin usaha dari pemerintah indonesia. Kalau gini kan, belanja jadi lebih tenang. Karena yakin dengan legalitas penjual produk tersebut. Gak seperti di situs jual-beli lain, dimana penjual bisa saja merupakan toko online fiktif.

Salah satu kekurangan situs ini adalah pembeli harus mendaftar dulu menjadi member sebelum bisa membeli barang. Hal ini mungkin mengurangi minat pembeli yang ingin segera membeli tanpa repot-repot mendaftar.

Pembayaran produk bisa dilakukan via atm dengan jaringan bank bca atau sejenis dalam jaringan prima. Bank mandiri atau sejenis dalam atm bersama. Dan permata bank. Banyak pilihan, kan?

Kalau masih kurang yakin, situs ini juga melayani sistem pembayaran COD (Cash On Delivery). Jadi, kamu bisa membayar begitu produknya sudah sampai di tangan.
Produk yang ditawarkan beragam, mulai dari gadget, pakaian, komputer, film sampai ovomaltine. Produknya memang belum sebanyak situs jual beli lain. Tapi, tenang saja. Dalam waktu dekat, produknya akan sebanyak situs jual beli lain, kok.

Situs ini juga menyediakan banyak banget diskon. Mana diskonnya gede-gede lagi. Cocok banget buat kamu yang pengen dapet banyak barang dengan harga terjangkau.
Udah aman, banyak diskon lagi. Dan yang pasti, situs ini gak digembok.

Artikel kali ini bisa deh dianggap iklan. Blogger juga butuh uang jajan. Hahaha. Kalau kamu gimana? udah pernah dengar situs blanja.com belum? Kamu lebih suka belanja online atau belanja di pasar? Yuk ceritain di kolom komentar. 

Kalau ada situs atau produk lain yang mau di-review, boleh loh dikirimkan permohonan kerjasamanya ke azeegha@gmail.com. Dengan senang hati bakal aku terima. Hehehe. 

Sekian untuk hari ini. 

Salam Asal



Lanjut Baca Terus >>>

Friday, March 6, 2015

[Cerpen] Momok bagi Begal



Kepulan asap menyembur dari bibir Darmo. Dia mengisap lagi benda mungil itu. Memenuhi paru-parunya dengan nikotin dan tar. Racun kenikmatan. Diliriknya jam tangan. Pukul 22.40.

“Eh, Gus. Kayaknya, hari ini kita gak beruntung deh.” Disenggolnya Agus yang terkantuk-kantuk di sebelahnya. Yang disenggol hanya menggumam tak jelas, lalu menguap lebar.

“Kita tunggu aja bentar lagi. Rejeki gak kemana, kok”

Mereka kembali menunggu. Karena bosan, mereka iseng main suit. Yang kalah bakal dicubit putingnya. Permainan mengerikan.

“Aduhh... aduhh.. ahhh...” Darmo menjerit-jerit keenakan karena putingnya ditarik oleh Agus. Sekilas dia melihat ke arah jalanan.

“Eh, lihat tuh bapak-bapak yang baru keluar dari ATM. Pasti dompetnya lagi tebel. Ayo, kita ikutin.” Agus dengan berat hati melepaskan jarinya yang sedang memilin.

 Darmo menstarter motor. Agus segera melompat ke boncengan dan memeluk pinggang Darmo. Tak lupa mereka mengenakan penutup wajah. 

Mereka membuntuti pria paruh baya yang telah menjadi target mereka tersebut. Sepeda motor meraung-raung. Garang. Dirancang untuk membuat nyali korban ciut.
Setelah selip sana, selip sini, mereka berhasil menjejeri motor bapak tersebut. 

Agus berteriak lantang, “Woi. Berhenti. Turun, Lo.” Tak ketinggalan sebilah parang mengayun-ayun mengancam.

Bapak tersebut sadar bahaya yang mengancam. “Dasar begal sialan.” Dia memacu motornya lebih cepat. Bergerak lincah.

“Anjing,” umpat Darmo. Dia tak mau kalah. Dia menarik tuas gas semakin dalam. Agus memeluk erat pinggang Darmo sambil menempelkan wajahnya di punggun Darmo. Romantis.

Begitu berhasil memepet bapak tersebut lagi, Agus langsung menendang motornya. Motor tersebut oleng, lalu akhirnya terjatuh. Berdebam keras di jalanan. Si bapak terbaring di jalanan.

Agus bergerak cepat hendak merampas motor tersebut. Namun, sebuah tangan meraih pundaknya.

“Hoi. Setan alas. Lu gak tau siapa gua? Hah? Berani-beraninya lo nge-begal gua.” Tiba-tiba si bapak telah berdiri di belakang Agus.

Agus kaget. Baru kali ini ada korban yang berusaha melawan. Didorongnya pundak bapak itu. “Emang lu siapa, kampret. Gua bacok juga lu.”

Darmo mendatangi mereka. Warga setempat mulai melongokkan kepalanya. Ingin tahu. Beberapa malah sudah berlari kecil menghampiri.

Bapak tersebut membuka helmnya. “Nih. Lu berdua masih gak ngenalin gua?” Bapak itu menatap mereka dengan tajam.

Darmo dan Agus saling berpandangan. Bingung. 

Bapak tersebut mendesis pelan. Gua Haji Lulung.”

Darmo dan Agus tersentak. Mereka buru-buru menghatur sembah. “H-haji..Lulung?Ampun, Bang. Kami gak tau kalau itu Bang Lulung. Nih, kunci motor kami. Ambil aja sebagai tanda maaf, Bang.”

Tanpa berlama-lama, Darmo dan Agus mengambil langkah seribu. Meninggalkan Haji Lulung yang tersenyum penuh kemenangan.

Tamat

#memfiksikan kali ini mengambil tema “begal”. Jujur, aku gak tau apa-apa soal begal. Belum pernah liat, kenalan, apalagi pdkt. Serius. Kemarin juga lagi heboh tentang #SaveHajiLulung. Ya, sekalian aja deh ditambahin disini. Hehe.

Eh, kalian gak tau soal Haji Lulung? Gini, pada tau Limbad, kan? tau gak kenapa dia jadi susah ngomong gitu? Itu karna berani ngebentak Haji Lulung. 

Kalau mau cerita lebih detil, googling aja deh. 

Cerpen ini dibuat dalam tenggat waktu yang sangat singkat. Diburu deadline. Maaf kalau tidak memuaskan. Saran dan kritik sangat diharapkan. Semoga semua terhibur.

Salam Asal. 
Lanjut Baca Terus >>>