Saturday, July 20, 2013

Sisi Lain dari Google







 Mungkin zaman sekarang udah gak ada lagi yang gak kenal internet. Mulai dari anak-anak sampe kakek-nenek aja udah pada jago internetan. Salah satu yang paling sering dibuka itu adalah bokep google. Mesin pencari satu ini emang luar biasa banget. Hampir semua yang lo tanyakan bisa dicari 

jawabannya hanya dalam hitungan detik. Mulai dari yang positif hamil sampai ke yang paling negatif. Bahkan, saking jagonya, kemarin gua baca artikel, ada masyarakat yang menjadikan google sebagai agama. Iya men, google dijadiin tuhan gitu. Ckckck

Lo bayangin aja google jadi agama. Mungkin para penganutnya dipanggil googlemination. Ada tempat ibadahnya juga, tapi mereka ngumpulnya dengan cara modern. Make google hangout. Video call tapi conference gitu. Wah ajib. 

Gua juga sering make google, sering banget malah. Untuk nyari tugas kuliah, artikel-artikel unik, download software dan lo taulah yang satu itu. Nah, karna keseringan make google ini, gua jadi malas yang ribet-ribet. Gua pengen semuanya tu serba instan. Sama kayak anak kos yang tiap akhir bulan makannya mi instan. Begitu pula jadinya pemikiran gua. 

Misalnya gua ada tugas makalah, gua gak bakalan repot-repot nyari buku referensi untuk tugas gua di perpustakaan kampus. Gua bakalan search di goggle, dan tinggal copy paste. Masalah gua selesai. Kalau nyari di buku kan susah tu ya. Harus baca dari awal sampe akhir, eh taunya cuma dapat satu paragraf doang untuk tambahan makalah. #Kampret.

Namun, gua disadarkan oleh (lagi-lagi) sebuah artikel yang mengatakan, bahwa pekerja google ternyata melarang anak-anak mereka untuk menggunakan google karena dapat mengurangi rasa ingin tahu  anak-anak. Padahal, masa kanak-kanak itu adalah masa terbaik untuk menyerap segala informasi. Bahasa kerennnya sih Golden Age. Nah, pegawai google ini gak mau anak mereka jadi ketergantungan narkoba google. Karena kalau otak dibiasakan dengan cara yang instan, maka kerja otak akan sangat jauh berkurang. 

Pemikiran kita hanya untuk jangka pendek saja. Kita gak mau susah-susah mikir tentang suatu hal. Rasa ingin tahu kita juga berkurang drastis. Yah, lo liat aja gimana remaja Indonesia jaman sekarang. Lebih sering nongkrong di kantin daripada di perpustakaan. 

Setelah gua pikir-pikir, ya juga sih. Karna keseringan googling gua jadi malas belajar. Karna kalau ujian tinggal buka hp dan browsing #PengakuanDosa. Nilai gua bagus memang, tapi pengetahuan yang gua dapat nol. Gua juga kalau nemu masalah dikit aja, gak mau repot-repot mencari tau. Tinggal  search di google dan permasalahan gua beres. Akibatnya, kemampuan otak gua untuk mengolah data jadi berkurang. Gua jadi pemalas gitu kalau disuruh mencari referensi dari buku-buku yang ada di perpus. Gua lebih suka browsing. Lebih instan. Alasannya dunia sudah berubah. Lebih modern.

Teknologi emang banyak banget manfaatnya. Tapi tetap ada sisi buruk yang diam-diam mengintai kita. Gua buat artikel ini bukan untuk mengharamkan penggunaan google. Karena gua bukan MUI yang kerjanya buat fatwa haram. Gua buat ini hanya untuk membuka hati dan pikiran kita yang telah lama tertutup untuk buku-buku pelajaran yang sering banget diduakan. Pas kita butuh aja baru gunain. 

Saran gua sih, buku pelajaran harus tetep dipajang dibaca. Kasihan kan yang nulis uda capek-capek buat tapi gak ada yang baca. Sama kayak gua nulis artikel ini tapi gak ada yang bantu nyebarin. #Nyesek

Sekian dari gua. semoga lo dapat manfaat dari artikel ini

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan