Thursday, April 18, 2013

Pertandingan Futsal Abad Ini


Hai hai hai. Kali ini gua mau buat cerpen tentang klub futsal gua pas masih SMA. Lo pasti gak nyangka kan kalau gua gak bisa maen futsal? Hahahahha. Gini-gini gua juga punya skill. Skill mengambil bola kalau keluar lapangan doang sih L.
Cerita ini sepenuhnya fiksi. Cuma berasal dari khayalan gua doang. Cuma nama-namanya memang beneran dan pertandingannya memang pernah terjadi, tapi gua tambal disana-sini. Oke deh, silakan aja lo baca cerpennya J.

Siang ini, matahari kembali menyengat bumi dengan garangnya. Aku melirik Pak Simarmata yang sedang menjelaskan tentang biologi. Duh, malesnya belajar di cuaca terik seperti ini. Apalagi yang berat-berat kayak gini. Kualihkan pandanganku keluar kelas. Tampak beberapa cewek kelas 2 melintas di samping kelasku. Wah lumayan dapat penyejukan, pikirku sambil terus menatap wajah mereka yang manis. 

Sayangnya mereka berlalu dengan cepat. Kembali aku melamun sambil menatap suasana sekitar. Di dekat pohon beringin tampak beberapa anak sd sedang bermain bola. Mereka bermain seakan tidak memedulikan panas matahari. Tetap riang dan berlari mengejar bola kesana kemari. Peluh mengucur deras di wajah mereka.

Melihat mereka bermain bola, aku jadi teringat bahwa hari ini klub futsal kami, Coko FC akan bertanding melawan tim Cops. Aku gak jago-jago amat maen futsal. Bahkan juggling aja aku belum tamat. bermain futsal hanya kujadikan ajang mengeluarkan keringat. Tanpa skill yang mumpuni seperti rekan setimku yang lain. Aku tidak pandai menggocek bola seperti Samuel, sang kapten tim. Atau mengirimkan umpan terukur yang seringkali dilakukan oleh Angga. Kalau Coko bertanding melawan tim lain, aku kebanyakan duduk di pinggir lapangan, sembari menyaksikan mereka bermain. Sambil mengkhayal kapanlah aku bisa punya skill macam itu. Kalau ada yang kelelahan, barulah aku masuk untuk menggantikan.

TET TET RET RET TET. Bunyi bel sekolah yang memekakkan telinga membuyarkan lamunanku. Aku bergegas membereskan buku-buku dan memasukkannya ke dalam tas. Heran deh, mengapa tas anak sekolah selalu berat? Aku berasa menjadi kuli angkut di pelabuhan. Aku segera membaur dengan yang lain membicarakan tentang pertandingan futsal nanti.

“jadi main nanti kan wei?” seru Febri yang sedang duduk di atas meja.

“gak tau aku, kau tanyalah sama anak-anak cops itu.” Sam menyahut malas-malasan.

Febri pun ngeloyor pergi untuk menanyakan kejelasan pertandingan pada anak Cops.

“gak makan dulu ni kita? Uda lapar aku.” tanya Aristen sembari mengusap perutnya.

kami hanya menatap aristen seolah dia baru saja menanyakan pertanyaan paling gak mutu sedunia.

“muntah lah kau nanti, teen teen” kata Angga sambil tertawa kecil.

Tak lama, Febri datang dan mengatakan bahwa pertandingan futsalnya jadi.

“Yaudahlah, langsung gerak aja lah kita yok.” Ajak David sambil merangkul pundak samuel. Mereka berdua uda macam kembar siam.

Kamipun bergegas turun dan jalan ke lapangan futsal. Lapangan futsalnya agak jauh dari sekolah. Kadang kami berjalan kaki ke sana, dan kadang pula kami menumpang mobilnya Wendy. Sayangnya sekarang Wendy gak hadir, terpaksa sebagian dari kami harus berjalan kaki menuju Petro Futsal. Yah, hitung-hitung pemanasan.

Perjalanan ke Petro hanya memakan waktu 15 menit berjalan kaki. Sampai di sana kami melihat anggota Cops telah masuk lapangan dan berlatih. Tanpa membuang waktu, kamipun berganti pakaian dan masuk lapangan.
Seperti biasa, aku hanya duduk di pinggir lapangan, dan menyaksikan pertandingan yang akan segera berlangsung. Laga ini hampir mirip el classico. Seperti Barcelona vs Real Madrid. Kedua tim segera melakukan pemanasan.

Priiitttttt.

Kick off babak pertama dimulai.
David mengambil ancang-ancang untuk menendang langsung, tapi ternyata dia mengoper bola pada Samuel yang sudah berlari di bagian kiri lapangan, Samuel menerima bola, mengecoh 2 orang pemain dan dengan tenang menceploskan bola ke dalam gawang lawan. Wow. Mulutku hanya ternganga menyaksikan gol cepat barusan.

Pertandingan baru berjalan kurang dari lima menit dan kami telah memimpin 1-0. Kami bertepuk tangan dengan riuh di pinggir lapangan. Cops sepertinya agak malu dengan gol cepat itu dan berusaha untuk membalas ketertinggalan mereka. Mereka melakukan kick off, dan mulai bermain dengan umpan-umpan pendek.

Cops mulai melancarkan serangan. Sebuah permainan yang memesona. Bola dimulai dari Rio, dioper ke Yohanes yang bergerak ke kanan, memberi umpan terobosan kepada Agatha. Agatha berlari menuju gawang dan memberikan back heel pass kepada Presmon yang langsung menendang bola dengan kekuatan penuh. Joshua berusaha menghalau bola, tapi bola hanya menyentuh ujung jarinya. Goolll. Kedudukan berubah menjadi 1-1. Pemain-pemain cops saling berpelukan merayakan gol barusan. Keren juga kerjasamanya, pikirku.

Kick off. David dan Samuel mengoper bola pada Angga. Kemudian dioper lagi pada Polin. Mereka memainkan operan-operan pendek. Berusaha memancing lawan. Angga yang sedang menguasai bola, mencari rekan setimnya yang kosong. Dia mengumpankan bola pada Samuel yang menerima bola dengan dadanya. Dia dengan sigap mengecoh Rio, kemudian mengoper bola kembali pada Angga, yang langsung memberikan umpan menawan kepada David yang berdiri tanpa penjagaan. David bersiap-siap saat bola mendekat dan dengan tendangan salto yang luar biasa, dia menyarangkan bola di sudut gawang. Kiper hanya bisa terdiam menyaksikan gol  tersebut. David hanya terkekeh dan high five dengan Samuel dan Angga. Kami memimpin 2-1. Pertandingan ini benar-benar jadi ajang unjuk skill masing-masing.

Pertandingan menjadi memanas. Cops sekarang lebih banyak bermain di lapangan mereka. Mencuri-curi peluang untuk melakukan operan terobosan. Namun itu malah berbuah petaka. Berawal dari operan tak sempurna yang dilakukan Rio, Samuel berhasil mencuri bola, dengan cerdik melewatkan bola di celah kaki Yohanes, dan bergerak menuju gawang, kiper Cops, Mungro maju ke depan dan berusaha memblok bola, tapi Samuel lagi-lagi mempertontonkan aksi kelas wahid. Dia melakukan tendangan chip yang indah, bola melewati kepala Mungro dan meluncur turun bagaikan pelangi ke dalam gawang yang tanpa kawalan. Goaalll. Skor berubah menjadi 3-1.
Kami semua bangkit dan memeluk Samuel. Skill mengolah bola yang sangat luar biasa.

Cops semakin panas. Kick off dilakukan dengan tendangan langsung. Agatha mengambil ancang-ancang menendang. Kemudian berlari dan menendang bola dengan punggung kaki. Bola meluncur deras ke pojok kanan gawang, tapi joshua tidak membiarkan gawangnya kemasukan lagi, dia lompat dan berhasil menghalau bola, tapi bola masih belum dikuasai. Yohanes berusaha menendang bola, tapi Febri segera melakukan tackling ke arahnya. Tendangan berhasil digagalkan dan hanya menghasilkan sepak pojok. Fiuuh. Untung saja.

Yohanes yang masih bernafsu, segera mengambil sepak pojok dan memberikan umpan lob kearah gawang, yang langsung ditinju oleh Joshua, bola mengarah ke arah David yang langsung melaju menuju gawang Cops. Dia berlari dari sayap kiri, memberi umpan terobosan pada Angga yang langsung saja melakukan rabona kick. Bola meluncur di celah kaki kiper. Dannn...........goaaallll. kami memimpin jauh dengan skor 4-1.

Bukankah sudah kukatakan tadi kalau mereka benar-benar hebat dalam bermain bola? Lihat saja gol-gol yang mereka buat. Gol-gol yang sangat berkelas. Lahir dari kaki-kaki berkualitas. Aku mulai melamun kembali. Terbersit sedikit rasa iri dalam hati. Oke, bukan sedikit, tapi banyak.
Priitt prittt. Babak pertama berakhir dengan skor 4-1. Mereka pun keluar dari lapangan dan langsung minum aqua yang telah kami beli tadi. Walaupun keringat membasahi seluruh badan tapi senyum gak lepas dari wajah mereka.

Babak kedua aku masuk menggantikan Febri. Tidak banyak yang kulakukan. Hanya mengawal daerah pertahanan. Melakukan beberapa tackling, dan selebihnya hanya tertawa bersama Joshua karena kami lebih banyak menyerang daripada diserang.

Pertandingan menyisakan waktu 10 menit lagi. Joshua sudah jatuh bangun beberapa kali untuk menghalau bola. Dia benar-benar bekerja keras kali ini. Sayangnya, dia tetap saja bisa kecurian. Bola yang ditendang oleh Yohanes tadi, menyenggol kaki Polin dan menyebabkan bola berubah arah. Joshua yang sudah mati langkah, hanya bisa menatap bola yang bergulir masuk ke dalam gawangnya.

Tapi Polin berhasil menebus kesalahannya tadi dengan sebuah gol. Dari celah yang sangat sempit dan dikawal dua pemain lawan, dia bisa mencetak gol. Entah bagaimana caranya, tiba-tiba bola sudah bersarang di dalam gawang lawan. Brillian.
Di sisa waktu yang ada, terjadi pelanggaran di daerah musuh. Aku meminta izin untuk melakukan freekick. Daritadi aku gak ada nendang ke gawang soalnya. Inilah percobaan pertamaku.

Aku meletakkan bola, dan berusaha mempelajari area. Aku dihadang oleh 2 orang pemain lawan. Aku pernah belajar di youtube cara melakukan tendangan pisang. Hari ini akan kupraktekkan. Manatau aja gol. Segalanya mungkin dalam sepakbola. Bola itu bundar, gak kotak, atau malah segitiga. Eh, kok jadi ngelantur ya? Oke lanjut lagi.

Aku mengambil ancang-ancang, mengayunkan kaki sekuat tenaga dan menendang dengan kaki bagian dalam agar putarannya tepat, bola terbang di atas kepala lawan, berbelok ke arah gawang, kiper berusaha menghalau tapi bola terlalu cepat. Bola masuk dengan mulus ke dalam gawang.
Goaallllllll.

Woww. Tak kusangka tendangan barusan akan berbuah gol. Benar-benar beruntung. Kami semua pun berpelukan layaknya teletubbies.

Tidak lama kemudian, priitt priitt priittttttt.

Pertandingan usai dengan skor 5-2 untuk kemenangan kami. Benar-benar pertandingan yang luar biasa.

Kami langsung keluar lapangan dengan wajah ceria. Berbanding terbalik dengan Cops yang hanya tertunduk lesu. Capek sih, tapi kepuasannya gak terkira. Apalagi aku tadi berhasil mencetak gol. Wowww.
Setelah puas tertawa dan berkomentar mengenai pertandingan tersebut, kamipun bersiap-siap untuk pulang. Urusan pembayaran lapangan, kami serahkan pada Cops. Kan yang kalah kan mereka. Hehehehe.



Gimana cerpennya teman? Bagus, menarik atau malah membosankan? Yah apapun itu, aku hanya berusaha untuk memberikan sedikit hiburan untuk kalian semua, sambil mengenang masa SMA. Saran dan kritik dipersilakan. Tapi yang membangun ya. Silakan berkomentar dengan sopan di kotak komentar.



1 comment:

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan