Friday, September 27, 2013

Perawan? Masih Jaman?


Beberapa minggu yang lalu. Indonesia heboh. Bukan heboh karena kasus korupsi yang gak kunjung tuntas, itu udah biasa. Indonesia heboh karena ada peraturan dari sekolah yang mengharuskan siswinya untuk tes keperawanan. *jeng jeng*.

Isu sensitif ini langsung menuai pro dan kontra. Ada pihak yang mendukung program ini, agar para siswi tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Meskipun menurut gua, kalau pas
dites dia masih perawan, setelah sekolah di malah diperawani, ya sama aja sih. Ada juga pihak yang langsung marah-marah. Kadang malah ngotot. Gak ngerti beritanya, yang penting marah aja. Mereka menolak mentah-mentah rencana ini. Mungkin kalau masak-masak masih mau mereka terima.


Mereka menolak, karena tidak ingin urusan otak, disamakan dengan urusan selangkangan. Widihh. Mantep nih alasan. Tapi kadang kalau udah urusan selangkangan, banyak orang gak pake otak.
Gua juga gak setuju sih dengan tes itu. Tapi bukan itu yang mau gua bahas disini. Gua cuma mau bahas, seberapa pentingkah keperawanan di masa sekarang ini?

Menurut survei , 80% remaja Indonesia sudah pernah melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual bukan berarti cuma ML ya. Pelukan, ciuman dan raba-raba juga sudah termasuk hubungan seksual. Dan 60% dari remaja Indonesia sudah pernah melakukan hubungan seks dengan pacarnya, atau dengan orang lain. Wihh, miris gak tuh. Indonesia yang dikenal dengan adat ketimuran yang kental dan pengaruh agama yang kuat, ternyata sudah hampir mirip negara Texas.

Mengapa cewek sekarang begitu mudahnya menyerahkan keperawanan mereka?. Menurut gua itu karena remaja indonesia sudah tertular dengan liberalisme ala Amerika Serikat. Menuntut kebebasan, yang sayang nya tidak diikuti dengan tanggung jawab.

Di USA, lo bisa nanya gini “ eh, lo bawa kondom gak di dompet, punya gua bolong nih”. Atau “ gua bosan nih perawan terus, di prom nite malam ini gua harus ML dengan cowok”. Dan itu adalah hal yang sangat lumrah untuk diucapkan di sana. Bahkan, cewek yang masih perawan malah dianggap kuper. Diolok-olok karena mempertahankan sesuatu yang menurut dia suci.

Kalau lo ngucapin hal kayak gitu di Indonesia, bisa-bisa lo dirajam oleh ormas setempat. Kalau di Indonesia, ngelapas keperawanan bukan karena untuk gaya-gayaan. Mereka ngelepas keperawanan demi satu alasan paling bodoh, CINTA.

Karena dirayu dan terkena gombalan “bapak kamu”, maka keperawanan langsung melayang. Mulut laki-laki itu kayak mulut politisi, penuh janji-janji manis. Yang realisasinya bisa ya tapi lebih sering tidak. Dan herannya, cewek kok percaya aja ya. Atau mungkin emang udah sama-sama nafsu?. Dan setelah hamil, barulah si cewek minta pertanggungjawaban. Syukur kalau cowoknya mau, kalau kagak dan malah lari ke luar negeri kayak koruptor?. Apa gak pusing tujuh keliling tuh?. Habis manis sepah dibuang.
Akhirnya malah aib yang ditanggung. Keluarga juga ikutan malu. Menjadi gunjingan tetangga sekitar. Apa sebelum ML, lo gak mikir sampai sana? Mikirnya cuma nikmat aja mungkin ya. Mudah-mudahan sih lo gak dipecat jadi anak.

Pembuktian cinta gak harus dengan saling meniduri kan?

Kemarin, gua sempet nanya ke temen-temen gua yang cewek via chat. Seberapa penting keperawanan untuk mereka.

Jawabannya sih beragam, tapi intinya sih  keperawanan itu penting, untuk suami, pertanda kita punya agama, dan lain-lain. Apakah semua cewek remaja di Indonesia berpendapat demikian? Atau kah kata-kata itu hanyalah sekedar ucapan di mulut. Lain di mulut, lain pula di hati. Dan lain pula di selangkangan.
Kemarin Dosen gua cerita gini. Dia pernah ngadain suatu penelitan mengenai moral para cewek remaja di suatu daerah. Gak perlu gua sebutin deh daerahnya.

Dan hasil penelitiannya mengejutkan, hampir semua remaja cewek di daerah itu, pernah melakukan hubungan sex dengan pacarnya, tanpa make pengaman, dan tanpa pertanggungjawaban. Bahkan kata dia, ada cewek yang make jilbab, tapi jilbabnya itu kemudian dipake buat alas tidur, untuk gituan sama pacarnya.
Gua bukan mau nyinggung agama dengan kalimat di atas. Karena emang itulah hasil penelitian Dosen gua.
Segitu rendahnya kah moral remaja jaman sekarang. mendewakan kebebasan. Kebebasan yang malah jadi kebablasan.

Apalagi kalau anaknya diaborsi. Makin berlipat gandalah dosa yang ditanggung.
Padahal kita selalu membanggakan adat ketimuran kita. Menjunjung tinggi sopan santun, moral dan etika. Tapi sekarang itu lebih seperti omong kosong. Gak ada artinya sama sekali. Coba lo ngomong gitu ke anak remaja jaman sekarang, dan dia akan ngasi 1001 alasan mengapa dia melakukan hal itu.
Hal-hal tabu emang sudah sangat terpinggirkan sekarang. Dilindas oleh globalisasi dan modernisasi.


Yah, semoga ini bisa jadi membuka pikiran kita tentang krisis moral dan akhlak di negara ini.
Gua gak mau menghakimi, karena itu tugas Tuhan, bukan tugas gua. Juga gak mau menggurui, karena gua bukan guru. Cuma saling mengingatkan, karena kita sesama manusia. Hanya ingin menegur supaya kita menjadi manusia yang lebih baik.


Kalau lo ada pendapat atau gak setuju dengan artikel gua. silakan share ya di kolom komentar

5 comments:

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan