Tuesday, June 23, 2015

Selamat Merokok



Perokok.

Aku gak membenci perokok sebenarnya. Itu hak mereka untuk merokok. Aku cuma membenci ketika para perokok melakukan kegiatannya tanpa liat situasi dan kondisi. Aku dan non perokok lainnya juga berhak atas udara yang bersih kan?. Seenaknya merokok di angkutan umum, di dalam kelas, di samping teman yang bukan perokok, dan di dalam rumah. Ya, menurutku rumah seharusnya menjadi tempat yang aman. Di luar sana udara sudah banyak tercemar asap rokok. Setidaknya biarkan udara dalam rumah tetap segar.  

Menurutku juga, perokok tidak usahlah dilarang merokok. Kebanyakan orang justru lebih semangat untuk melakukan hal-hal yang dilarang. Tidak ada gunanya menakuti mereka dengan gambar-gambar penyakit di 1/3 cover rokok. Nikotin telah membuat suatu mekanisme di dalam otak menjadi lebih aktif. Mekanisme itu disebut penyangkalan. 

Perokok akan terus menyangkal bahwa penyakit di gambar-gambar tersebut akan mereka alami. Mereka akan berpendapat bahwa gambar-gambar itu salah. Seperti gambar orang yang terkena kanker mulut. Itu pasti karena dia merokok secara terbalik. Semakin gencar usaha untuk membuat rokok itu berbahaya, semakin gencar pula mereka menyangkalnya. Jadi, sudahlah. Mereka tidak akan mengerti arti kalimat, "Hanya karena engkau tidak mengalaminya, bukan berarti hal tersebut tidak ada."

Rokok justru membuat lapangan kerja tersedia dalam jumlah yang banyak. Rokok membuat industri iklan menjadi lebih kreatif. Rokok menyediakan dana untuk mengadakan event-event musik gede. Gak usah dilarang. Banyak kebaikan di dalam satu batang rokok.

Satu hal lagi, rokok itu turut membantu mengurangi populasi manusia di muka bumi.
Penduduk bumi itu sekarang sekitar 6 milyar kalau gak salah. Banyak banget kan. Emang. Dunia semakin padat. Makanan berkurang, lapangan pekerjaan tidak memadai. Dunia sekarat. Teori deret ukur dan deret hitung Malthus benar-benar berjalan.

Agar makanan melimpah, manusia yang memakannya harus sedikit. Agar lapangan pekerjaan tersedia luas, pesaing harus sedikit.

Sebenarnya alam bisa mengatasi hal tersebut. Seperti dengan bencana alam dan lain-lain. Itu adalah cara alam untuk menyeimbangkan populasi. Tapi, bukankah manusia harus selalu lebih hebat daripada alam? Manusia pun menciptakan perang untuk mengurangi populasi. Penyakit-penyakit secara rahasia diciptakan oleh negara tertentu, kemudian disebar di negara miskin. 

Daripada menggunakan cara seperti itu. Mengapa tidak memanfaatkan rokok? Rokok bisa membantu mengatasi hal tersebut.

Menurut Tempo, ada sekitar 200 ribu orang meninggal akibat rokok setiap tahunnya. Aku gak tau apakah survei ini benar atau hanya sebagai alat untuk menakut-nakuti publik, tapi kuharap survei ini benar.

Kalo begitu, dibutuhkan waktu 5 tahun supaya korban menjadi satu juta orang. Maka dari itu, dibutuhkan usaha yang lebih gencar dari pihak produsen rokok dalam membuat iklan kreatif, mengadakan event, mengeluarkan produk baru yang lebih memiliki sensasi kenikmatan, dan lain-lain. Dengan begitu jumlah korban bisa dinaikkan. Kalau bisa sih satu juta kematian akibat rokok dalam satu tahun.

Wow. Dalam waktu singkat, populasi manusia akan segera berkurang.
Aku gak peduli apakah salah seorang anggota keluargaku termasuk dalam golongan korban tersebut. Aku sudah jenuh melihat mereka keluar masuk rumah sakit, tapi tetep saja mereka mengulangi kebiasaan tersebut.

Mungkin pendapat ini terdengar keji dan tidak berperikemanusiaan.

Tapi, aku memang gak peduli. Kalau mereka sendiri gak peduli akan kesehatan mereka. Kenapa aku harus? Silakan songsong kematian dengan cara yang menyakitkan.

Jadi, mari tingkatkan produksi rokok. Dirikan pabrik-pabrik baru. Turunkan harga rokok. Dan buat kalian para perokok, hei ini kabar baik bukan? Kebutuhanmu akan terus dipenuhi. Bergembiralah.

Aku cuma meminta satu hal. Jangan merokok di dekatku. Mudah bukan?


Selamat merokok. 
Lanjut Baca Terus >>>

Wednesday, June 17, 2015

[KONSULTASAL] Umur bukan Jaminan Kebijaksanaan Cinta



Mengawali bulan puasa, mari kita membantu permasalahan cinta orang lain. Itung-itung nambah pahala. Kali ini, yang curhat adalah seorang cewek. Lagi-lagi. Untunglah belum ada cowok yang berniat curhat ke aku. Fiuh. 

Yuk disimak curhatannya sampai abis. Simak baik-baik ya. Siapkan solusi terbaik versimu.


Hayy.. Selamat siang konsultan cinta, perkenalkan aku Puspa. aku mau curhat neh, boleh yahh.. aku enggak tahu harus memulainya dari mana.. yang jelas semenjak Juni tahun lalu aku bertemu dengan cowok, sebut saja namanya Irul Dia sangat tampan menurutku, untuk seumurannya dia terlihat muda dan keren,okkeh lanjut, sejak Mei lalu aku mulai berkomunikasi dengan abang Irul. Iya, aku biasa panggil dia abang. Sebelumnya aku udah kenal, dua tahun lalu, cuman sekedar kenal saja, tanpa deket dan bahkan enggak pernah berkomunikasi. Tapi sejak Mei 2014 lalu, tiba-tiba kami mulai berkomunikasi. Awalnya dia nge add FB dan memfollow twitter ku. Aku kaget. Dalam hati bertanya-tanya, ada apa tiba-tiba abang Irul pengen sekali berteman.. wkwkwk sedikit rasa percaya diri dan kasmaran,, padahal itu hal yg wajar dan biasa saja yah. Aneh. 

Sejak itu kami mulai berkomunikasi, sampe tukeran PIN BB. Ketika Mei itu dia masih di Bima, masih di kampungnya. Sedangkan aku masih di Malang. Dia udah lulus kuliah sejak akhir 2013 lalu jurusan teknik lingkungan di ITN Malang, sedangkan aku masih menyusun skripsiku.. Okeh lanjut.. ketika bulan Juni dia memutuskan ke Malang untuk mencari kerja. Setiap hari BBMan terus sama aku, sampe tiba saatnya dia nyampe malang. Ketika itu aku lagi sibuk-sibuknya menjadi salah satu panitia kegiatan kampusku, dan aku pulang malam. Dia memberitahuku kalo dia sudah sampai di kos adeknya. Adeknya namanya Fitrah. 

Fitrah emang udah deket sama aku, tiap hari aku cuciin bajunya Fitrah, Fitrah udah aku anggap sebagai adek sendiri.. Setelah itu, untuk yang pertama kalinya aku bersalaman dengannya. Untuk yang pertama kalinya aku melihatnya dengan jarak yang begituu dekat. Jantung mulai berdegup kencang. Perasaan hati gak karuan. Tuhaaannn...apa yg terjadi?? Malamnya aku enggak bisa tidur. Kepikiran dia terussss... Baiklah, mungkin singkat2 saja. Kalo menceritakan hal-hal di antara kami memang gak akan pernah ada habisnya.. wkwkwkkwkw...`Langsung ke intinya saja.

Konsultan cinta, aku mencintai abang Irul. Aku mencintainya lebih dari makna cinta yang sesungguhnya.  Aku mungkin gak menafsirkan apa itu cinta. Yang jelas, aku hanya ingin melihatnya bahagia. Juni-Juli kami berdua selalu bersama. ketika itu bulan Ramadhan.. aku tinggal satu atap dengannya, tiap hari aku masak, masakin makanan kesukaannya.. Jam dua pagi aku sudah bangun untuk memasak sahur, dan jam dua sore aku udah ke pasar membeli sayur untuk kami berbuka.. Keadaan terus berlalu, tiap hari kami bercanda seperti layaknya orang pacaran.. Kemana-mana selalu bersama.. selain memasak aku juga mencuci dan menyetrika pakaiannya.. Sejak bulan Juni itu sampai sekarang maret 2015 masih seperti itu kegiatanku.. 

Konsultan cinta..abang Irul mengenalkanku ke teman-temannya, setiap keluar dan malam mingguan kami selalu bersama. Pokoknya kemana-mana kami selalu bersama.. Tapii.. aku hanya dianggap adik. Dan aku gak pernah menanyakan kejelasan hubungan kami.. karna dengan dekat seperti ini saja membuatku bahagia. Maka pikirku status sudah tak lagi penting.. Tapi tetep saja ketika dia tidak memprioritaskan aku, aku selalu merasa sakit. Apalagi ketika dia mencoba untuk menceritakan cewek lain di depan aku. Itu nyesek bangetttt. Aku sering sekali nangis dan teriak ketika lagi sendiri di kamar. 

Pertanyaanku, bagaimana menurutmu?? Aku harus bertahan atau berhenti untuk mencintainya dengan menjauhinya??? atau bagaimana?? kalo untuk perasaan abang Irul ke aku,  aku enggak pernah tahu perasaannya gimana. Yang jelas, dari perhatian dan sikap pedulinya yang luar biasa membuatku selalu yakin untuk tetep bertahan..Tapi tetep saja aku merasa sakit, karna aku enggak bisa menuntut apapun darinya..  Mungkin itu saja konsultan cintaaa.. terimakasih. Ditunggu balasannya..



Duh. Dipanggil konsultan cinta kok rasanya risih ya. Hahaha. Panggil Zega aja lain kali, kak.

Ekhm. Jujur, aku sedih banget baca curhatan kali ini. Seriusan. Perasaan Kak Puspa udah dalem banget kayaknya. Tapi, cuma dianggap adik doang. Ya ampun, kakak-adik zone lagi. Sudah berapa korban percintaan model begini. Gak heran acara motivasi cinta selalu ditunggu. Aku mau bikin usulan lembaga baru kepada Pak Jokowi. Nama lembaganya KUA. Kantor Urusan Asmara.

Ini perlu banget untuk didirikan. Soalnya kasus asmara belakangan ini naik tajam. Lebih tajam daripada melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika.
Curhatan tentang kakak-adik zone udah banyak banget deh kayaknya disini. Seperti cerita Rini. Atau seperti curhatan Nisa

Aku kira kisah kayak gini cuma dialami oleh remaja. Ternyata yang udah memasuki kepala dua pun mengalaminya. Duh, Kak.

Seharusnya kakak sudah bisa berpikir lebih jernih. Sudah bisa berpikir, kalau cinta itu butuh usaha kedua belah pihak. Apalagi, kakak sudah sampe tinggal satu atap dengan Bang Irul. Selalu masakin, nyuciin baju. Enak banget nih Bang Irul. Aku juga pengen deh dicintai seperti ini. Btw, kakak udah sampe tinggal satu atap gitu, menurutku butuh keberanian yang luar biasa. Gak takut dengan pandangan masyarakat, Kak?

Tapi, ya gitu. Kebanyakan orang emang gak bisa menyadari mutiara di hadapannya. Kak Puspa itu jiwa keibuannya tinggi banget menurutku. Tapi, bang Irul bersikap seolah-olah perlakuan kakak itu hal yang wajar. Looks like he took you for granted.

Sekarang udah mau memasuki bulan puasa. Sudah hampir setahun kakak dekat dengan Bang Irul, tapi tetep gak ada kepastian. Lebih baik kakak tanyakan kejelasan hubungan kakak dengan Bang Irul. Mungkin selama ini dia cuma malu mengakuinya. Walaupun nanti dia tidak memiliki perasaan yang sama seperti kakak, ya life must go on.

Kakak harus bisa melupakannya dan membuka hati untuk yang baru. Karena, sejatinya cinta itu tidak pernah hilang, Kak. Cinta hanya pindah. Pindah ke tempat yang lebih menghargai.

Melihatnya bahagia mungkin cukup bagi kakak. Menjalani hubungan seperti sekarang, asalkan bahagia mungkin cukup bagi kakak. Tapi pertanyaannya, sampai kapan, Kak?
Sampai kapan hubungan jenis ini akan bertahan? Apakah kakak yakin tidak akan terganti dengan cewek lain? Apakah kakak mau mencintai terus tanpa mengharap balasan? Apakah kakak yakin kebahagiaan ini akan berlangsung selamanya? Yang udah ada status aja bisa terganti dengan mudah loh. Apalagi yang gak ada status. Bang Irul pasti bisa aja melakukannya tanpa beban. Kan gak ada status.

Kakak juga harus sadar. Mencintai seorang diri itu rasanya menyakitkan. Kalau Bang Irul tidak bisa memberi kepastian untuk kakak. Berarti dia bukan yang terbaik untuk kakak. Sebenarnya, sesederhana itulah cinta. Kita saja yang sering membuatnya seolah-olah rumit bagai formula senjata nuklir.

Itulah saran yang bisa kuberi untuk kakak. Semoga pikiran kakak terbuka. Semoga kali ini kakak juga memandang cinta dari sudut rasional, bukan emosional semata. Karena rasional dan emosional bagaikan yin dan yang. Butuh keduanya untuk mencapai keseimbangan.

Kamu-kamu yang abis baca curhatan Kak Puspa, yuk beri masukan dan dukungan juga. Supaya kak Puspa bisa memperoleh jalan keluar terbaik.

Kalau ada yang pengen curhat di segmen KONSULTASAL juga, silakan kirim curhatanmu ke email azeegha@gmail.com dengan subjek KONSULTASAL.

Sekian KONSULTASAL kali ini.

Salam Asal


Lanjut Baca Terus >>>

Friday, June 12, 2015

Alasan Kenapa Kamu Harus Cepat Tamat Kuliah

Baru beberapa hari yang lalu, tes SBMPTN kelar dilaksanakan. Semoga kalian semua diterima di PTN pilihan masing-masing. Yang gak diterima, jangan berkecil hati, apalagi sampai drop. Jangan kayak aku di cerita ini. Yakinlah, semua akan baik-baik saja. Gak perlu sampe orasi ke rumah mantan karena gak lulus. Gak perlu.

Ngomong-ngomong soal kuliah, yang udah merasakan panasnya bangku kuliah pasti punya dong temen-temen yang pengen cepet tamat. Kalau bisa, begitu mendaftar langsung dapat ijazah. Asik.

Ada juga yang pengen kuliah lamaaaaa banget. Sampe semua dosen udah berganti, baru deh dia lulus. Temen-temennya udah pada nikah dan punya anak, dia masih bercumbu dengan skripsi. Juniornya udah s3 dia masih aja belum tamat s1. Bener-bener pengabdian di bidang akademik. Patut ditiru.

Tapi, kenapa sih harus lulus dengan cepet? Keuntungan apa aja yang diperoleh?  Bukankah yang cepet itu kebanyakan gak enak? Keluar terlalu cepat misalnya, pasti gak enak banget. Gak puas. Apalagi kalau keluarnya di dalem. Makin gak enak.




Kalau menurutku sih, ada beberapa keuntungan yang kamu dapat. Penasaran? Silakan stalking.

1. Hemat
Kamu kuliah pasti bayar uang kuliah dong? Dan itu bayarnya pake duit, bukan pake pelepah pisang. Nah, kalau kamu betah di kampus sampe berwindu-windu, kebayang gak berapa pengeluaran kamu? Pasti banyak banget kan. Kalau ditabung, kamu pasti bisa tuh nyaingin kekayaannya Bill Gates.

Ya gak lah. Ngimpi kamu. Mana bisa. Tapi, setidaknya kalau uang kuliah yang bertahun-tahun itu kamu investasikan untuk hal-hal lain seperti reksadana, properti, emas, batu akik, batu nisan, batu batre, pasti uang kamu berlipat-lipat ganda. Bisa deh sebagai uang simpanan untuk hari tua nanti. Yaa, seenggaknya kalau kamu mati duluan, anak cucu kamu bisa nikmatin  deh. Tapi, kalau uang kamu udah banyak, tapi gak ada yang nikmatin, bahkan kamu sendiri, ya bener-bener ironi.

Bentar. Kenapa dari uang kuliah malah bahas kematian? Oke skip.

2. Kemungkinan mendapat pekerjaan lebih tinggi
Jumlah mahasiswa baru yang mendaftar tiap tahun itu mencapai ratusan ribu orang. Tersebar ke berbagai universitas dan konsentrasi jurusan. Kalau misalnya di angkatan kamu ada 100 orang yang satu jurusan denganmu, dan ada sekitar ribuan yang satu jurusan denganmu di kampus lain, dan lowongan kerja terbatas, sudah pasti kamu harus senggol-senggolan supaya dapat kerja. Dan ini melahirkan suatu sistem yang bernama, “Senggol Bacok.”

Nah, kalau kamu lama lulus, saingan kamu makin bertambah dong. Adik-adik angkatan kamu tamat duluan, dan jumlah mereka pasti banyak banget. Berulang terus sampai 3 generasi. Bisa-bisa kerjaan kamu ntar cuma jadi tukang bersih-bersih hati.
Kalo kamu cepet tamat, udah pasti kamu gak perlu ngalamin hal kayak gitu. Kalau bisa, malah kamu yang nyediain lapangan pekerjaan untuk junior kamu nanti. Tingkat keren kamu nambah 40%.

3. Investasi waktu
Kuliah 4 tahun itu memang gak terasa. Tapi, ya tetep aja usiamu nambah. Dan kalo kamu nambah jatah kuliah, kamu yakin mau ngabisin hidup di kampus itu terus? Rasanya sia-sia banget.

Kalo kamu cepet tamat, kamu bisa memanfaatkan sisa usia kamu dengan lebih baik. Seperti kursus, magang, atau malah coba-coba bikin usaha. Asal gak coba-coba bikin anak aja, sih.

Kamu juga bisa berkarya lebih tenang tanpa dikejar deadline skripsi, bisa liburan tanpa terbayang wajah dosen pembimbing. Kamu juga gak perlu mengalami penyesalan ketika orangtua tidak bisa menghadiri acara wisuda kamu karena sudah terlebih dahulu berpulang. Umur kan gak ada yang tau. Lebih cepat kamu tamat, lebih cepat orangtua kamu bisa menyaksikan kamu wisuda.

4. Harga Diri
Gimana rasanya ditinggal pelan-pelan oleh temen satu angkatan? Perih. Lebih perih daripada ditinggal pacar yang balikan sama mantannya. Err, gak juga sih. lebih sakit yang terakhir.

Apalagi kalau junior kamu satu persatu duluan lempar toga. Dan kamu lagi-lagi cuma bisa jadi juru foto. Trus ditanya, “Kapan nyusul, Bang?”
Nah. Mau jawab apa. Mau bilang, “Nanti aku pasti nyusul kok, Dek. Tunggu Voldemort jualan bubur.”

Kalo kamu cepet tamat, pas junior wisuda, minimal kamu bisa ngasih mereka informasi mengenai lowongan pekerjaan. Atau pengalaman dalam hal lika-liku dunia kerja. Marwah senior itu tetep terjaga.

5. Gak Kesepian
Sendirian. Ini nih yang bakal kamu rasain kalau lama tamat. Ke kampus, belajar mata kuliah yang itu-itu lagi, udah bosen malah saking seringnya ngulang. Bahkan, lebih jago ngejelasin mata kuliah tersebut ketimbang dosen. Tapi, teteeeep aja gak tamat.
Kamu di kampus udah dianggap kayak benda purbakala yang rapuh banget. Bahkan, rektor aja sampe sungkem kalo jumpa sama kamu. Dibalik semua penghormatan itu, tetep aja terasa hampa. Gak ada lagi seneng-seneng sama temen seangkatan. Gak ada temen curhat di kampus. Mau godain maba, eh kamu malah dikira mahkluk halus. Langsung dikasih sesajen. Sedih.

Kalo kamu duluan tamat, pasti hal itu gak bakal terjadi sama kamu. Mungkin sehabis tamat kamu malah bisa langsung ngelamar pacar kamu. Jadi ada temen hidup deh.

Nah. Itu tuh menurutku keuntungan yang bakal kamu dapat kalau kamu lulus kuliah lebih cepat atau tepat waktu. Gimana? Setuju gak sama pendapatku? Atau kamu tau keuntungan lain yang bakal diperoleh? Yuk share di kotak komentar.

Jangan lupa juga untuk share artikel ini di sosial media yang kamu punya. Cukup klik link di bawah. Supaya temen-temen yang lain bisa baca.

Sekian artikel hari ini. Tunggu artikel lainnya.

Salam Asal


Lanjut Baca Terus >>>

Friday, June 5, 2015

[ Review Film ] Insidious 3



Apa yang lebih menyeramkan dibandingkan menonton film horor? Yak. Nonton film horor sendirian.

Tapi kali ini beda dong. Hohohoh. Aku gak nonton sendirian lagi. Aku nonton bareng temen. Kami nonton berenam. Kalau nonton film genre lain, aku gak masalah nonton sendirian. Tapi kalau nonton horor. Gak deh. Gak lucu aja ntar pas ada adegan serem aku malah megang tangan cewek di sebelah. Harusnya kan aku megang payu**** nya.

Oke skip.

Kalau di cerita yang ini, bioskopnya sepi melompong. Di film yang ini, penontonnya malah berjubel. Penuh sampai ke bangku paling bawah. Kesuksesan dua seri Insidious sebelumnya sepertinya menjadi magnet yang kuat. Tapi, yang bikin males kalau banyak penonton gini, semuanya pada asik megang hape ketika film udah mulai. Pada asik buka-buka chat. Apaan banget coba. Mau nonton apa mau nongkrong. Cahayanya kan mengganggu banget. Mental yang perlu direvolusi.

Insidious 1 dan Insidious 2 kerennya kebangetan menurutku. Jadi, aku menaruh ekspektasi yang cukup tinggi untuk film ini. Terlebih, Insidious 2 menyisakan tanda tanya di endingnya. Ending menggantung. Nah, aku berharap tanda tanya itu bakal terbongkar di Insidious 3.

Film ini diawali dengan Quinn Breinner (Stefanie Scott) yang meminta bantuan Elise Rainier (Lin Shaye) untuk berkomunikasi dengan ibunya yang telah meninggal. Awalnya Elise nolak, tapi dia akhirnya bantuin juga. Tapi, pas Elise mencoba berkomunikasi, ternyata dia melihat sosok lain yang mengerikan. Ternyata Quinn telah mencoba berkomunikasi dengan ibunya sebelum ini. Suatu percobaan yang ternyata didengar oleh makhluk dari dunia lain.

Elise pun gak jadi membantu Quinn. Sejak saat itu, kehidupan Quinn Brenner tidak sama lagi. Berbagai teror dialaminya. Teror yang bikin ngilu. Jadi, yang masih di bawah 17 ++ jangan nonton ini deh.

Film ini settingnya sebelum Insidious pertama. Jadi, Elise cuma kenal Josh kecil. Belum membantu Dalton. Tapi, pas dia bantuin Josh kecil, si hantu gaun hitam itu menghantui Elise. Sejak itu, Elise gak pernah menggunakan bakatnya lagi. Tapi, gegara kasus Quinn, dia akhirnya mendapat keberaniaan untuk melawan si gaun hitam. Satu adegan yang epik menurutku, ketika Elise mendorong si gaun hitam, trus dia bilang, “Come on, Bitch.”

Si gaun hitam ngacir. Satu bioskop langsung pada ngakak. Gak lucu sih pas diceritain gini -_-. Mending nonton aja deh. Hehe.

Tapi, menurutku Insidious 3 masih kurang seram dibandingkan dua pendahulunya. Kalau di Insidious 1 dan 2, aku ketakutan setengah mati ketika setting waktu malam, dan mengembuskan napas lega ketika setting waktu siang. Tapi, di Insidious 3, porsi setting waktu malam terlalu singkat. Cuma satu dua adegan horor.

Dulu, pas abis nonton Insidious 1 dan 2, selama seminggu setiap ke kamar mandi pasti teringat si gaun hitam sialan itu. Mandi jadi gak nikmat. Pengen cepat selesai aja. Nah, Insidious 3, abis keluar dari bioskop aja udah hilang perasaan seramnya.

Suspensenya kurang. Nggak dipelihara secara terus menerus. Jadi, ketika abis dikasih scene horor, berganti ke scene lain yang drama banget menurutku. Ketakutan penonton udah jauh berkurang. Saraf tegangnya udah kendur banget. Ibaratnya abis liat body seksi cewek, ternyata mukanya Dijah Yellow. Yang tadinya konak, langsung KO.

Entah kenapa film ini terlalu banyak adegan dramanya. Aku berharap ketakutan, bukan berharap meneteskan air mata. Mungkin ini karena pergantian sutradara. James Wan tidak lagi menyutradarai film ini. Tapi, diserahkan ke penulis naskah Insidious 1 dan 2, Leigh Whannel. Jadi, imajinasinya berbeda. Eh, aku baru tau kalau ternyata Leigh Whannel itu adalah Specs. Salah seorang kelompok pemburu hantu bersama Tucker. 

Satu yang patut diapresiasi adalah komedinya. Specs (Leigh Whannel) dan Tucker (Angus Sampson) konsisten untuk menghibur dengan tingkah konyol mereka. Apalagi Tucker. Anjir banget ekspresinya.  

Bagian horor cuma mendapat 1/3 dari porsi film menurutku. Teror baru mulai terjadi ketika Elise harus menyelamatkan Quinn di The Further. Kayaknya sih itu terjadi 30 menit terakhir. Kenapa gak dari awal langsung tegang kayak gini coba? Pasti lebih seru.

Salah satu quote yang bikin merinding


Oh ya, ternyata tanda tanya dari ending Insidious 2 gak terungkap di film ini. Kecewa banget. Mungkin baru terungkap di Insidious berikutnya. Film ini kayaknya mau nyaingin Fast and Furious. Bikin sekuel ampe banyak.

Film ini kuberi rating 7/10.

Kalau kamu udah pada nonton belum? Yuk cerita pengalamanmu ketika nonton di kolom komentar. Setuju gak dengan reviewku?

Buat yang belum nonton, silakan nonton. Lumayan lah untuk sekedar kejut kejut jantung.

Sekian artikel hari ini.

Salam Asal.




Lanjut Baca Terus >>>

Wednesday, June 3, 2015

[KONTRIBUTOR] Populerkan Seni Lukis Lewat Mural

Bagus Prakasa

Seni mural masih dapat dikatakan barang baru di kota Medan. Minimnya informasi tentang seni lukis di media dinding ini menjadi salah satu alasan kurang dikenalnya mural. Selain itu, keberadaan seni lukis serupa yang jauh lebih diketahui keberadaannya oleh masyarakat kota Medan, seperti graffity, juga menjadi faktor pendukung. Di Medan sendiri, hanya beberapa kalangan saja yang mengetahui keberadaan mural ini.

Ade Radinal Siregar, mahasiswa D-3 Metrologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, tampil dengan membawa serta karya muralnya. Bermodalkan keberanian dan semangat, Ade memberikan ornamen indah dalam arsitektur dinding beberapa tempat. Hasil liukkan kuasnya memberikan warna tersendiri bagi keindahan eksterior dan interior ruangan. Mulai dari kafe hingga kamar tidur tak luput dari kreatifitas goresan tangan pria kelahiran 17 Juni ini. Hasil karyanya juga telah terpampang di beberapa tempat nongkrong yang cukup terkemuka di Medan.


 Ade memulai perjalanannya sebagai pelukis mural sejak tahun 2011 secara otodidak. Keahliannya dalam melukis mural didapat ketika dia diajak turut serta temannya melukis dinding di suatu acara. Mengusung tema korupsi, Ade mengangkat kritik sosial sebagai bahan dalam melukis mural pertamanya. Sejak saat itu, pria berdarah Batak-Mandailing ini fokus untuk mengalirkan seni melalui dinding. Hingga sekarang, Ade telah menghasilkan beberapa karya yang layak untuk diperhitungkan.

Pria berusia 22 tahun ini menggunakan aliran lowbrow dalam setiap lukisan muralnya. Ade fokus mencoret dinding dengan objek tokoh, sosok, hingga karakter kartun tertentu. Beberapa tokoh yang sempat menjadi objek goresan cat Ade diantaranya, Soe Hok Gie, Trio Warkop DKI, Munir, Kartini, hingga tokoh imajinatif. Ketika melukis mural, Ade biasanya menghabiskan waktu sekitar lima jam untuk satu objek. Hal tersebut tergantung pada besar dan tingkat kerumitan objek yang akan dilukis.



“Sebelum dilukis, biasanya dibuat dulu sketsa gambarnya pake pensil atau bisa juga dibantu sama proyektor supaya lebih gampang,” ujar Ade. Dia juga mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang harus dipenuhi untuk memperindah hasil lukisan dinding, seperti detil gambar, pemilihan kuas, hingga kualitas cat dinding yang digunakan. Bagi Ade, mural dianggap sebagai pelampiasan hobinya. Selain itu, dia juga ingin menyalurkan kecintaannya akan seni melalui mural yang dibuat.


Sebelum mengenal mural, Ade telah lebih dahulu aktif dalam menggambar sketsa, seni digital dan ilustrasi. Ade berkeinginan agar mural dapat lebih dikenal dan diterima masyarakat, khususnya di kota Medan. “Yang penting hasil karya kita diterima, jadi orang gak cuma tau graffity aja, tapi juga mural yang lebih punya seni lah istilahnya,” tutupnya. 


Artikel kali ini bukan aku yang nulis. Salah seorang teman meminta tolong supaya artikel ini di post di blog ku. Yah, karena aku emang dasarnya baik, aku dengan senang hati membantu. Semoga artikel pembuka di awal bulan ini barokah. Sayang, aku gak tau alamat sosial media penulisnya. Mungkin dia low profile. Gak mau terlalu dikenal orang. 

Artikel ini menimbulkan ide bagiku. Kayaknya oke juga nih kalau ada yang nulis di blog ini selain aku. Karena itu aku mempersilahkan kamu semua yang berminat untuk menulis artikel di blog Coretan Asal, silakan kirim artikelmu dengan subjek KONTRIBUTOR ke azeegha@gmail.com. Siapa tau kamu pengen tulisanmu lebih dikenal banyak orang. 

Oh ya, aku juga gak bisa menjanjikan bayaran. Kalau kamu mau ya syukur, kalau gak mau ya apa boleh buat. Ini hanya proyek senang-senang aja. Tapi, semoga kamu semua berminat deh.

Sekian artikel hari ini.

Salam Asal. 

Lanjut Baca Terus >>>