Thursday, July 3, 2014

Hari Ke-3 dari #7HUD



Truth. Kebenaran.Kebenaran tidak akan goyah. Sesuatu itu akan jadi benar, atau jadi salah. Kebenaran memberikan kita dasar yang kuat untuk bertolak menuju impian kita. Kebenaran dapat menguatkan, menyemangati dan menuntun kamu dengan tepat. Semua orang pernah menjadi salah, tapi perlu berkali-kali salah untuk menjadi benar, bukan? 

Pada hari ketiga dari 7 Hari Upgrade Diri, gua mendapat kata ajaib Truth.

Kebenaran. Seberapa sering kita mempraktekkan kata ini dalam kehidupan sehari-hari? Bahkan seringkali yang benar malah dicaci, dan yang salah dipuja. Kebenaran dan kesalahan kadang saling bercampur baur, tumpang tindih, sehingga susah sekali dibedakan.

Pada hari ketiga ini, gua mencoba untuk menjadi “benar”. Gua tidak bermaksud menjadi seorang alim ulama. Hanya ingin mempraktekkan kebenaran sesuai dengan norma hukum dan norma agama.

Apakah kebenaran berpengaruh dalam harapan? Well, gua tidak mau munafik. Kadang juga dibutuhkan sedikit kelicikan yang dibalut kekreatifan, agar mencapai harapan. Nah, masalahnya, maukah kita mengotorkan tangan kita dengan cara demikian? Apakah kita bisa menikmati harapan yang terwujud, sementara proses mewujudkannya dipenuhi dengan kelicikan.

Orang benar di masa sekarang susah sekali ditemukan. Karena kebenaran kadang malah kita jumpai di tempat yang tidak terduga. Siapa sangka gelandangan, ketika menemukan sekarung uang di tong sampah, malah mengembalikan uang tersebut ke pemiliknya dengan bantuan polisi.

Wah, kalau gua mungkin udah gua pake tuh duit untuk foya-foya.

Siapa sangka juga, di tempat yang kita anggap sebagai sarang kebenaran, ternyata itu hanyalah topeng semata. Seperti Mahkamah Konstitusi yang seharusnya menjadi pilar terakhir dalam menegakkan kebenaran dan keadilan, ternyata hakimnya sendiri jadi tersangka korupsi.

Kebenaran itu tidak relatif. Kebenaran itu mutlak. Kebenaran itu cuma satu.
Tidak mungkin ada dua kebenaran dalam satu kejadian yang sama. Itu kerancuan.

Menjadi “benar” ternyata susah-susah gampang. Seperti ketika pagi-pagi sudah disuguhi goyang erotis di tivi. Separuh hati ingin terus menikmati, dan separuh hati berteriak bahwa ini tidak benar. Jangan meracuni otakmu dengan hal seperti ini.

Akhirnya, gua menghela napas berat, lalu mematikan tivi. Yah, walaupun diiringi sedikit rasa tidak rela, setidaknya gua telah mencoba untuk bertindak benar.

Jadi, sudahkah lo bertindak atau mencoba untuk bertindak benar hari ini?

Silakan berbagi pengalaman di kotak komentar.
Jangan lupa folllow blog gua, supaya lo dapat informasi tentang artikel terbaru dari gua.


2 comments:

  1. Kalo katanya Shinichi sih, "Shinjuutsu wa itsumo hitotsu!" *zoom in* *zoom out*

    ReplyDelete
  2. gak ada yang benar atau salah, semuanya abu-abu.. *benerin posisi kacamata*

    ReplyDelete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan