baca cerita sebelumnya
“ Jangan sok pahlawan makanya, mas. Malu tuh jadinya” Si pelayan mencibirku setelah menerima uang ganti rugi dari cewek yang ingin kutolong.
Aku hanya memandanginya tajam, setajam silet. Untung saja
dia cewek . Kalau cowok, mungkin aku udah kabur. Gak berani soalnya.
“Kamu gak apa-apa kan? Gak ada yang luka?” Kupandangi celana cewek di hadapanku. celananya jadi berwarna coklat terkena tumpahan cappucino. Hmm, jadi agak transparan gitu. Eh, kok jadi mikir jorok sih. Aku menoyor kepalaku sendiri.
“Gak apa-apa kok. Cuma basah aja.”
“Oh, ya. Kenalin. Namaku Andre.” Aku mengulurkan
tangan.
“Nia.” Dia menyambut tanganku. Tangannya lembut
banget.
“Lagi nunggu
teman ya?”
“Iya nih, pesawatnya delay. Jadi daripada bosan, aku kesini aja. Kamu sendiri ngapain?”
Sama, wah jangan-jangan kita jodoh. Batinku dalam
hati. Tentu saja dalam hati. Mana berani aku terang-terangan mengucapkannya.
“Iya, Aku juga lagi nunggu temen. Cuma aku aja yang
datangnya kecepetan. Dia baru datang sekitar 20 menit lagi.” Aku melihat jam
untuk memastikan.
Dia hanya menganggukkan kepala, dan kembali asik
dengan handphonenya. Situasi mulai canggung. Aku panik. Berusaha mencari bahan
pembicaraan yang lain.
Kupandangi gelas kopiku lagi. Meminta bantuan.
“Cari ide lagi dong untuk ngobrol. Udah blank nih aku. Gak tau lagi mau
ngomongin apa”
“ Kamu cowok bukan sih? Pikirin sendiri lah. Jangan
manja.” Dia memalingkan wajahnya.
Dasar kopi sialan. Padahal ini semua gara-gara dia.
Aku berpikir sejenak. Mau ngobrolin apa lagi ya?.
Kupandangi wajah Nia. Kok ada sih makhluk seindah ini?
Rambutnya yang dibiarkan tergerai, ditiup angin
perlahan. Dia melepas kacamatanya. Dan menatapku. Mata kami bertemu. Dia
mencondongkan wajahnya ke arahku. Dekat sekali. aku bahkan bisa merasakan
napasnya. Ah, sepertinya dia tidak bisa menolak pesonaku. Sekarang dia akan
menciumku. Aku memang cowok sejati. Lihat ini baik-baik kopi.
Kupejamkan mataku perlahan. Ingin menikmati momen
ini.
“Andre.”
“Iya Nia.” Beberapa detik lagi bibir kami akan
bertemu. Ya ampun, waktu terasa berjalan lama sekali. Tanganku mulai
kedinginan.
“Andre.”
“Iya Nia.” Aduh, cepetan dong. Aku membasahi
bibirku.
“Bulu hidungmu keluar tuh.”
Deng. Antiklimaks. Buru-buru kubuka mataku. Nia masih
menatapku. Senyuman lebar membingkai wajahnya. Matanya membentuk segaris tipis.
Ah senyuman yang lucu. Matanya malah bersembunyi.
“Ngapain tadi merem-merem gitu”? Dia masih berani
bertanya? Dasar PHP.
Aku menggaruk kepalaku. Ketombe berjatuhan.
“Gak apa-apa kok. Tadi ada badak masuk ke mata”
ucapku ketus.
Dia hanya tertawa pelan. Kupandangi dia, dan ikut
tertawa. Tawa kami makin keras. Gelas kopiku juga ikut tergelak. Tisu bekas
pun beterbangan ke arah kami berdua.
“Mas, kalau mau ketawa lebar-lebar, jangan disini
dong. Ludahnya pada muncrat nih”.
“Iya nih, buat takut aja. Itu ketawa atau menjerit.
Lihat nih anak saya langsung mimisan.”
Huh, tidak bisa melihat orang lain senang. Aku
mencibir ke arah mereka.
“Jalan-jalan keluar yuk.” ajakku pada Nia.
“Boleh deh. Ntar malah ditimpuk lagi, kalau kelamaan
disini” sahutnya sambil terkekeh geli.
Kami berdua berjalan keluar. Tanganku terulur,
hendak membuka pintu cafe.
“Woii, mas. Bayar dulu kopinya! Main kabur aja.” Ah.
Itu si pelayan lagi. Dia sepertinya belum puas menerorku. Dengan teriakannya
yang melengking. Semua pengunjung kembali melihatku.
Kutatap wajah Nia. Berusaha mengeluarkan semua aura
ketampananku.
“Err, Nia, boleh pinjam uangnya gak?”
***
Ah. Senangnya hari ini. Jalan-jalan berdua dengan
Nia. Saling mengoleskan eskrim ke wajah. Berbagi cerita mengenai kehidupan. Dan
ditutup dengan menikmati senja di bangku taman, sambil memberi makan burung.
Tampaknya pdkt ku akan berjalan lancar.
Kubuka handphoneku. Melihat foto-foto kami berdua.
Fotonya ketika tersenyum, dan matanya kembali bersembunyi. Fotonya yang
cemberut ketika kuoleskan es krim di hidungnya. Fotonya dikelilingi merpati. Fotonya
ketika menagih utangku.
Tapi, sepertinya ada yang kulupakan hari ini. Apa
ya?
Eh, ada foto gelas kopiku juga ketika masih di kafe
tadi. Gelas kopi yang telah berkonspirasi untuk membantu pdkt ku. Di foto, dia
melambai ke arahku. Sayangnya dia harus berurusan dengan si pelayan galak.
Aku harus mengunjunginya lagi di kafe tersebut. Di
bandara.
Eh, bandara?
Bandara?
“Astaga.” Aku menutup mulutku.
Ryan !
Bagus min cerpennya :-D bkin ktawak sore-sore.
ReplyDeleteDitunggu cerpen selanjutny yaa..
min min. emang aku kelamin.
Deletepanggil nama aja
nyimak :D
ReplyDeleteakhirnya muncul juga part 2. Nice :)
ReplyDeletemakasih udah berkunjung mas
DeleteAkkkkkkk andai itu bener-bener nyata ya.. *oke lupakan*
ReplyDeleteBanyak kejutannya dalam cerpen ini dan itu bikin ngakak. Terus berkaryaaaaa
siap cup. makasi udah berkunjung
Deleteaduh aku ngekek
ReplyDeletehehehe
visit and follbek http://goglees.blogspot.com
makasih udah berkunjung mas.
Deletepasti di visit kok
heheh.. asli lucuu nih :D
ReplyDeletekereen (y)
terimakasih mbak rani. sering sering mampir dimari ya
Deleteenak banget baru kenal mau di cium. Terlalu berharap ya xixixixi
ReplyDeletekena php dia mah. haha
DeleteUwowow bagus :D ya ampun bulu hidungnya panjang amat ya sampai keluar gitu mahaha
ReplyDeleteiya. uda rebonding itu bulu idungnya. hahaha
DeleteCowoknya pasti garang banget sampe bisa kelilipan badak gitu. Hahaha.
ReplyDeleteBagus cerpen-nya, gue belom bisa bikin kayak gini. Huft.
terus bereskperimen mat. cerpen ini hampir dua bulan gua anggurin. ini pertama asli jelek banget.
Deletehahaha.. udah nebak bakalan dicium.. ehh ternyata cuma ngeliat bulu hidungnya keluar haha xD
ReplyDeleteKerenn keren :))
hehe. makasih ya
Deletesering sering mampir ya
kesian yang lagi nunggu di bandara :p
ReplyDeleteiya mbak.
Deletemakasih kunjungannya ya
Bacanya uda dua hari yang lalu tapi baru sempet komentar part 2 nya sekarang ,lebih bagus part 2 nya bang ih suka , ajarin dong bikin ginian :)
ReplyDeletehaha. gimana mau ngajarinnya nih?
Deletekopinya ko ga di minum sama si andre(=^▽^)σ
ReplyDeleteudah kok di awal paragraf pertama. tapi cuma disesap doang sih
Deleteiya, mksudnya ga diabisin:D
ReplyDeletepenasaran dh ama nasib si kopi yang bisa berkonspirasi.
semoga dia tidak disiksa oleh si pelayan :(
Deletekeren bang.
ReplyDelete