Saturday, July 20, 2013

Cerpen : Gejolak Pacaran


Brukk. Ku  letakkan novel yang baru selesai ku baca itu di tempat tidur. Kurebahkan badan dan memandang langit-langit kamar dan mulai membandingkan cerita novel tadi dengan kisah ku sendiri. Novel tadi menceritakan tentang kisah cinta remaja pada umumnya.

 Cara kenalannya yang dramatis, pedekatenya yang agak buat meringis
karena masih malu-malu kucing. Hingga penembakannya yang super romantis ala film Korea. Dan cerita selesai begitu saja ketika mereka resmi jadian. Penulis tidak menceritakan lebih lanjut kisah cinta mereka. Memang ada sedikit konflik yang terjadi di antara mereka. Tapi bukan konflik ketika mereka telah jadian, tapi konflik untuk memperjuangkan cinta mereka. Konflik cinta monyet. 

Padahal dari situlah awal sebuah petaka, yaitu ketika mereka telah resmi menyandang status “berpacaran”. Status di FB pun berubah. Bio twitter juga ada nama pacar.

Bulan-bulan awal jadian emang masih mengasyikkan karena dilanda mabuk asmara. Dunia seakan milik berdua. Yang lain cuma numpang. Kemana-mana selalu berdua, pegangan tangan dengan mesranya sampe para jomblo muntah-muntah karena iri. Pokoknya asyik banget deh.
Memasuki bulan ke tiga, mulailah hubungan cinta nya bergejolak. 

Panah-panah asmara tadi perlahan-lahan tercabut dengan sendirinya. Pertengkaran kecil mulai setia menghiasi. Masalah-masalah sepele bisa menyebabkan berantem 3 hari 3 malam. Kalau cowoknya terlalu lama balas sms, maka ceweknya marah-marah yang dibumbui drama disana-sini. Apalagi kalau ceweknya lagi PMS, cowok-cowok lebih baik sembunyi di bunker aja. Karena cewek yang lagi PMS itu lebih menyeramkan daripada Hitler. Semua tindakan cowok pasti salah. Bahkan diam aja pun salah. Mending cowok pura-pura mati aja kalau ceweknya lagi PMS.

Cewek juga pengennya selalu dimengerti tapi dengan cara yang susah dimengerti, yaitu baca pikiran. Ya, kaum adam harus bisa mengerti semua keinginan cewek tanpa dikatakan. Entah bagaimana caranya, pokoknya harus. Ada baiknya cowok belajar ilmu dulu pada Ki Joko Bodo atau Eyang Subur.

Selalu bersama kemana-mana juga adalah salah satu persyaratan dari cewek. Padahal cowok juga butuh bergaul dengan teman-temannya yang lain. Ya, kehidupan cowok gak hanya sebatas di dunia asmara. Mereka juga harus bergaul dengan teman sesama cowok yang lain. Meskipun kadang topiknya gak jauh-jauh dari game, sepakbola, atau cewek.
Kalau berantem juga, pasti cewek mulai mendrama. Ngeluarin air mata, padahal cowok paling gak bisa lihat cewek nangis. Kalau cewek udah mulai mendrama, maka yakinlah masalah yang awalnya sangat sepele bakalan membesar sampai kemana-mana. Yang tidak berhubungan sama sekali pun dibahas. Itulah malesnya. Bukan solusi masalah yang dicari, malah masalah itu yang dibesar-besarkan.

Dan ketika cowok mulai gak tahan dengan semua itu, maka mereka pun berubah. Dari yang awalnya perhatian,menjadi masa bodoh. Puncaknya adalah kala hubungan asmara itu harus diakhiri. PUTUS.

Ya, ketika semuanya sudah jadi rutinitas dan menimbulkan kebosanan, kadang memberi sedikit jarak adalah yang terbaik, agar bisa saling mengerti pasangan. Tapi jika memang sudah tidak bisa dipertahankan, mungkin berpisah adalah jalan terbaik.

Sambil menghela napas, aku duduk di tepian tempat tidur dan memandangi novel tadi. Akankah kisah cintaku akan berakhir bahagia seperti novel itu atau berakhir buruk seperti khayalanku. Kutatap foto pacarku yang tergantung di dinding. Mungkin aku harus berjuang sedikit lagi dan kami bisa tumbuh bersama, batinku. Meskipun keraguan kembali menyelinap di relung hati.

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan