Monday, March 3, 2014

Pencarian Harta Karun 2 #Cerpen (tamat)



Buat yang belum baca part 1, silakan baca disini




“Kampret nih raja. Taunya cuma nyuruh aja. Mending kalau dikasih cewek. Lah ini cuma tongsis,” keluh Njuk. Dia menyeka peluh yang bercururan di dagunya. “Mana panas banget lagi.”

“Sudahlah Njuk. Jangan ngeluh terus. Makin panas nih. Mending kau cari pohon beringin yang berbunga sakura.”

“Hah? Mulai mengkhayal kau karena panas kan? Mana ada pohon beringin berbunga sakura?”

“Nih liat kalau gak percaya.” Ling menyodorkan gulungan petunjuk ke depan hidung Njuk. “Percaya kau sekarang kan? Nah cepat cari.”

Njuk menggaruk kepalanya. “Aneh-aneh aja pohon jaman sekarang. Gimana caranya pohon beringin berbunga sakura. Iseng bener yang ngawinin mereka.”

Ling memandang berkeliling. Tidak ada pohon beringin sejauh mata memandang. Dicermatinya lagi petunjuk di gulungan. Beringin Sakura akan menampakkan dirinya kepada orang yang tepat.

Orang yang tepat? Apa maksud gulungan ini? Ling berpikir keras. Saking kerasnya dia sampai kentut.

Sementara Njuk juga tengah mencari sesuatu. Dia celingak-celinguk. Tiba-tiba matanya tertumbuk kepada sebatang pohon. “Ini dia nih yang aku cari.” Njuk tertawa girang.
Dia segera berlari ke arah pohon itu. Begitu sampai, dia langsung membuka celana dan..
Serr.... Njuk mengencingi pohon itu.

“Ahh. Leganya. Eh apaan nih bunga di kepalaku? Warna pink. Bunga yang aneh. Seperti sakura. Sakura?”

Njuk menengadahkan kepalanya. Mulutnya ternganga melihat sekumpulan bunga sakura yang sedang mekar. Berwarna pink. Memancarkan keindahan yang sulit diucapkan. Bagai gulali yang digantung di pohon. Semuanya adalah bunga. Tidak ada satupun daun yang menggantung. Njuk merasa seperti di surga.

“Ling. Coba lihat apa yang baru kutemukan,” teriak Njuk.
Ling berlari menuju tempat Njuk. “Hahaha. Akhirnya ketemu juga. Dan Njuk, kau belum menaikkan celanamu. Sepertinya air kencingmu telah memancing pohon ini keluar.”

Njuk cengengesan. “Nanti air seniku bakal kujual di kampung. Sebagai pupuk alami. Sekarang apa yang harus kita lakukan?”

Ling melihat gulungan. “Berjalanlah 100 meter ke arah utara dari pohon.”
“Baiklah. Tunggu apa lagi. Ayo kita kemon.” Njuk segera berlari saking semangatnya.

*100 meter kemudian*
“Berjalanlah sambil jongkok, ke arah timur, sejauh 200 meter.”
Njuk masih bersemangat mengikuti petunjuk gulungan tersebut.

*Setelah 200 meter*
“Merayaplah ke arah selatan sejauh 300 meter”
Njuk dan Ling mulai kehabisan tenaga. “Ini yang terakhir, Njuk” Ling menyemangati.

*Setelah 300 meter yang melelahkan*
“Kampret. Kutu busuk. Dinosaurus. Brontosaurus. Babi ngepet. Godzilla bunting. Ini kan pohon yang tadi.” Njuk mencak-mencak.
“Kita istirahat dulu sebentar. Yang buat petunjuk ini kayaknya pengen menguji kita." Ling menyenderkan badannya di pohon sambil mengipasi wajahnya.

“Menguji tai kucing. Capek-capek keliling, eh taunya balik kesini lagi. Argghhhh.” Njuk meninju pohon beringin di hadapannya. “Aduhh. Keras banget nih pohon.” Dia meringis menahan sakit.

Ling hanya tersenyum melihat tingkah laku kakaknya itu. “Makanya, mending istirahat dulu. aku bawa bekal nih. Kita makan dulu.”
“Haa. Makan. Asiikkk.” Emosi Njuk menguap.

***

Setelah leyeh-leyeh selama satu jam, mereka segera mencari tanda dimana harta dipendam. Ling membaca gulungan itu lagi. “Carilah tanda x dibatang pohon.”
Njuk dan ling mencermati batang pohon itu baik-baik.

“Nih ketemu nih.” Njuk berteriak girang sambil menunjuk tanda x dibatang pohon.
“Wah iya bener. Tapi kok baunya aneh ya.” Ling mendekatkan hidungnya ke batang pohon.

“Hehehe.” Njuk cengar-cengir. “Kayaknya ini tempat aku kencing tadi deh.”
“Wuanjirr.” Ling buru-buru menyingkir. “Bisa terbakar nih paru-paruku. Sebagai hukumannya, kau yang gali. Gali sejauh sepuluh meter ke dalam.”

“Sepuluh meter? Itu nyari harta karun apa mau buat sumur?” Njuk sewot.
“Udah cepetan. Gak usah banyak cincong.”
Njuk manyun. Tapi diturutinya juga. Dia segera mengambil sekop yang tiba-tiba ada di sampingnya. Dan mulailah dia menggali.

Setelah hampir setengah jam, Njuk berteriak. “Oii. Ling. Peti harta
nya udah ketemu nih. Bantu angkat. Berat nih.”

“Mana..mana. sini aku angkat. Kira-kira isinya apa ya?” Ling langsung bersemangat.
“Kita coba intip aja yuk.” Njuk mengedipkan matanya.
“Tapi raja udah berpesan jangan dibuka. Nanti kita gak dapat hadiah.” Ling mengingatkan.

‘Ah, hadiahnya cuma tongsis doang. Buat apa. Lagian dia kan gak tau. Ya ya ya? Aku penasaran nih.” Njuk terus menggoda.
Ling menggigit bagian bawah bibirnya. Dia ragu. Dia harus memilih antara rasa ingin tahu, atau menjalankan perintah.

Njuk mulai membuka peti harta itu.
PLAKK. Njuk kaget. “Apa-apaan sih. Main pukul aja. Sakit tau.”
 “Perintah adalah perintah. Nanti di kerajaan, kita bisa lihat juga kok.”
“Iya deh. Dasar nona-yang-tidak-bisa-diajak-sekongkol.”

Mereka berdua memanggul peti itu sampai ke kerajaan. Ketika hampir sampai di depan kerajaan, raja telah menunggu mereka di gerbang kerajaan. Tangannya terbuka lebar menyambut mereka.

“Akhirnya kalian datang juga. Aku udah gak sabar melihat isi harta karun ini.” Raja menggosok-gosokkan kedua tangannya. “Turunkan perlahan-lahan.”

Raja menatap peti harta di depannya. Kira-kira ada berapa milyar nilai harta ini.
Perlahan, dibukanya peti harta itu. Njuk memandang dengan bersemangat. Ling bersiap-siap memotret.

Cahaya kuning memancar ketika peti itu dibuka. Ini pasti emas berkilo-kilo. Tapi cahayanya semakin meredup seiring kotak itu terbuka semua.
Raja melongokkan kepalanya ke dalam peti. Begitu juga dengan Njuk.

“Kosong.” Ucap Njuk dan raja berbarengan. Raja meraba-raba dalam peti. Tangannya menyentuh sesuatu di dasar peti. Dia mengambilnya. Ternyata sebuah gulungan.

Gulungan yang bertuliskan “Zonk. Maaf ye. Kami udah duluan menemukan harta ini. Silakan coba lagi di tempat lain. Anda kurang beruntung.Tertanda Don Brawn."
Raja langsung terduduk lesu. Njuk berteriak keliling kerajaan sambil buka celana,  "Argghhh. Kampret," teriaknya. Sementara Ling merekam tingkah laku keduanya. Lumayan,buat di upload ke YeiTube.


Nah, berakhir sudah pencarian harta karunnya. Gimana menurut kalian? bagus? hancur? apapun itu, silakan kritik sepuasnya di kolom komentar ya

31 comments:

  1. kayaknya gokilan yg part 1 ya? tapi mskpun bgtu ini cerita ttp bikin gue senyum2 sendiri :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. masa sih? padahal gua kira bagusan yg ini :(
      duh maafin gue ya.

      Delete
    2. haha :D gpp kali. duh jadi merasa bersalah

      Delete
    3. harusnya gua yg merasa bersalah :(

      Delete
  2. kalo dulu aku pernah baca di novel teenlit, tiap pengen marah tokohnya nyebut hal yang lain, tapi ga ngeluarin makian semacam "anjing, monyet, dll" diganti pake jagung bakar, segala jenis jagung. haha. tp efeknya bagus menurutku. orang bisa tetep maki, tapi ga pake kata yang biasa didenger orang. jadi mulai alihkan kebiasaan memaki itu dengan kata yang lebih "alus"

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu bukan komentari cerpennya, malah bahasanya. haha. tapi bagus deh. daripada gk sama sekali

      Delete
  3. gue ga gitu ngerti cerita beginian, tapi dari cerpen ini gue belajar 1 hal, saat apapun ketika emosi melanda, segeralah makan....

    ReplyDelete
  4. masih ngakak yang bagian pertamanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. duh, kayaknya byk yg gak suka sama yg bagian kedua ya :(

      Delete
  5. Haha bagus sih, ada lucunya juga. Bikin lagi ya hehe :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. syukurlah ada yg suka. semoga ini bukan terpaksa ya :)

      Delete
  6. Sumpah ngakak waktu ada kalimat gini |plak, njuk kaget" huahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. loh, emang kalimat itu lucu ya?
      duh punchline gua kayaknya pada bersalahan nih

      Delete
  7. hadeuh, si don brawn siapa itu? si kakeknya? kampret bener... haha xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. don brawn itu gua ambil dari Don Brown. lo gak tau? yg nulis the da vinci code ituloh. kan dia doyan teka-teki ginian

      Delete
  8. Ceritanya udah keren, Ga.
    Jokesnya juga udah lumayan. Ada bagian yang bikin gue nyengir sendiri. Nyengirin tulisan lo ya, bukan nyengirin kejombloan elo. Kalau itu mah namanya ngeledek. Hahaha.

    Akan tetapi, ending lo ketebak sama gue. Jangan ngambek, Ga. Mungkin gue yang terlalu pinter. Oke. Demikian komentar gue, setelahnya saya ucapkan terimakasih. :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. sialan lo. padahal lo kan juga jones. pake ngina segala. dasar kobokan.

      lain kali gua buat cerpen, jgn harap lo bisa nebak endingnya. hahaha.

      Delete
  9. jadi ini lanjutan yang kemaren ya, akhirnya dapet zonk...
    gue kira akan berakhir dengan kesuksesan dapetin harta karun.

    ReplyDelete
  10. Beringin bunga sakura itu mungkin terjadi kalau golkar diekspor ke Jepang kali ya? Hehehe

    ReplyDelete
  11. wah ternyata isinya zonk XD kasian rasa, pasti langsung curhat tuh ama diarynya

    bagus ni cerpen, cuma menurutku kurangnya adalah di part 2 si raja terlalu serius, kurang gokilnya di banding part 1. itu aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya. karena di part 2 yang paling byk berperan adalah njuk dan ling. tapi, makasih sarannya ya

      Delete
  12. haha, bisa bikin senyum2 nih ceritanya malem2 :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga mimpinya semakin indah karena kebanyakan senyum

      Delete
  13. *senyum-senyum sendiri*
    tapi masih gokil yang pertama bro.. hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. iye bro. padahal mnrt gua malah yg pertama kurang bagus. hahaha

      Delete
  14. lebih gokilan part 1nya kak xD yang ini tetep bisa bikin senyum-senyum sendiri sih. salut sama kekonsistenan karakter tokohnya. cakep dah!

    ReplyDelete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan