Brukk. Ku
letakkan novel yang baru selesai ku baca itu di tempat tidur. Kurebahkan
badan dan memandang langit-langit kamar dan mulai membandingkan cerita novel
tadi dengan kisah ku sendiri. Novel tadi menceritakan tentang kisah cinta
remaja pada umumnya.
Cara kenalannya yang dramatis, pedekatenya yang agak buat
meringis
karena masih malu-malu kucing. Hingga penembakannya yang super romantis ala film Korea. Dan cerita selesai begitu saja ketika mereka resmi jadian. Penulis tidak menceritakan lebih lanjut kisah cinta mereka. Memang ada sedikit konflik yang terjadi di antara mereka. Tapi bukan konflik ketika mereka telah jadian, tapi konflik untuk memperjuangkan cinta mereka. Konflik cinta monyet.
karena masih malu-malu kucing. Hingga penembakannya yang super romantis ala film Korea. Dan cerita selesai begitu saja ketika mereka resmi jadian. Penulis tidak menceritakan lebih lanjut kisah cinta mereka. Memang ada sedikit konflik yang terjadi di antara mereka. Tapi bukan konflik ketika mereka telah jadian, tapi konflik untuk memperjuangkan cinta mereka. Konflik cinta monyet.
Padahal dari situlah awal sebuah petaka,
yaitu ketika mereka telah resmi menyandang status “berpacaran”. Status di FB
pun berubah. Bio twitter juga ada nama pacar.
Bulan-bulan awal jadian emang masih
mengasyikkan karena dilanda mabuk asmara. Dunia seakan milik berdua. Yang lain
cuma numpang. Kemana-mana selalu berdua, pegangan tangan dengan mesranya sampe
para jomblo muntah-muntah karena iri. Pokoknya asyik banget deh.
Memasuki bulan ke tiga, mulailah hubungan
cinta nya bergejolak.
Panah-panah asmara tadi perlahan-lahan tercabut dengan
sendirinya. Pertengkaran kecil mulai setia menghiasi. Masalah-masalah sepele
bisa menyebabkan berantem 3 hari 3 malam. Kalau cowoknya terlalu lama balas
sms, maka ceweknya marah-marah yang dibumbui drama disana-sini. Apalagi kalau
ceweknya lagi PMS, cowok-cowok lebih baik sembunyi di bunker aja. Karena cewek
yang lagi PMS itu lebih menyeramkan daripada Hitler. Semua tindakan cowok pasti
salah. Bahkan diam aja pun salah. Mending cowok pura-pura mati aja kalau
ceweknya lagi PMS.
Cewek juga pengennya selalu dimengerti tapi
dengan cara yang susah dimengerti, yaitu baca pikiran. Ya, kaum adam harus bisa
mengerti semua keinginan cewek tanpa dikatakan. Entah bagaimana caranya,
pokoknya harus. Ada baiknya cowok belajar ilmu dulu pada Ki Joko Bodo atau
Eyang Subur.
Selalu bersama kemana-mana juga adalah salah
satu persyaratan dari cewek. Padahal cowok juga butuh bergaul dengan
teman-temannya yang lain. Ya, kehidupan cowok gak hanya sebatas di dunia
asmara. Mereka juga harus bergaul dengan teman sesama cowok yang lain. Meskipun
kadang topiknya gak jauh-jauh dari game, sepakbola, atau cewek.
Kalau berantem juga, pasti cewek mulai
mendrama. Ngeluarin air mata, padahal cowok paling gak bisa lihat cewek nangis.
Kalau cewek udah mulai mendrama, maka yakinlah masalah yang awalnya sangat
sepele bakalan membesar sampai kemana-mana. Yang tidak berhubungan sama sekali
pun dibahas. Itulah malesnya. Bukan solusi masalah yang dicari, malah masalah
itu yang dibesar-besarkan.
Dan ketika cowok mulai gak tahan dengan semua
itu, maka mereka pun berubah. Dari yang awalnya perhatian,menjadi masa bodoh.
Puncaknya adalah kala hubungan asmara itu harus diakhiri. PUTUS.
Ya, ketika semuanya sudah jadi rutinitas dan
menimbulkan kebosanan, kadang memberi sedikit jarak adalah yang terbaik, agar
bisa saling mengerti pasangan. Tapi jika memang sudah tidak bisa dipertahankan,
mungkin berpisah adalah jalan terbaik.
Sambil menghela napas, aku duduk di tepian
tempat tidur dan memandangi novel tadi. Akankah kisah cintaku akan berakhir
bahagia seperti novel itu atau berakhir buruk seperti khayalanku. Kutatap foto
pacarku yang tergantung di dinding. Mungkin aku harus berjuang sedikit lagi dan
kami bisa tumbuh bersama, batinku. Meskipun keraguan kembali menyelinap di
relung hati.
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan