Tuesday, June 23, 2015

Selamat Merokok



Perokok.

Aku gak membenci perokok sebenarnya. Itu hak mereka untuk merokok. Aku cuma membenci ketika para perokok melakukan kegiatannya tanpa liat situasi dan kondisi. Aku dan non perokok lainnya juga berhak atas udara yang bersih kan?. Seenaknya merokok di angkutan umum, di dalam kelas, di samping teman yang bukan perokok, dan di dalam rumah. Ya, menurutku rumah seharusnya menjadi tempat yang aman. Di luar sana udara sudah banyak tercemar asap rokok. Setidaknya biarkan udara dalam rumah tetap segar.  

Menurutku juga, perokok tidak usahlah dilarang merokok. Kebanyakan orang justru lebih semangat untuk melakukan hal-hal yang dilarang. Tidak ada gunanya menakuti mereka dengan gambar-gambar penyakit di 1/3 cover rokok. Nikotin telah membuat suatu mekanisme di dalam otak menjadi lebih aktif. Mekanisme itu disebut penyangkalan. 

Perokok akan terus menyangkal bahwa penyakit di gambar-gambar tersebut akan mereka alami. Mereka akan berpendapat bahwa gambar-gambar itu salah. Seperti gambar orang yang terkena kanker mulut. Itu pasti karena dia merokok secara terbalik. Semakin gencar usaha untuk membuat rokok itu berbahaya, semakin gencar pula mereka menyangkalnya. Jadi, sudahlah. Mereka tidak akan mengerti arti kalimat, "Hanya karena engkau tidak mengalaminya, bukan berarti hal tersebut tidak ada."

Rokok justru membuat lapangan kerja tersedia dalam jumlah yang banyak. Rokok membuat industri iklan menjadi lebih kreatif. Rokok menyediakan dana untuk mengadakan event-event musik gede. Gak usah dilarang. Banyak kebaikan di dalam satu batang rokok.

Satu hal lagi, rokok itu turut membantu mengurangi populasi manusia di muka bumi.
Penduduk bumi itu sekarang sekitar 6 milyar kalau gak salah. Banyak banget kan. Emang. Dunia semakin padat. Makanan berkurang, lapangan pekerjaan tidak memadai. Dunia sekarat. Teori deret ukur dan deret hitung Malthus benar-benar berjalan.

Agar makanan melimpah, manusia yang memakannya harus sedikit. Agar lapangan pekerjaan tersedia luas, pesaing harus sedikit.

Sebenarnya alam bisa mengatasi hal tersebut. Seperti dengan bencana alam dan lain-lain. Itu adalah cara alam untuk menyeimbangkan populasi. Tapi, bukankah manusia harus selalu lebih hebat daripada alam? Manusia pun menciptakan perang untuk mengurangi populasi. Penyakit-penyakit secara rahasia diciptakan oleh negara tertentu, kemudian disebar di negara miskin. 

Daripada menggunakan cara seperti itu. Mengapa tidak memanfaatkan rokok? Rokok bisa membantu mengatasi hal tersebut.

Menurut Tempo, ada sekitar 200 ribu orang meninggal akibat rokok setiap tahunnya. Aku gak tau apakah survei ini benar atau hanya sebagai alat untuk menakut-nakuti publik, tapi kuharap survei ini benar.

Kalo begitu, dibutuhkan waktu 5 tahun supaya korban menjadi satu juta orang. Maka dari itu, dibutuhkan usaha yang lebih gencar dari pihak produsen rokok dalam membuat iklan kreatif, mengadakan event, mengeluarkan produk baru yang lebih memiliki sensasi kenikmatan, dan lain-lain. Dengan begitu jumlah korban bisa dinaikkan. Kalau bisa sih satu juta kematian akibat rokok dalam satu tahun.

Wow. Dalam waktu singkat, populasi manusia akan segera berkurang.
Aku gak peduli apakah salah seorang anggota keluargaku termasuk dalam golongan korban tersebut. Aku sudah jenuh melihat mereka keluar masuk rumah sakit, tapi tetep saja mereka mengulangi kebiasaan tersebut.

Mungkin pendapat ini terdengar keji dan tidak berperikemanusiaan.

Tapi, aku memang gak peduli. Kalau mereka sendiri gak peduli akan kesehatan mereka. Kenapa aku harus? Silakan songsong kematian dengan cara yang menyakitkan.

Jadi, mari tingkatkan produksi rokok. Dirikan pabrik-pabrik baru. Turunkan harga rokok. Dan buat kalian para perokok, hei ini kabar baik bukan? Kebutuhanmu akan terus dipenuhi. Bergembiralah.

Aku cuma meminta satu hal. Jangan merokok di dekatku. Mudah bukan?


Selamat merokok. 

47 comments:

  1. Sedikit saran.
    Bawalah selalu petai dan jengkol dalam sakumu.
    Pun sewaktu-waktu para perokok menghembuskan asap rokok kearahmu, keluarkan amunisimu, makanlah petai dan jengkol itu, lalu hembuskan balik ke muka mereka sambil bilang,
    "Ini rokok gue bro."

    -gkr-

    ReplyDelete
    Replies
    1. yaa, itu sih sama aja ngerugiin diri sendiri. bau mulut kemana-mana. mending disemprot aja dia pake cairan cabe

      Delete
  2. gue juga jengkel sama perokok. gak habis pikir gue, mas. ngabisin duit. apalagi bapak gue juga perokok,

    ReplyDelete
    Replies
    1. makanya nanti jangan cari suami perokok. kasian anaknya ntar

      Delete
  3. Sebenernya ini postingan berbau sarkasme nggak sih? :D
    Gue juga kesel sama perokok yang ngerokok nggak pada tempatnya. Kita yang bukan perokok alias perokok pasif, malah lebih parah kena akibatnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya agak agak sarkasme gitu sih.
      hooh, dan mereka kayaknya tanpa beban banget merokok di sekitar non perokok

      Delete
    2. mmm... klo gw lebih suka menyebutnya berbau ironi,soalx bahasax gk kasar2 amat.

      #siapaygnanya? XD

      Delete
  4. Ah, bener! Aku benci sama perokok. Terlebih ketika mereka merokok di dekat aku.
    Menyita jatah oksigen orang lain. Buang-buang duit. Mending ditabung buat nikah. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kak Puji kode banget nih pengen segera dinikahin. hahaha

      Delete
  5. Aku ga suka deket orang yang lagi ngerokok. Suka batuk-batuk. Syukur, di keluargaku ga ada yang ngerokok.

    Koreksi, penduduk bukan 6 milyar, tapi lebih. Enam milyar lebih 30 kalo ga salah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah asik banget itu kalau di keluarga gak ada yang merokok.

      oh ternyata udah nambah 30 toh. elu ngitungin satu satu ya?

      Delete
  6. Sering kesel kalo ada perokok kalo duduk di samping gue, gue lebih memilih untuk beranjak pergi daripada gue kena asapnya itu. Pada tau kan perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif...

    Gapapa juga tuh banyak2 orang merokok, biar populasi orang di dunia berkurang drastis, udara pun kembali segar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hooh pada doyan amat ya merokok di ruang publik. heran.

      haa. pas. mereka kalau mau ngurangin populasi jangan ngajak perokok pasif harusnya

      Delete
  7. Lama nggak baca tulisan Arman lalu disambut dengan tulisan uwowowow ini. emezing!

    Nah lo, para perokok!

    ReplyDelete
    Replies
    1. kakak sih entah kemana aja. jarang mampir sekarang

      Delete
  8. Bener.. aku juga sering kesal kalo ada yg nerokok dideket2 aku. Asapnya itu loh, kemana-mana. Pengen nimpuk orangnya pake batu bata deh.
    Biasanya kalo ada yg merokok dideket aku, aku langsung pura2 batuk. Biar yg ngerokok ngerasa gitu. hehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. timpuk aja kak timpuk.
      nah masalahnya, ada yang suka bodo amat gitu. gak peka mereka mah

      Delete
    2. Iya.. cowok memang gak peka -____-

      Delete
  9. Ini yg komen rataa benci sama perokok deh.

    Merokok itu udh ngabisin duit, merusak kesehatan pokoknya lebih banyak mudorotnya dr pd manfaatnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. emang benci sih mereka
      emang rokok ada manfaatnya?

      Delete
  10. Kalau menurut gue nih ya, kita dilarang untuk merokok untuk kesehatan diri kita sendiri, juga buat kesehatan diri orang lain juga. Merokok bisa merugikan orang lain. Bahkan bisa membahayakan nyawa orang lain. Jadi, intinya gue setuju kalau merokok itu dilarang. Tapi, ya kembali lagi. Haknya masing-masing.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya hak masing-masing emang. tapi kan hak setiap orang juga untuk memperoleh udara yang tidak tercemar asap rokok di sekitarnya

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Yoi bro, gue juga ga suka sama perokok. Asepnya ganggu

      Delete
  11. Aku juga benci perokok, apalagi yang ngerokok di angkutan umum. Tapi ayahku perokok dan ga bisa berhenti merokok kadang sedih tapi mau gimana lagi :(

    ReplyDelete
  12. gelak Arman.... xD
    eh, tapi boleh juga sih udah muak juga dengan berita larangan merokok, mending dikembangin, biar dampaknya terlihat lebih jelas. manusia kan baru akan sadar kalo dampaknya udah sangat besa~

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya. daripada dilarang mulu tapi gak ada kemajuan, mending dibebasin aja deh sama mereka. biar pada cepat metong

      Delete
  13. hmm, untungnya si doi gak suka merokok, jadi beruntung dapetin dia *eh hihihi
    ya memang, rokok itu tidak manfaatnya !
    saya juga bukannya ga kasian sama orang, tapi kalau orang itu sendiri ga kasian sama diri sendiri ya udah, biarin aja, dibilangin juga udah tapi tetap aja ngelakuin lagi -_- *sebeeeel

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku juga gak merokok loh kak. tapi gak ada yang mau dapetin. huu :(
      iya kak. bakar aja makanya. bakar rokoknya, dan bakar orangnya sekalian

      Delete
  14. Tapi faktanya jumlah perokok malah nambah terus, gak berkurang. Kurasa karena efeknya jangka panjang gitu ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu mereka sebenarnya sukarelawan yang mendukung depopulasi. jadi lebih banyak perokok, lebih lapang dunia ini kelak kalau mereka meninggal semua

      Delete
  15. Setuju man, silahkan merokok tapi jangan di dekatku. keluarga suami + keluargaku banyak yg perokok, dulu sih kl liat mereka merokok aku menyingkir aja dr mereka diem2. tapi berhubung sekarang punya baby. jadi aku lebih berani buat negur mereka. gak peduli itu bapak mertua atau pak lik suami. gak peduli dibilang gak sopan. yang penting anakku gak kena asap rokok mereka :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kak. kasihan babynya. udah dilahirin susah-susah ke dunia, masa mau dijejalin dengan asap rokok? kudu tegas

      Delete
  16. Setuju, saya sebagai orang yang tidak merokok merasa dirugikan oleh asap rokok orang lain, terutama ketika di angkot

    ReplyDelete
  17. Sutuju, banyak perokok yang merugikan orang disekitarnya yang nga merokok,

    kalo ak sih mencoba menghindar jaga jarak ketika mereka sedang merokok, nga bisa ngelarang sih, karna lingkungan tpt ak, keluarga, teman semuanya perokok :-(

    ReplyDelete
    Replies
    1. asal gak ikut-ikutan merokok juga sih. soalnya banyak nih yang merokok karena gak enak dengan pergaulan. social smokers

      Delete
  18. Ini Arman lagi ngomel ceritanya. Hehehe. Suara hati gue tersalurkan lewat tulisan ini. Gue juga kesel banget sama mereka yang merokok terus asepnya disembur ke gue. Taik!

    Yap, intinya lu boleh merokok, asal jauh-jauh dari gue. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah di bulan puasa gini elu bisa bales, elu tinggal "haaah" aja ke mereka. haha.

      Delete
  19. ngenes deh kalau ada orang yang ngerokok pas ada saya

    ReplyDelete
  20. Ternyata banyak juga yang sependapat dengan gue,.
    gue kalo ada temen yang main trus dia ngerokok suka gue suruh ngejauh dulu buat abisin rokok'a :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahh. terburu-buru banget itu pasti ngabisin rokoknya. hahaha.

      Delete
  21. Nah! Ini baru bener nih. Capek juga ngingetin para perokok buat enggak ngelakuin itu. Malah sering banget mereka nyeletuk merokok mati, enggak merokok juga mati, mending merokok sampe mati aja. Gue aminin seringkali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hooh. mending lebih cepat mati dengan rokok. haha

      Delete
  22. Boleh nih! Wajib dibaca perokok haha. Btw, ini kunjungan pertama ane! Salam kenal ya, blognya kerenn!

    Salam,
    Jevon Levin

    ReplyDelete
  23. Iya emang, klo aku bilang sih percuma jg prusahaan rokok nampilin gambar2 pnyakit yg serem2 di bungkus rokok, toh mereka jual juga kan akhinya, udh gtu yg beli jg gapeduli sm gambarnya yg nakut2in.. Selain itu penghasilan terbesar negara jg dpatnya dari rokok, mau diilangin jg susah..

    Aku sndri jg gasuka dket2 org yg ngerokok, asepnya itu bkin nyesek.. Udh gtu perokok pasif kan lebih bahaya katanya:( Ngerokok sendirian aja deh, penyakitnya jg buat sndiri, jgn bagi2 ke orang yg gak ngerokok.. Bukannya bagi2 duit, malah bagi2 penyakit._. ckck..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya. udah kebal deh kayaknya perokok ditakut-takutin kayak gitu. jadi mending dibiarin aja. haha

      mending bagi-bagi rejeki kan

      Delete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan