Sunday, February 8, 2015

Kutukan Cinta

Kadang aku tidak mengerti dengan cinta. Datang cepat, memanah hati, terikat asmara. Dan secepat dia datang, bisa juga secepat itu dia pergi. Hanya meninggalkan luka menganga bekas panah. Ketika sedang merasa nyaman, disaat itulah cinta perlahan pergi. Berjingkat-jingkat bagai pencuri. Membawa pergi separuh hati.

Aku juga tidak mengerti dengan perbedaan agama dalam asmara. Mengapa harus ada perbedaan. Entah kenapa, kalau aku menjalin hubungan dengan mereka yang berbeda agama, hubungannya bisa bertahan lama. Sama-sama saling meyakinkan, saling menyemangati. Berbisik bahwa semuanya akan baik-baik saja. Meski aku tau, bahwa endingnya pasti tidak akan baik-baik saja. Tapi, usaha selalu ada untuk terus bersama.

Giliran aku dapat yang beragama sama, pasti hubungannya singkat. Tidak ada usaha untuk bertahan. Terlalu cepat menyerah akan keadaan. Membiarkan pasangannya berjuang sendirian. Apakah karena tidak ada tembok pemisah, justru membuat cinta itu terlalu gampang untuk dilepas? Apakah karena kita “sama”, justru tidak ada alasan untuk bertahan? Aku berpikir, sepertinya memang perbedaanlah yang menyatukan kita. Bukan persamaan.

Tapi yang paling aku tidak mengerti adalah, mengapa aku selalu berhubungan dengan mereka yang gagal move on pada mantannya? Pada hubungan pertama dan kedua sepertinya masih wajar dan normal. Tapi, di hubungan berikutnya, ini mulai ganjil. Membentuk pola menakutkan. Apa ini karma, karena aku diam-diam menyantet bisul mantan mereka? Hmm.

Sangat wajar untuk mengalami rasa sakit hati dalam hubungan asmara. Mustahil sebuah hubungan berjalan tanpa adanya konflik, pertengkaran, air mata dan tangis. Tapi, bukankah itu guna pelukan menenangkan? Bukankah itu gunanya mulut, supaya bisa mengatakan kalimat penghiburan. Takut sakit hati bukanlah alasan untuk tidak jatuh cinta. Takut sakit hati hanyalah alasan pengecut bagi mereka yang tidak mau girang hati. Meskipun aku lebih memilih tante girang, sih.

Percayalah, cinta tidak mengajarkan ketakutan. Cinta mengajarkan kekuatan. Kekuatan untuk sembuh dari sakit hati. Kekuatan untuk saling mendukung. Kekuatan untuk bersama dengan orang yang lebih baik.

Ah, tapi sudahlah. Tau apa juga aku soal cinta. Aku hanya seorang pengelana hati yang terlalu sering mencicip asam, asin, pahit ketimbang manis. Aneh rasanya ketika seorang jomblo berbicara cinta, bukankah begitu?

Semoga kalian semua segera menemukan cinta sejati.

Salam Asal


6 comments:

  1. Heh. Bang Arman jadi udah punya mantan pacar banyak dong ganti2 mulu.

    ReplyDelete
  2. Cup-cup, jangan galau ah, bang arman hahaha

    ReplyDelete
  3. Mungkin uda nasib mu, Bang.. Wkwkwk.. Yang sabar ya.. Akan jauh lebih bahagia jika telah menemukan orang yang mencintai kita apa adanya.. :D

    ReplyDelete
  4. gak aneh sih bang, itu tandanya kau udah banyak pengalaman hehe...
    Soal pacaran dengan yang beda agama, aku malah udah 2 kali tapi selalu bentar mulu ga bertahan lama *yaelahhmalahcurhat* maaf deh :)

    ReplyDelete
  5. semoga itu bukan kutukan cinta ya mas,,bacanya jadi baper gini duh :)

    ReplyDelete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan