Wednesday, February 18, 2015

[Review Novel] Koala Kumal


Judul                      : Koala Kumal
Jenis Buku             : Komedi
Harga                     : Rp 65.500
Penerbit                 : Gagasmedia

Akhirnya Raditya nerbitin buku lagi !
Sejak buku Cinta Brontosaurus, aku mulai menyukai gaya tulisan Radit yang kocak tapi tetap penuh makna. Dan cara dia memberikan makna tersebut selalu bikin aku merasa, “Anjirr. Keren banget nih orang. Sunat dimana ya, dia?”

Ya, pokoknya gitu deh.

Cover buku ini unik banget. Radit udah kayak gembel yang kehilangan pegangan hidup disitu. Tapi, aku kurang suka cover bagian dalamnya. Tidak natural. Lihat saja, ketika berjalan, kaki kanan dan tangan kanan bergerak secara bersamaan. Cara berjalan yang aneh. 

Aneh, kan?

Tapi, pembatas bukunya lucu. Berbentuk koala yang lagi nenteng buntelan.

Coba bisa dipelihara,ya?

Bukunya kali ini mengambil tema tentang patah hati. Cocok banget dibaca orang yang lagi patah hati, sedang dalam proses move on, dan jomblo. Dan kalau kamu ngalamin ketiga hal itu, mending mati aja. Itu sakitnya kira-kira kayak jahitan sunat dilepas lagi.

Dalam pengantarnya, Radit berkata bahwa buku ini bisa dibaca mulai dari bab manapun. Karena tiap babnya emang gak nyambung satu sama lain. Kisahnya dipecah. Tapi, aku sih menyarankan untuk tetap membacanya mulai dari bab pertama. Karena di bab pertama, persoalan yang diceritakan masih ringan. Di bab pertengahan hingga akhir, mulai muncul deh cerita dengan konflik yang bikin hati berkecamuk, kegalauan bercampur tawa, dengan semua pelajaran hidupnya.

Gaya penulisannya masih memikat. Aku kira setelah dia lebih aktif main film dan menjadi juri stand-up comedy, gaya berceritanya juga akan berubah. Ternyata memang berubah. Berubah menjadi lebih asik dan lebih kocak. Ketika membacanya, aku merasa seperti membaca sebuah novel remaja, tapi memiliki sisipan humor yang berkelas.

Tidak lagi menggunakan punchline seperti, “Garuk-garuk aspal, nyilet-nyilet tangan” dan sejenisnya. Yang menurutku sudah mulai berkurang kadar lucunya, karena udah digunakan banyak orang.

Salah satu contoh komedi yang bikin aku terpingkal adalah ini :

Temannya tidak memberikan respons, mungkin tidak kedengaran, mungkin pura-pura gak dengar agar tidak dimarahin sama pengawas. Karena dicuekin, Lina lalu mulai mengayunkan kakinya, mencoba menendang pelan kursi di depannya. Tapi, percuma karena Lina pendek, kakinya mengayun-ayun, tidak sampai-sampai menendang kursi di depannya. Gue merasa kasihan, tetapi sekaligus ingin tertawa.
“Gue bantuin sini,” kata gue. “biar gue yang tendang.”
Gue mengayunkan kaki ke depan, mencoba menendang kursi depan, dan.... ternyata kaki gue juga gak nyampe. Gue lupa, gue juga pendek. Sekarang gantian Lina yang terlihat kasihan, tetapi sekaligus ingin tertawa.

Itu adalah cuplikan dari bab “Lebih Seram dari Jurit Malam”

Aku gak tau dengan kalian. Tapi menurutku itu humor yang sangat cerdas, dan juga lucu. Menertawai kehidupan tidak dengan cara yang berlebihan. Tapi dengan cara yang “memang-begitulah-dia”. Alami. Dan masih banyak lagi cerita yang lebih lucu dari ini.

Bab yang paling aku sukai disini adalah bab “Aku Bertemu Orang Lain”. Ini adalah cerita ketika dia masih berumur 18 tahun. Dan serius, bab ini lucunya bisa bikin pencernaan jadi lancar. Di bab ini, Radit menceritakan ketika dia mau pergi ke Adelaide untuk kuliah di sana, dan ceweknya galau abis. Radit sendiri gak yakin akan bertahan dengan LDR, dan dia mau mutusin ceweknya.

Tapi, gak jadi. Sesuatu hal membuat dia kembali yakin. Dan mereka pun menjalani LDR selama dua tahun. Sampai, di suatu malam yang merubah segalanya. Yaahh... mending kalian baca aja sendiri. Buat yang gampang mewek, silakan siapkan tisu. Karena bab-bab akhir emang menyentuh banget, tapi tetap bisa bikin ketawa. Membaca buku ini hampir membuat aku gila, bisa galau karena patah hati, dan detik berikutnya menertawakan kegalauan tersebut. 

Seperti yang dibilang oleh Mama Radit, 

Istilah untuk orang yang sudah pernah merasakan patah hati adalah.... dewasa

Jadi, sebelum gentayangan karena penasaran, mending beli bukunya langsung. Kalau udah beli, langsung fotocopy aja, jualin ke temen-temen. #OtakBisnisBajakan.
Apalagi buat kamu yang baru aja patah hati, buku ini bisa menjadi obat yang mujarab banget untuk mengobatinya. Lebih mujarab daripada kamu tetesin ekstrak rexona ke hati kamu.

Ratingku untuk novel ini adalah 4,9/5. Karena aku tetep gak demen cover dalamnya.

Sekian review novel hari ini. Kamu yang udah baca buku ini, yuk spoiler di kolom komentar, biar yang lain pada penasaran. Hahaha.


Salam Asal. 

43 comments:

  1. Penasaran, katanya ada beberapa kalimat yang masih sering "typo" di buku ini. Benar gak? Tapi, keren. Radityadika bisa tour ke beberapa kota buat tandatanganin buku para fansnya :D

    http://www.cewealpukat.me/

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku gak ada nemu sih. tapi mungkin juga terlewat. ya, typo sedikit tetap gak mengurangi esensi ceritanya kok. hehe

      Delete
    2. Iya, gue juga nemu. Jadi harus nyerna dulu maksud dari kalimat itu sebenernya apa.

      Delete
  2. rating dari kakak 4.9/5. Wow :D Mostly Perfect!

    ReplyDelete
  3. menanggapi kata-kata Mama Radit, berarti gue belom dewasa gitu ya :/
    lu sensi amat sama cover dalemnya kak... ya ampun. Eh tapi jangan kasih rating perfect deh, karena di dunia ini gak ada yang sempurna #tsah

    ReplyDelete
    Replies
    1. berarti lo belum pernah patah hati dong. sini gua patahin.
      tsahh. jadi bijak sekarang

      Delete
  4. Kalau yang bikin Raditya Dika, entah itu buku atau film atau apapun, pasti selalu asik buat dinikmati. Apalagi Koala Kumal ini. Meskipun gak se-WAH Marmut Merah Jambu, Koala Kumal cukup berisi dan tetep lucu.

    ReplyDelete
  5. bah, gue juga beli tuh bro. tapi gue po, dapet yang ada tanda tanggannya. dan harganya juga lebih murah.....
    tapi secara keseluruhan, ceritanya keren. meskipun ada beberapa typo...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kok yang dapet ttd lebih murah sih. kok enak bener? :(

      Delete
  6. Wah, beneran pisah-pisah? Kyaaaaa kangen banget kalau gitu sama buku-buku Raditya Dika yang sebelumnya :')
    Satu sih yang bikin penasaran, pasti yaaaa kalau Raditya DIka menikah dan dia bikin cerita dari kejadian tersebut, asik banget. Problematika orang menikah kan lebih kompleks dan menarik dibahas daripada pacaran :D

    Thanks bang reviewnya, belum baca nih, bukunya masih nganggur. Besok dibaca aaah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ah tapi lebih asik gini loh. lebih banyak pesan moral yang didapat

      dibaca secepatnya gih

      Delete
  7. Gue udah baca berulang kali tapi ga bosen bosen :)

    ReplyDelete
  8. Gue udah baca berulang kali tapi ga bosen bosen :)

    ReplyDelete
  9. Min, Kamu jadi romantis pake aku kamu. *eh

    Entah kenapa, bukunya si Radit ini selalu fresh dan komedinya lain dari yang lain ya. Hahahsyu emang!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. udah lama bon. lu aja jarang mampir.

      beli makanya

      Delete
  10. ada yang bilang tulisannya di novel yang ini lebih menunjukkan Radit yang semakin dewasa sekaligus tua, jadi berpengaruh terhadap gaya-gayanya...
    Wah semakin bertambah niat untuk beli novelnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah iya. mungkin juga sih. emang beda banget buku yang ini.

      cepetan beli. stok terbatas. haha

      Delete
  11. Cool review nya. Jago nge-resensi buku bang (?) Nilai B.Indonesianya pasti 99/100. Wkwk.

    ReplyDelete
  12. Asoy! Itu kutipan dari mama Radith nyes banget .___.
    Gue mau beli tapi kehabisan stok di gramedia sini. Sedekahi aku bang. Sedekahi buku itu. :'))

    ReplyDelete
    Replies
    1. udah habis? cepet banget ya.
      ambil aja sini kalau mau.

      Delete
  13. Iya sih, man. gue malah sejak pertama ada joke yang hiperbolik begitu, cuma narik bibir doang. Jadi penasaran gue ama bukunya yang ini. Karena yang MSSalmon gue kurang terpuaskan, gegara MMJ lebih bagus. *ini menurut gue doang*

    ReplyDelete
    Replies
    1. dulu sih lucu buat gua. tapi setelah beberapa kali jadi garing banget.
      nah, gua juga kurang sreg di manusia salmon. MMJ emang keren. toss

      Delete
  14. pernah baca komiknya yang kambing jantan sama bukunya yang kedua kalau enggak salah. waktu itu sih terkesan 'hiburan di waktu senggang' gitu saja. kalau berdasarkan resensi ini, kayaknya tulisannya jadi berisi. meski begitu, tetap saja ada keengganan untuk membelinya (enggak punya duit+mengharap gratisan :v). keengganan yang sama yang membuat aku tidak menyentuh sarial harpot. mungkin karena 'iri'. aku rasa semua yang bercita-cita menjadi penulis sudah sewajarnya iri dengan kedua penulis ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah gua sih gak enggan. buku-buku kayak gini gua jadiin referensi dalam menulis. serial harpot gak gua beli sih emang. tapi serial buku detektifnya jkr yang baru selalu gua buru.

      iri tidak berarti enggan membeli buku mereka juga. menurut gua sih gitu

      Delete
  15. Duh.. gue belum baca. Lagi nungguin yang mau beliin. Kamu?

    ReplyDelete
  16. Gue udah beli bukunya tapi belum baca sampe abis. Hahaha. Dan bener cara penulisannya udah agak berubah pas gue mulai baca di bab pertama. Untuk sekarang gue ga mau ikutan nilai, belum afdol kalo ga belum kelar. :))

    ReplyDelete
  17. Belum beli bukunya, dan kayaknya boleh nih dimasukin ke dalam list belanja. Itu... pembatas bukunya luccuuuu :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh banget dong.
      iya emang lucu itu. tapi kamu lebih lucu kok

      Delete
  18. kemaren gue kehabisan di gramed hiks, ujung ujungnya minjem temen.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kehabisan juga? buset bestseller nih bukunya bentar lagi

      Delete
  19. Gue lebih suka ab ada jangwe dikepalaku. Ceritanya bener-bener lucu. Nice review!

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh iya. itu lucu sih. tapi gua lebih suka bab-bab akhir

      Delete
  20. waktu order yang gratis kaos gak? aku mau kaosnyaaa iiih :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah aku gak order kak. beli di gramedia. gak dapet kaos

      Delete
  21. Si Febri uda beli buku ini, tapi aku belom sempet minjem buat baca.. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. prinsipnya : manfaatkan pacar sebaik-baiknya. haha

      Delete
  22. Makasih nih buat review-nya. Berguna banget. Jadi makin penasaran sama Koala Kumal.
    Untuk masalah punchline yang hiperbola juga gue setuju kalo itu udah nggak asik lagi buat dipake. Ngetawain hal-hal yang sederhana emang lebih enak sih wkwk.

    ReplyDelete
  23. Makasih nih buat review-nya. Berguna banget. Jadi makin penasaran sama Koala Kumal.
    Untuk masalah punchline yang hiperbola juga gue setuju kalo itu udah nggak asik lagi buat dipake. Ngetawain hal-hal yang sederhana emang lebih enak sih wkwk.

    ReplyDelete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan