Hai hai hai. Kali ini gua mau buat cerpen tentang
klub futsal gua pas masih SMA. Lo pasti gak nyangka kan kalau gua gak bisa maen
futsal? Hahahahha. Gini-gini gua juga punya skill. Skill mengambil bola kalau
keluar lapangan doang sih L.
Cerita ini sepenuhnya fiksi. Cuma berasal dari
khayalan gua doang. Cuma nama-namanya memang beneran dan pertandingannya memang
pernah terjadi, tapi gua tambal disana-sini. Oke deh, silakan aja lo baca
cerpennya J.
Siang ini, matahari kembali menyengat bumi dengan
garangnya. Aku melirik Pak Simarmata yang sedang menjelaskan tentang biologi.
Duh, malesnya belajar di cuaca terik seperti ini. Apalagi yang berat-berat
kayak gini. Kualihkan pandanganku keluar kelas. Tampak beberapa cewek kelas 2 melintas
di samping kelasku. Wah lumayan dapat penyejukan, pikirku sambil terus menatap
wajah mereka yang manis.
Sayangnya mereka berlalu dengan cepat. Kembali aku
melamun sambil menatap suasana sekitar. Di dekat pohon beringin tampak beberapa
anak sd sedang bermain bola. Mereka bermain seakan tidak memedulikan panas
matahari. Tetap riang dan berlari mengejar bola kesana kemari. Peluh mengucur
deras di wajah mereka.
Melihat mereka bermain bola, aku jadi teringat
bahwa hari ini klub futsal kami, Coko FC akan bertanding melawan tim Cops. Aku
gak jago-jago amat maen futsal. Bahkan juggling aja aku belum tamat. bermain
futsal hanya kujadikan ajang mengeluarkan keringat. Tanpa skill yang mumpuni
seperti rekan setimku yang lain. Aku tidak pandai menggocek bola seperti
Samuel, sang kapten tim. Atau mengirimkan umpan terukur yang seringkali
dilakukan oleh Angga. Kalau Coko bertanding melawan tim lain, aku kebanyakan
duduk di pinggir lapangan, sembari menyaksikan mereka bermain. Sambil
mengkhayal kapanlah aku bisa punya skill macam itu. Kalau ada yang kelelahan,
barulah aku masuk untuk menggantikan.
TET TET RET RET TET. Bunyi bel sekolah yang
memekakkan telinga membuyarkan lamunanku. Aku bergegas membereskan buku-buku
dan memasukkannya ke dalam tas. Heran deh, mengapa tas anak sekolah selalu
berat? Aku berasa menjadi kuli angkut di pelabuhan. Aku segera membaur dengan
yang lain membicarakan tentang pertandingan futsal nanti.
“jadi main nanti kan wei?” seru Febri yang sedang
duduk di atas meja.
“gak tau aku, kau tanyalah sama anak-anak cops itu.” Sam menyahut malas-malasan.
Febri pun ngeloyor pergi untuk menanyakan
kejelasan pertandingan pada anak Cops.
“gak makan dulu ni kita? Uda lapar aku.” tanya
Aristen sembari mengusap perutnya.
kami hanya menatap aristen seolah dia baru saja menanyakan pertanyaan paling gak mutu sedunia.
“muntah lah kau nanti, teen teen” kata Angga
sambil tertawa kecil.
Tak lama, Febri datang dan mengatakan bahwa
pertandingan futsalnya jadi.
“Yaudahlah, langsung gerak aja lah kita yok.” Ajak
David sambil merangkul pundak samuel. Mereka berdua uda macam kembar siam.
Kamipun bergegas turun dan jalan ke lapangan
futsal. Lapangan futsalnya agak jauh dari sekolah. Kadang kami berjalan kaki ke
sana, dan kadang pula kami menumpang mobilnya Wendy. Sayangnya sekarang Wendy
gak hadir, terpaksa sebagian dari kami harus berjalan kaki menuju Petro Futsal.
Yah, hitung-hitung pemanasan.
Perjalanan ke Petro hanya memakan waktu 15 menit
berjalan kaki. Sampai di sana kami melihat anggota Cops telah masuk lapangan
dan berlatih. Tanpa membuang waktu, kamipun berganti pakaian dan masuk
lapangan.
Seperti biasa, aku hanya duduk di pinggir
lapangan, dan menyaksikan pertandingan yang akan segera berlangsung. Laga ini
hampir mirip el classico. Seperti Barcelona vs Real Madrid. Kedua tim segera
melakukan pemanasan.
Priiitttttt.
Kick off babak pertama dimulai.
David mengambil ancang-ancang untuk menendang
langsung, tapi ternyata dia mengoper bola pada Samuel yang sudah berlari di
bagian kiri lapangan, Samuel menerima bola, mengecoh 2 orang pemain dan dengan
tenang menceploskan bola ke dalam gawang lawan. Wow. Mulutku hanya ternganga
menyaksikan gol cepat barusan.
Pertandingan baru berjalan kurang dari lima menit
dan kami telah memimpin 1-0. Kami bertepuk tangan dengan riuh di pinggir lapangan.
Cops sepertinya agak malu dengan gol cepat itu dan berusaha untuk membalas
ketertinggalan mereka. Mereka melakukan kick off, dan mulai bermain dengan
umpan-umpan pendek.
Cops mulai melancarkan serangan. Sebuah permainan
yang memesona. Bola dimulai dari Rio, dioper ke Yohanes yang bergerak ke kanan,
memberi umpan terobosan kepada Agatha. Agatha berlari menuju gawang dan
memberikan back heel pass kepada Presmon
yang langsung menendang bola dengan kekuatan penuh. Joshua berusaha menghalau
bola, tapi bola hanya menyentuh ujung jarinya. Goolll. Kedudukan berubah
menjadi 1-1. Pemain-pemain cops saling berpelukan merayakan gol barusan. Keren
juga kerjasamanya, pikirku.
Kick off. David dan Samuel mengoper bola pada Angga.
Kemudian dioper lagi pada Polin. Mereka memainkan operan-operan pendek.
Berusaha memancing lawan. Angga yang sedang menguasai bola, mencari rekan
setimnya yang kosong. Dia mengumpankan bola pada Samuel yang menerima bola
dengan dadanya. Dia dengan sigap mengecoh Rio, kemudian mengoper bola kembali
pada Angga, yang langsung memberikan umpan menawan kepada David yang berdiri
tanpa penjagaan. David bersiap-siap saat bola mendekat dan dengan tendangan
salto yang luar biasa, dia menyarangkan bola di sudut gawang. Kiper hanya bisa terdiam
menyaksikan gol tersebut. David hanya
terkekeh dan high five dengan Samuel
dan Angga. Kami memimpin 2-1. Pertandingan ini benar-benar jadi ajang unjuk
skill masing-masing.
Pertandingan menjadi memanas. Cops sekarang lebih
banyak bermain di lapangan mereka. Mencuri-curi peluang untuk melakukan operan
terobosan. Namun itu malah berbuah petaka. Berawal dari operan tak sempurna
yang dilakukan Rio, Samuel berhasil mencuri bola, dengan cerdik melewatkan bola
di celah kaki Yohanes, dan bergerak menuju gawang, kiper Cops, Mungro maju ke
depan dan berusaha memblok bola, tapi Samuel lagi-lagi mempertontonkan aksi
kelas wahid. Dia melakukan tendangan chip yang indah, bola melewati kepala
Mungro dan meluncur turun bagaikan pelangi ke dalam gawang yang tanpa kawalan.
Goaalll. Skor berubah menjadi 3-1.
Kami semua bangkit dan memeluk Samuel. Skill
mengolah bola yang sangat luar biasa.
Cops semakin panas. Kick off dilakukan dengan
tendangan langsung. Agatha mengambil ancang-ancang menendang. Kemudian berlari
dan menendang bola dengan punggung kaki. Bola meluncur deras ke pojok kanan
gawang, tapi joshua tidak membiarkan gawangnya kemasukan lagi, dia lompat dan
berhasil menghalau bola, tapi bola masih belum dikuasai. Yohanes berusaha
menendang bola, tapi Febri segera melakukan tackling ke arahnya. Tendangan berhasil
digagalkan dan hanya menghasilkan sepak pojok. Fiuuh. Untung saja.
Yohanes yang masih bernafsu, segera mengambil
sepak pojok dan memberikan umpan lob
kearah gawang, yang langsung ditinju oleh Joshua, bola mengarah ke arah David
yang langsung melaju menuju gawang Cops. Dia berlari dari sayap kiri, memberi
umpan terobosan pada Angga yang langsung saja melakukan rabona kick. Bola meluncur di celah kaki kiper. Dannn...........goaaallll.
kami memimpin jauh dengan skor 4-1.
Bukankah sudah kukatakan tadi kalau mereka
benar-benar hebat dalam bermain bola? Lihat saja gol-gol yang mereka buat.
Gol-gol yang sangat berkelas. Lahir dari kaki-kaki berkualitas. Aku mulai
melamun kembali. Terbersit sedikit rasa iri dalam hati. Oke, bukan sedikit,
tapi banyak.
Priitt prittt. Babak pertama berakhir dengan skor
4-1. Mereka pun keluar dari lapangan dan langsung minum aqua yang telah kami
beli tadi. Walaupun keringat membasahi seluruh badan tapi senyum gak lepas dari
wajah mereka.
Babak kedua aku masuk menggantikan Febri. Tidak
banyak yang kulakukan. Hanya mengawal daerah pertahanan. Melakukan beberapa
tackling, dan selebihnya hanya tertawa bersama Joshua karena kami lebih banyak
menyerang daripada diserang.
Pertandingan menyisakan waktu 10 menit lagi.
Joshua sudah jatuh bangun beberapa kali untuk menghalau bola. Dia benar-benar
bekerja keras kali ini. Sayangnya, dia tetap saja bisa kecurian. Bola yang
ditendang oleh Yohanes tadi, menyenggol kaki Polin dan menyebabkan bola berubah
arah. Joshua yang sudah mati langkah, hanya bisa menatap bola yang bergulir
masuk ke dalam gawangnya.
Tapi Polin berhasil menebus kesalahannya tadi
dengan sebuah gol. Dari celah yang sangat sempit dan dikawal dua pemain lawan,
dia bisa mencetak gol. Entah bagaimana caranya, tiba-tiba bola sudah bersarang
di dalam gawang lawan. Brillian.
Di sisa waktu yang ada, terjadi pelanggaran di
daerah musuh. Aku meminta izin untuk melakukan freekick. Daritadi aku gak ada nendang ke gawang soalnya. Inilah
percobaan pertamaku.
Aku meletakkan bola, dan berusaha mempelajari
area. Aku dihadang oleh 2 orang pemain lawan. Aku pernah belajar di youtube cara melakukan tendangan pisang.
Hari ini akan kupraktekkan. Manatau aja gol. Segalanya mungkin dalam sepakbola.
Bola itu bundar, gak kotak, atau malah segitiga. Eh, kok jadi ngelantur ya? Oke
lanjut lagi.
Aku mengambil ancang-ancang, mengayunkan kaki
sekuat tenaga dan menendang dengan kaki bagian dalam agar putarannya tepat,
bola terbang di atas kepala lawan, berbelok ke arah gawang, kiper berusaha
menghalau tapi bola terlalu cepat. Bola masuk dengan mulus ke dalam gawang.
Goaallllllll.
Woww. Tak kusangka tendangan barusan akan berbuah
gol. Benar-benar beruntung. Kami semua pun berpelukan layaknya teletubbies.
Tidak lama kemudian, priitt priitt priittttttt.
Pertandingan usai dengan skor 5-2 untuk kemenangan
kami. Benar-benar pertandingan yang luar biasa.
Kami langsung keluar lapangan dengan wajah ceria.
Berbanding terbalik dengan Cops yang hanya tertunduk lesu. Capek sih, tapi
kepuasannya gak terkira. Apalagi aku tadi berhasil mencetak gol. Wowww.
Setelah puas tertawa dan berkomentar mengenai
pertandingan tersebut, kamipun bersiap-siap untuk pulang. Urusan pembayaran
lapangan, kami serahkan pada Cops. Kan yang kalah kan mereka. Hehehehe.
Gimana cerpennya teman? Bagus, menarik atau malah
membosankan? Yah apapun itu, aku hanya berusaha untuk memberikan sedikit
hiburan untuk kalian semua, sambil mengenang masa SMA. Saran dan kritik
dipersilakan. Tapi yang membangun ya. Silakan berkomentar dengan sopan di kotak
komentar.
hahaa
ReplyDeletesip man
campur aduk perasaan awak pas baca