Wednesday, June 3, 2015

[KONTRIBUTOR] Populerkan Seni Lukis Lewat Mural

Bagus Prakasa

Seni mural masih dapat dikatakan barang baru di kota Medan. Minimnya informasi tentang seni lukis di media dinding ini menjadi salah satu alasan kurang dikenalnya mural. Selain itu, keberadaan seni lukis serupa yang jauh lebih diketahui keberadaannya oleh masyarakat kota Medan, seperti graffity, juga menjadi faktor pendukung. Di Medan sendiri, hanya beberapa kalangan saja yang mengetahui keberadaan mural ini.

Ade Radinal Siregar, mahasiswa D-3 Metrologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, tampil dengan membawa serta karya muralnya. Bermodalkan keberanian dan semangat, Ade memberikan ornamen indah dalam arsitektur dinding beberapa tempat. Hasil liukkan kuasnya memberikan warna tersendiri bagi keindahan eksterior dan interior ruangan. Mulai dari kafe hingga kamar tidur tak luput dari kreatifitas goresan tangan pria kelahiran 17 Juni ini. Hasil karyanya juga telah terpampang di beberapa tempat nongkrong yang cukup terkemuka di Medan.


 Ade memulai perjalanannya sebagai pelukis mural sejak tahun 2011 secara otodidak. Keahliannya dalam melukis mural didapat ketika dia diajak turut serta temannya melukis dinding di suatu acara. Mengusung tema korupsi, Ade mengangkat kritik sosial sebagai bahan dalam melukis mural pertamanya. Sejak saat itu, pria berdarah Batak-Mandailing ini fokus untuk mengalirkan seni melalui dinding. Hingga sekarang, Ade telah menghasilkan beberapa karya yang layak untuk diperhitungkan.

Pria berusia 22 tahun ini menggunakan aliran lowbrow dalam setiap lukisan muralnya. Ade fokus mencoret dinding dengan objek tokoh, sosok, hingga karakter kartun tertentu. Beberapa tokoh yang sempat menjadi objek goresan cat Ade diantaranya, Soe Hok Gie, Trio Warkop DKI, Munir, Kartini, hingga tokoh imajinatif. Ketika melukis mural, Ade biasanya menghabiskan waktu sekitar lima jam untuk satu objek. Hal tersebut tergantung pada besar dan tingkat kerumitan objek yang akan dilukis.



“Sebelum dilukis, biasanya dibuat dulu sketsa gambarnya pake pensil atau bisa juga dibantu sama proyektor supaya lebih gampang,” ujar Ade. Dia juga mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang harus dipenuhi untuk memperindah hasil lukisan dinding, seperti detil gambar, pemilihan kuas, hingga kualitas cat dinding yang digunakan. Bagi Ade, mural dianggap sebagai pelampiasan hobinya. Selain itu, dia juga ingin menyalurkan kecintaannya akan seni melalui mural yang dibuat.


Sebelum mengenal mural, Ade telah lebih dahulu aktif dalam menggambar sketsa, seni digital dan ilustrasi. Ade berkeinginan agar mural dapat lebih dikenal dan diterima masyarakat, khususnya di kota Medan. “Yang penting hasil karya kita diterima, jadi orang gak cuma tau graffity aja, tapi juga mural yang lebih punya seni lah istilahnya,” tutupnya. 


Artikel kali ini bukan aku yang nulis. Salah seorang teman meminta tolong supaya artikel ini di post di blog ku. Yah, karena aku emang dasarnya baik, aku dengan senang hati membantu. Semoga artikel pembuka di awal bulan ini barokah. Sayang, aku gak tau alamat sosial media penulisnya. Mungkin dia low profile. Gak mau terlalu dikenal orang. 

Artikel ini menimbulkan ide bagiku. Kayaknya oke juga nih kalau ada yang nulis di blog ini selain aku. Karena itu aku mempersilahkan kamu semua yang berminat untuk menulis artikel di blog Coretan Asal, silakan kirim artikelmu dengan subjek KONTRIBUTOR ke azeegha@gmail.com. Siapa tau kamu pengen tulisanmu lebih dikenal banyak orang. 

Oh ya, aku juga gak bisa menjanjikan bayaran. Kalau kamu mau ya syukur, kalau gak mau ya apa boleh buat. Ini hanya proyek senang-senang aja. Tapi, semoga kamu semua berminat deh.

Sekian artikel hari ini.

Salam Asal. 

10 comments:

  1. Iya sih, bukan kamu yang nulis, tapi kan bisa diedit dikit biar yang baca gak perlu miring-miringin kepala ngelia gambanya. Atau emang sengaja dipasang miring begitu biar ada seninya? O_o

    Aku selalu kagum ama orang yang jago ngelukis.Lincah banget tangannya saat melukis. Itu waktu latihannya, kuasnya dikasih barbel kali yak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha. kirain di editor blog bisa rotate gambar. ternyata gak bisa. udah males lagi ngedit. gitu deh jadinya.

      tangannya sering dipake olahraga lima jari

      Delete
  2. photonya om, sakit kepala miring miring. kalo banyak baca icon icon inspirasi seru kali ya sepertinya, jadi bisa termotivasi gitu deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. menikmati karya seni emang butuh usaha lebih om. hahaha. iya termotivasi untuk minta digambar

      Delete
  3. Jiwa seni gini nih gue pengen banget engen jiwa kek gini . . waktu kecil padahal seneng ngegambar, dan dicap lumayanlah sama Nyokap gue . . -_-
    Etapi waktu dewasa, mending disarankan gue nggak usah gambar sama temen2 gue . .
    Keren lah lukisan mural itu ternyata kek gitu yaa . .?? hmmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, padahal yang jago gambar lagi trend banget sekarang. sayang banget gak diseriusin.

      Delete
  4. Gue sama kaya Haw dan Azka, paling demen orang yang jago lukis. Jiwa seninya itu kalau menurut gue keren, keliatan dari rambutnya aja udah nyeni. anak seni banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. lo tau gak kalau sebenarnya rambutnya itu cuma lukisan doang. keren kan. anak seni gituloh

      Delete
  5. Aku baru tau kalo ngelukis di tembok itu ada istilah lainnnya kirain Cuma Graffity aja, tadi setelah baca artikel ini aku cari di gugel tentang bang Ade ini, dan nemu instagramnya @punkability , di ig nya banyak foto-foto lukisan hasil karyanya gitu, keren dah. Selain karyanya, orangnya keren juga sih hehe

    ReplyDelete
  6. kerenn!!!
    setuju gw kalo tempat-tempat yang keliatan surem dibikin ceria lewat hal kaya gini.

    btw, terakhir..
    balikin leher gue bang!!

    ReplyDelete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan