Sunday, March 16, 2014

Keindahan Budaya Nias

Beberapa bulan yang lalu, Forum Komunikasi Mahasiswa Nias di kampus gua, mengadakan pagelaran seni budaya dalam rangka ulang tahun kampus. Jadi, kami memperkenalkan kebudayaan Nias kepada pengunjung.

Kami menampilkan tari moyo, tari baluse dan lompat batu.

 photo DSC_0138_zps67b74749.jpg
ini para penarinya

Tari Moyo atau disebut juga dengan tari Elang yang terus mengepakkan sayapnya dengan lembut tanpa mengenal lelah, menaklukkan sesuatu yang bermakna bagi sesamanya dan dirinya sendiri. Tarian ini melambangkan keuletan dan semangat secara bersama dalam mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan. Tari Moyo ini kadang dilaksanakan setelah atau sebelum acara atau perayaan – perayaan atas hari tertentu, bahkan untuk menyambut tamu di Nias sendiri.

 photo DSC_0134_zps5c810d65.jpg
tetep diiringi dengan musik tradisional

Tarian ini koreografinya cukup sulit. Karena kaki harus terus bergerak, dan tangan terus mengepak. Dengan tetap mengutamakan keindahan tarian. Para penari hanyalah kaum perempuan. Mungkin untuk mempertegas kalimat bahwa perempuan itu adalah keindahan.

Tari berikutnya adalah tari baluse. Tari Perang atau Foluaya merupakan lambang kesatria para pemuda di desa – desa di Nias, untuk melindungi desa dari ancaman musuh, yang diawali dengan Fana’a atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan ronda atau siskamling.

Pada saat ronda, jika ada aba-aba bahwa desa telah diserang oleh musuh maka seluruh prajurit berhimpun untuk menyerang musuh. Setelah musuh diserang, maka kepala musuh itu dipenggal untuk dipersembahkan kepada Raja, hal ini sudah tidak dilakukan lagi karna sudah tidak ada lagi perang suku di Nias.

 photo DSC_0143_zps37a5dfb6.jpg
yang pake baju merah adalah panglima perang.

Pemenggalan kepala ini tidak hanya dilakukan ketika melawan musuh. Tapi terkadang ketika membuat acara besar-besaran, dipenggallah kepala beberapa orang supaya acara itu berlangsung dengan sukses. Hal ini yang menyebabkan banyak orang beranggapan kalau suku Nias kanibal. Tentu saja tidak. Mereka hanya memenggal kepala, namun tidak memakan daging orang tersebut.

Persembahan ini disebut juga dengan Binu. Sambil menyerahkan kepala musuh yang telah dipenggal tadi kepada raja, para prajurit itu juga mengutuk musuh dengan berkata “Aehohoi”yang berarti tanda kemenangan. setelah di desa diserukan “Hemitae” untuk mengajak dan menyemangati diri dalam memberikan laporan kepada raja di halaman, sambil membentuk tarian Fadohilia lalu menyerahkan binu itu kepada raja.

 photo DSC_0147_zps5b5dfb7a.jpg
btw, itu parang asli

 Setelah itu, raja menyambut para pasukan perang itu dengan penuh sukacita dengan mengadakan pesta besar-besaran. Lalu, raja menyerahkan Rai, yang dalam bahasa Indonesia seperti mahkota kepada prajurit itu. Rai dalam suku Nias adalah merupakan tanda jasa kepada panglima perang. Tidak hanya Rai yang diberikan, emas beku juga diberikan kepada prajurit-prajurit lain yang juga telah ikut ambil bagian dalam membunuh musuh tadi.

Kemudian, raja memerintahkan “Mianetogo Gawu-gawu Bagahemi”, dengan fatele yang menunjukkan ketangkasan dengan melompat-lompat lengkap dengan senjatanya yang disebut Famanu-manu yang ditunjukkan oleh dua orang prajurit yang saling berhadap-hadapan.

Seiring berkembangnya Zaman Tradisi ini dilakukan hanya pada hari hari tertentu atau untuk merayakan acara acara tertentu.

Ketika pertama kali gua latihan tarian ini, besoknya gua gak bisa bangun dari tempat tidur. Pegal semua badannya. Tangan lecet-lecet. Pantes orang jaman dulu fisiknya pada kuat. Kebanyakan menari sih.

Nah yang menjadi puncak acara adalah lompat batu atau hombo batu.

 photo DSC_0153_zps642e2ade.jpg
ini replika batunya

Batu yang harus dilompati berupa bangunan mirip tugu piramida dengan permukaan bagian atas datar. Tingginya tidak kurang dari 2 (dua) meter dengan lebar 90 centimeter (cm) dan panjang tolakan dari permukaan tanah 60 cm. Para pelompat tidak hanya sekedar harus melintasi tumpukan batu tersebut, tapi ia juga harus memiliki teknik seperti saat mendarat, karena jika dia mendarat dengan posisi yang salah dapat menyebabkan cedera otot atau patah tulang.

Banyak orang mengira lompat batu ini untuk menetukan kedewasaan seseorang dan berhak menikah. Sebenarnya bukan itu tujuan aslinya.

Jaman dulu, Nias masih terbagi dalam berbagai suku yang dibentengi oleh bambu runcing. Ketika ada perang, maka sulit sekali menembus masuk ke dalam perkampungan.

 photo DSC_0156_zps6543adcf.jpg
berhasil dilompati sodara-sodara
 photo DSC_0157_zps0811f929.jpg
masih cemen? tambah satu orang diatasnya

 photo DSC_0159_zps43c55c2f.jpg
speechless

Akhirnya, diciptakanlah lompat batu ini, sebagai sarana latihan untuk prajurit agar bisa melompati pagar suku lain. Untuk menyerang dan juga untuk melarikan diri kalau ditawan. Karena jika mereka telah ditawan, maka sudah pasti akan dipenggal.

Tapi gua pribadi, gak berani. Gua masih sayang sama selangkangan gua. Ingin terlihat keren karena berhasil lompat batu, eh tau-tau titit gua diamputasi. Jadi maaf saja. Tapi kalau lo mau coba, boleh saja. Mungkin titit lo terbuat dari baja.

 photo DSC_0101_zps5d1a3ca2.jpg
ini aktornya :D

Begitu terkenalnya tradisi lompat batu ini membuat tradisi ini pernah diabadikan pada pecahan uang seribu rupiah pada awal tahun 1990-an dengan gambar seorang pria Nias yang sedang melompati tugu batu.

sumber : klik gambar

Sebenarnya masih banyak kebudayaan Nias yang lain yang tidak kalah keren. Seperti batu-batu yang diukir seperti kepala naga, rumah adat yang didalamnya dipenuhi taring babi. Dan masih banyak lagi.

Kalau mau lebih jelas, silakan datang aja ke Nias. Lokasi wisatanya juga oke. Pantainya masih banyak yang biru dan jernih. Cocok untuk snorkeling. Atau buat yang suka surfing, silakan ke pantai Sorake dan Lagundri. Banyak turis yang merekomendasikan tempat itu karena ombaknya tinggi. Sudah sering juga diadakan lomba berselancar di pantai tersebut.

Dan tenang saja, masyarakatnya ramah-ramah kok. Selagi lo menghargai mereka, mereka juga akan menghargai. Tapi tetep sewa guide ya. Walaupun pulau nias tergolong kecil, lo tetep bisa nyasar dan berakhir masuk ke dalam hutan. Utamakan juga keselamatan dan keamanan. Mengenai pesona alam Nias, mungkin akan gua ceritain di postingan lain.


Sekian postingan dari gua. Yuk, saling berbagi cerita tentang budaya daerah lo di kolom komentar. atau ada yang sudah pernah ke Nias? Silakan berkomentar juga.

Ya’ahowu.

44 comments:

  1. Gue selalu exited dengan tradisi lompat batu itu, pengen nyoba rasanya. Btw, ternyata masih ada yang peduli dengan tradisi asli indonesia. Kalo di rumah gue, udah pada beralih ke gadget semua :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. lo orang nias juga bro?
      silakan nyoba sih kalau pengen. haha
      wah, padahal kan kebudayaan perlu dilestarikan

      Delete
  2. seru ya kalo udah berhadapan dengan tradisi dan budaya indonesia. Unik-unik dan menarik

    ReplyDelete
  3. Yang lompat batu itu sesuatu banget.
    Tapi tariannya juga. Ah, semuanya keren!

    ReplyDelete
  4. Yang jdi ciri khas lompat batunya man , btw ud dilompati tu batunya ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha. belum jo. kan gak semua desa menganut kebudayaan lompat batu itu. untunglah desaku salah satunya. haha

      Delete
  5. Setiap kebudayaan punya makna dan nilai leluhur yang kental dan tinggi. Di setiap daerah rata-rata memiliki kebudayaan yang unik banget dan patut untuk diapresiasikan. Aaaa, bangga banget sama Indonesia. Btw, masih ada gak nyimpan uang 1000 ntu?? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. gak ada nyimpen duit itu sih. pasti berharga bgt skrg ya

      Delete
  6. Keren, budaya memang selalu bisa bikin kagum.

    Gue pengen nyoba lompati batu itu juga, tapi kayaknya ga usah aja deh, dari kecil gue latihan lompat tali aja gagal mulu... T.T

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba lompati batu kerikil aja dulu sebagai pemanasan

      Delete
  7. keren banget itu yang lompat batu, bisa kayak terbang gitu ya soalnya itu batu tinggi banget. tariannya juga keren.

    memang Indonesia ini kaya akan budaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. keturunan dari planet Krypton. hahaha
      indonesia memang kaya banget

      Delete
  8. Man, kok gue jadi bayangin gimana rasanya kepala dipenggal ya?
    Btw, nice postingan man! Inspiratif, jadi nambah ilmu gue tentang budaya. Setidaknya begitulah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kak coba baca bukunya manusia langit a.sonjaya deh, disana diceritain tentang udaya perkawinan nias, gimana mereka percaya kalo mereka itu turunan manusia langit. sayang cuma budaya perkawinan yang dijelaskan. Tapi gegara baca nuku itu saya jatuh cinta sama niass kak.. Indonesia itu keren :D

      Delete
    2. Oh iya, di buku itu juga ada sedikit penjelasan tentang pemenggalan kepala manusia, mhahahaha. Pokoknya nias keren. indonesia keren.

      Delete
    3. lo mau dipenggal wang? gampang. gua dengan senang hati mengabulkan keinginan lo.

      Delete
  9. aaakkkkk niiiiaaaasss,, demmm aku jatuh cinta sama niaassss :3333. Sayang referensinya cuma ada satu buku :(. Oh iya, dari yang aku tau, dahulunya, perempuan perempuan di nias itu kalu nyuci pulang sambil bawa batu, nah nanti dari pria yang disana nyusun batu buat bikin pertahanan. Terus lagi aku pikir menggal pala itu hanya untuk menunjukan seseorang sudah bisa jaga keluarga loh ga, ternyata dalam peperangan juga ya? apa menunjukkannya lewat perang ya? aaakkkk niassss :33 aaakkk indonesahhh :333

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah Lia. elo yg paling semangat komen kayaknya. haha
      gua juga buat postingan ini karena desakan elo sih

      Delete
    2. dih ga,, mamam lacun sana lo :((..

      Ga posting budayanya yang lain dong :D. Masih pengen tanya - tanya banyak, masih penasaran, tapi ndak ada referensi lagi buat baca, mau tanya pun bingung, hihiihi. Baru ngerti budaya pernikahan disana bagaimana, itupun kayanya kurang mantep. Baru tau disana itu kepercayaan mereka kalo mereka itu turunan manusia langit dan alasannya kenapa dibilang manusia langit, asal usul manusia langit. Suku nya aja baru tau 2, pasti masih banyak lagi yang lain kan? Keadaan pasar Gomo, gimana kalo orang - orang disana nyambut tamu ..... aaaakkkkk Niasssssss .... mahahahhaa

      Delete
    3. tanya lewat line aja sama gua. kalau mau lebih jelas ya silakan aja liburan kesana. kalau gak kuat ke daerah nya, ya ke museum aja. lumayan lengkap koleksinya. artefaknya masih ada

      Delete
  10. izin berkunjung kembali bang zega hehehe

    wow itu pake parang asli? edan. ga berani dah gue hhaha
    tp benar-benar orisinil dan unik. rame.
    jadi pengen ke nias nih.. semoga ada kesempatan.. tp anu gw harus dilapisin baja dulu biar bisa ikut loncat batu

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau cuma berkunjung, gak harus langsung lompat batu juga kali. itu butuh latian. semoga kesampaian niatnya ingin ke nias :)

      Delete
  11. belum pernah ke Nias :(((
    bener2 lakik kalau bisa lompat batu :')

    ReplyDelete
  12. lompat batu Nias itu menarik banget deh. pengen banget liat langsung

    ReplyDelete
  13. tari elang keren tuh kayanya. suka sama elang. eh bukan elangnya aja, budayanya keren semua ding!

    ReplyDelete
  14. Om arman, culik aku kesana dong:3

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku juga mau :(( culik aku kak culik aku *gelendotan manja*

      Delete
    2. ini anak dua orang malah pengen diculik. aneh -_-

      Delete
    3. ih lia ikut - ikutan minta diculik sama om arman-_- kan aku duluan yg minta diculik. Plis culik aku aja om, aku siap kok diculik dan diajak muter - muterin nias:3

      Delete
    4. ah. budget gua terlalu minim untuk nyulik kalian berdua

      Delete
    5. yaudah culik gue aja, man:3 gue rela kok diculik sama lo wakakakak

      Delete
    6. haha. mau aja sih. tapi gua gak tau alamat lo dimana

      Delete
  15. Hooo... gitu toh asal mulanya tradisi Hombo Batu? Buat melompat pagar suku lain? Lha, terus ada cerita kalau di balik pagar itu disiapkan jebakan nggak semacam bambu runcing gitu? Pengaman ganda buat orang yang sukses melompat pagar agar terhadang di jebakan kedua. hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. belum pernah dengar cerita gitu sih kalau ada pengaman gandan. haha

      Delete
  16. Gue pernah denger cerita tentang Nias dari kakak ipar gue yang berasal dari padang. Awalnya gue bertanya tentang keindahan pulau mentawai. Eh, tiba-tiba dia menceritakan Nias juga. Kalau nggak salah, keindahan Nias juga pernah diabadikan di kompas TV. Lupa nama acaranya apa....

    Oiya, ternyata Nias kebanyakan oriental, ya? Kayak elo ini. Mirip sama boyband korea. Gitu. :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. disini gak ada kompas tv. jadi gua gak tau.
      ah kampret lo. knp harus bawa2 boyband sih

      Delete
  17. Kayaknya gerakannya susah banget. Gue aja niruin gerakan tarian yang enteng aja setengah mampus untuk dapetin nilai. Salut untuk yang nari tarian ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. susah bgt bro. soalnya antara gerakan kaki, dan putaran tameng dan pedang, harus sinkron. konsen penuh deh

      Delete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan