“Cilla, kalau gede mau jadi apa?”
“Jadi doktel, bial bisa nyembuhin orang
banyak.” Senyum polos pun membingkai wajah mungilnya.
Tanpa sadar gua jadi ikut tersenyum
melihat iklan ini, dan teringat akan cita-cita gua pas masih kecil. Ya, dulu
gua juga bercita-cita menjadi seorang dokter. Dan mungkin cita-cita gua sama
dengan cita-cita lo. Entah kenapa menjadi dokter adalah cita-cita yang terlalu
mainstream Indonesia.
Gua pengen jadi dokter karena keluarga
besar gua, banyak banget yang bergelut dalam dunia medis. Kakek dan nenek gua
adalah mantri. Bukan, mereka bukan menteri kesehatan, mantri adalah sebutan
untuk orang medis jaman dulu, dan mungkin sekarang juga masih.
Paman gua adalah dokter spesialis bedah.
Kebanyakan tante gua adalah pekerja di rumah sakit, sebagai perawat. Makanya kalau ada keluarga sakit, gak perlu berobat ke RS. Cukup istirahat di rumah, dan salah seorang tante gua bakalan meriksa. Hemat.
Hal inilah yang kemudian mencuci otak
gua pake rinso sehingga gua juga bercita-cita jadi dokter.
Dan tentu saja keluarga gua mendukung. Mereka
bilang jadi dokter itu hebat, tugas yang mulia, padahal karna kebanyakan dokter
kaya, makanya dianjurkan jadi dokter.
Namun, jauh di dalam hati, gua gak kepengen menjadi
dokter. Lihat darah aja, gua langsung pingsan.
Gua cuma ingin menyenangkan hati mereka. Dan gua pun belajar dengan
tekun, berusaha mencerna semua pelajaran IPA yang sama sekali tidak menarik
minat sebenarnya. Dan akhirnya pas ujian itung-itungan, gua mencontek juga.
Tapi, lama kelamaan gua menjadi lelah.
Ini bukanlah dunia gua yang seharusnya. Gua sama sekali gak pintar dalam
matematika, biologi, fisika dan hal eksak lainnya. Ini bukanlah panggilan hidup
gua. Gua lebih suka menulis, lebih suka
membaca, lebih suka fotografi. Lebih suka main sabun. Oke, yang terakhir silap.
Gua dihadapkan pada realitas hidup.
Semakin gua tumbuh besar, gua menyadari ada mimpi yang memang berasal dari diri
kita. Ada juga mimpi karena pengaruh keluarga. Ada mimpi yang harus kita
pertahankan, ada juga mimpi yang harus kita buang. Seperti mimpi gua menjadi
Power Rangers.
Dan menjadi dokter bukanlah mimpi gua,
meskipun sudah menjadi cita-cita dari TK sampai SMA. Karena tidak semua
cita-cita adalah mimpi, namun mimpi bisa membuat lo bercita-cita.
Akhirnya, pada malam pergantian tahun menuju 2012 gua pun memberanikan diri
untuk berbicara dengan keluarga besar. Membicarakan tentang jurusan apa yang bakal gua ambil di perkuliahan. Meminta maaf kalau tidak bisa memenuhi keinginan mereka.
Gua lebih suka
mengambil ilmu komunikasi. Karna gua ingin menjadi wartawan. Dan tidak pernah ada seorang pun wartawan di keluarga gua.
Keluarga gua jelas kaget, marah, dan
kecewa. Terjadi perdebatan di ruang keluarga. Tapi, syukurlah mereka mau
menerima keputusan gua. Walaupun tidak semua setuju. Masih ada anggota keluarga
yang mengejek cita-cita gua yang baru.
“Huh, wartawan itu gajinya sedikit”
“Wartawan itu cuma orang yang ingin tahu
kehidupan orang lain”
“Kamu gak akan hidup bahagia kalau cuma
menjadi wartawan”
Dan segala cibiran lainnya.
Gua cuma bilang gini
"Om, tante, bisa gak melalui hari tanpa baca koran, nonton berita, atau sekedar mendengar radio?"
Mereka terdiam, "Dan siapakah yang menyediakan semua itu kalau bukan wartawan?" lanjut gua.
Hening. Tidak ada komentar lagi. Dan gua rasa, gua tau siapa yang telah memenangkan debat itu.
Gua tetap berusaha tegar. Menghadapi
semua dengan senyuman. Dan menjelaskan kepada mereka kalau inilah jalan hidup
gua. Inilah keinginan gua. Walau nantinya gua gak kaya, biarlah. Hidup bukan
hanya perkara materi saja. Dan kaya bukan berarti sukses.
Sukses menurut gua, adalah ketika mimpi, bahkan yang paling absurd sekalipun, bisa gua wujudkan.
Dan gua gak perlu membuktikan apapun
kepada mereka perihal kesuksesan gua.
Yang penting gua mengerjakannya dengan
rasa senang, bukan terpaksa.
Sekarang gua kuliah di Universitas Medan
Area, mengambil jurusan Ilmu Komunikasi. Dan gua sadar, menjadi wartawan,
berarti gua harus mengasah pena. Bukan dalam arti sebenarnya. Mengasah pena
adalah berlatih merangkai kata, berlatih menyusun kalimat, sehingga menghasilkan
berita yang enak dibaca.
Dan gua memilih blog untuk menyalurkan
itu semua. Blog bagi gua bukan hanya sekedar tempat untuk melampiaskan emosi
atau curhat. Lebih dari itu, blog adalah tempat bagi gua mengasah pena sebelum
terjun ke dunia jurnalistik yang sesungguhnya.
This is the end of the post. Dalam
postingan kali ini gua lebih banyak bijak sepertinya. Bukan gokil dan absurd
kayak biasa. Tapi gapapalah, mencoba hal-hal baru bisa membuat kaya pengalaman.
Gua membuat artikel ini dalam rangka giveaway
yang diadakan oleh Terlahir Botak. Jangan tanya gua kenapa dia terlahir botak,
karena setau gua gak ada orang yang terlahir gondrong. Atau baru lahir langsung
mohawk.
Giveaway ini bertema mimpi. Kalau lo mau
ikutan giveaway ini, silakan langsung menuju blognya. Tenang aja, blognya tidak
berisi tips cara menjadi botak secara syariah. Blognya asik kok dibaca.
Dan, mungkin ada di antara lo yang punya
cerita unik mengenai mimpi, cita-cita, atau kesuksesan, silakan share di kotak
komentar ya. Dan doakan gua menang giveawaynya. Hehe. Ciaoo.
gua menang loh giveaway yang ini.
nih penampakan hadiahnya
update 8 desember 2013
gua menang loh giveaway yang ini.
nih penampakan hadiahnya
sampul buku masih belum dibuka
abaikan wajah gua
Sebagai bukti kemenangan, silakan cek pengumuman pemenangnya disini
iya elah bang, kok ceritanya mirip kayak ceritaku saat mau masuk kuliah *toss :D kita buktikan kalo kita bisaa :)))
ReplyDelete*toss
Deleteiya bisa dong. kalau sesuai dengan minat, apapun bisa
kalo aq malah ga pnah skolah, cuma skolah agama,mnurut gue ilmu dunia itu mudah diplajari jdi gue ga pnah nyesel ga skolah sd/smp/sma.
ReplyDeletetrus gue pengen succes tanpa sekolah biar bsa jdi inspirasi orng2 yg putus skolah(sapa tw di undang di acara hitam putih ntar(˘̶▿˘̶)), mengenai cita2, gue pengen jadi translator japanese/english/indonesia.
walau ga pnah kuliah, tapi gue yakin skill gue ga kalah ama anak jurusan sastra jepang
I will survive without any diploma
Gue ngerti yang beginian. Intinya Lillahita'ala dulu ya hehe.
Deletewah inspirasi banget ya rizu.
Deletesemoga lo bisa masuk hitam putih deh. gua pasti nonton.
semoga cita-cita lo juga berhasil ya
Keren nih ka rizu..
DeleteGood Luck ya Semoga tercapai cita-citanya :)
emang keren banget nih rizu.
DeleteSemangat terus bang raih cita-citanya :')
ReplyDeleteGue juga punya keinginan jadi consultant design yaa walaupun design gue masih sering dikritik tajam sama guru dan pembimbing T_T
jadikan kritik itu memacu semangat lo ya
Deletekalau cita-cita awal gue pengen jadi pemain voli, tapi melihat kondisi fisik yg cemen, gak jadi aja :|
ReplyDeletehaha. makanya latian fisik dong lo
Deletecita" ane jadi President tapi Kalah ama SBY gan , , ,
ReplyDelete:D:D:D:D
mampir diblog q yaa , , ,
haha. kan masih ada kesempatan beberapa tahun lagi bro
Deletehope luck's with us... fighting!
ReplyDeleteini kok gua gak ngerti ya
Deletecita cita gue, haha
ReplyDeletevisit ni gan :)
mau jadi wartawan juga ya bro?
Deletegood luck sob, yang pasti makin mature cita-cita kita makin konkrit, sukses! thanks udah berkunjung ke blog gw ya :)
ReplyDeletemakasih ya sob
Deleteemang lagi dalam kondisi begini. sangat tersiksa sama kurikulum baru. baru SMA udah mikirin jurusan dan cita cita. kalau ngga bakal didepak dari jurusan T^T
ReplyDeletesetelah baca artikel ini, setidaknya bikin gue mikir lagi gue bakal jadi apa.
sebaiknya emang sejak dini dipikirin ya
Deleteiya, aku dulu ga pernah bercita-cita buat jadi ahli kelautan loh. malah dulu aku pengen jadi arsitek.
ReplyDeleteTapi Tuhan punya rencana lain, aku malah bisa sukses di kelautan. kuncinya cuma tekun dan nikmati kak :)
yap. love what you do
DeleteSemoga menjadi wartawan, ya! haha sebelumnya gue juga bercita-cita menjadi penulis, tapi sekarang entah beralih ingin jadi editor buku,sesuai jurusan kuliah gue.
ReplyDeletewah, semoga sukses dengan cita citanya ya
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteyah namanya juga dulu masih labil bro, yang penting jalanin aja sesuka hati, yang penting itu cita-cita harus dicapai (y)
ReplyDeletewajib dong bro
Deletedi paksakan kehendak yang ga sesuai dengan pasionnya kita bakalan jadi beban.
ReplyDeletegood luck jurnalisnya bro
makasih masbro
DeleteGue juga sempet pengen jadi wartawan, pengen jadi reporter perang gituuu kayaknya seru
ReplyDeleteseru sih. tapi harus siap kena peluru nyasar juga
Deletegue sempet jd orang kaya gan tapi nasib tak kunjung datang... wkwkwkw
ReplyDeletesempet jadi orang kaya?
Deletejadi sekarang udah jatuh miskin bro?
haha
sepertinya ini semua orang kecilannya kayak gini deh bro, gue dulu juga gitu , tapi bedanya gue gak pengen jadi dokter, tapi jadi PNS .. mulia banget yak gue :DD
ReplyDeletemulia banget lo bro. asal gak nyogok aja sih. haha
Deletehahahaha tapi gue udah gak pengen lagi jadi PNS sekarang, ogah ... saingannya masuk aja udah pada nyogok .. gimana kalo udah kerja sob :))
Deletekalau udah kerja, ya korupsi lah sob. supaya balik modal.
Deletehahaha
Wuidih men, bener banget tuh.
ReplyDeleteTapi men, apapun cita-citanya kalo masih masuk logika. Itu bisa dikejar.
Intinya sih harus konsisten sama cita-citanya dan berusaha. Kalahin itu rasa malas, baru deh bisa sukses karena cita-citanya :D
bener banget men.
Deletekalau bercita-cita tapi gak ada usaha, ya sama aja boong kan
dulu gue pengin jadi dokter kandungan.
ReplyDeletedokter kandungan hewan?
Deletewkwkw
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKeren bangeeeeeeet. Goodluck deh jadi wartawannya :')
ReplyDeletemakasih ya :)
DeleteBetul! Cita-cita harus dari diri sendiri, bukan paksaan. Biar 'plong' waktu ngejalanin nya...
ReplyDeleteiya. dan menikmati prosesnya juga
DeleteToss! Dulu aku jg sempet punya cita-cita jadi wartawan. Tapi makin ke sini, cita-cita itu berubah. Karena aku merasa lebih nyaman menulis fiksi. Walaupun intinya tetep di bidang penulisan hehe.
ReplyDeleteTetep semangat ya! Semoga cita-cita kita terkabul. Amin ~
wah. semoga jadi penulis yang terkenal ya mbak.
Deleteamin
gue penegen jadi penulis,, tapi......................... hahahahahahaa,, ditunggu kunjunganya ya, prasojojoo.blogspot.com.. folbek,, thankss
ReplyDeleteoke. siap meluncur ke tkp
DeleteWaktu kecil cita2 gua banyak gan, Astronot, President, penulis, guru, bahkan gue pengen jadi doraemon -__- hahaha
ReplyDeletecita-cita yang cukup absurd ya
Deletesemangat ya mengejar impiannya. jadi wartawan atau penulis atau apapun yang berkecimpung dengan kata-kata itu kan pekerjaan hebat juga! jangan mau kalah hahaha.
ReplyDeletebtw ini aku udah main. ngga perlu tiap postingan dikomentarin "main balik ya" ya hehe kan udah saling follow, postinganmu yang baru ada kok di dasbor blog aku :))
makasih semangatnya ya.
Deleteoh, aku gak tau kalau udah difollow. hehe. maaf deh ya. gak lagi kok
Semangat terus meraih Cita-cita, hihi :D
ReplyDeletemakasih ya mbak
Deletehihihi.. cita-citanya masih galau :D
ReplyDeletesiapa yang galau mbak?
DeleteMemilih yang kita sukai akan membuat kita lebih menikmatinya.
ReplyDeleteMantap, lanjutkan mimpinya gan!
oke gan.
Deletemakasih ya
Cita-cita gue dulu pengen jadi pilot, udah gede malah pengen jadi suaminya cinta laura.. halah ! :)
ReplyDeletelah. kalau itu mah gua juga pengen masbro
Deletecita-cita masih kecil emg dipengaruhi sama lingkungan ya, kalo udh besar baru deh mulai mikir dan milih sendiri sesuai passion :))
ReplyDeleteiya. beranjak dewasa lebih bisa memahami dunia nyata
DeleteWah . Semngat terus ngejar mimpi ya. Gmana menang gak giveaway ny ? :D
ReplyDeleteKeep writing!!
menang sih GA nya. tapi hadiahnya belum dikirim. lagi uts yang ngadain GA. hehe
Deletebener tuh, sampe sekarang aja gue ga tau mau jadi apa nih, yg penting dalemin aja hobi gue deh. http://catatankiting.blogspot.com/
ReplyDeleteHehehe saya juga pernah beberapa kali ganti cita-cita, toh akhirnya dapet passion pas kuliah kok. Jangan menyerah!
ReplyDeleteSalam ya :)
wah bener banget tuh bang, kita itu punya mimpi sendiri bukan mimpinya orang tua, emang sih orang tua ngasih saran untuk jadi itu jadi ini supaya kita senang, alias kerjaan yang berduit banyak kayak dokter tadi. tapi kalau kita gak iklash menjalaninya sama aja tar kedepannya kita bakal rusak juga :)
ReplyDeletebener banget. karna yang ngejalanin masa depan itu kan kita. bukan orangtua
Deletegood decision. persis seperti adik saya, dia juga diminta ngikut jejak saya yg masuk dunia kesehatan, tapi ngotot pgn jadi wartawan dan masuk ke Komunikasi UNPAD>
ReplyDeletebtw, memang perlu passion utk mengejar kesuksesan, dan jelas passion itu akan didapatkan bila kita berada di jalur yg kita senangi. apalagi bila ternyata kita perlu melalui perjuangan dari harus bertentangan dgn org tua, ujian masuk yg sulit, dan lain sebagainya, maka passion itu akan lebih kerasa. sekarang, setelah kita berada dalam jalur tersebut, bagaimana agar kita bisa survive, bukan hanya sekedar selamat sampai tujuan, tp bisa menunjukkan sesuatu yg spesial agar diri kita tidak terlihat biasa2 saja, karena mencapai di jalan ini pun kita perlu perjuangan, sayang sekali kalau udah berhasil masuk di jalan yg kita senangi, tp hasilnya ya rata-rata air saja.
good luck sob!
wah. terimakasih atas komentarnya bro. benar-benar membangkitkan semangat untuk serius menggeluti dunia jurnalistik. kita memang harus konsisten dengan pilihan kan sob.
Delete