Tuesday, May 19, 2015

Pengen Jalan-Jalan Kembali

Akhir-akhir ini kayaknya level suntukku sudah mencapai level tertinggi. Akibatnya mood juga gak bersahabat banget. Mudah banget naik-turun kayak roller coaster. Bentar senang, sebentar kemudian udah bete.

Kalau udah kayak gini, moodbooster yang biasanya kugunakan adalah membaca novel. Tapi itu pun tidak berpengaruh banyak. Kayaknya sih harus jalan-jalan kemana gitu. Tapi, liburan masih lumayan lama. Huuu.

Inget liburan, aku kembali teringat masa ketika aku liburan di Pulau Nias. Ah, rasanya kangen banget untuk kembali lagi kesana. Liburan dua minggu kemarin belum cukup untuk memuaskan rasa kangen di kampung halaman.

Rasanya baru kemarin deh aku jalan-jalan ke museum. Ngeliatin binatang-binatang yang dilindungin, struktur rumah adat yang kokoh banget, sampai ke benda-benda seni yang bikin aku mikir, “Hebat banget ya orang jaman dulu bisa ngukir batu serumit ini.”
Aku juga inget pasangan yang mengganggu kesenangan jalan-jalanku dengan muncul dimana-mana sambil bertongsis-ria. Sekarang mereka lagi ngapain ya? Apakah masih suka foto-foto pake tongsis? Ataukah udah putus?



Tapi, yang paling berkesan tentu saja adalah perjalanan ke Nias Selatan.

Aku masih ingat, waktu itu adalah hari sabtu. Kakak dan abangku menggunakan hari libur mereka untuk ikut jalan ke Nias Selatan. Jadilah, hari itu kami bertiga ditambah sepupu, siap berpetualang. Untuk mencapai Nias Selatan, lebih bagus mengendarai mobil. Bisa aja sih naik motor, tapi pasti capek banget. Kalau naik mobil kan bisa nyender gitu. Apalagi ditambah cuaca yang kadang tidak menentu. Bisa tiba-tiba ujan, dan bisa malah panas banget. Kan lebih adem kalau make mobil.

Tangki bensin juga sebaiknya diisi sampai full, karena perjalanan dari kota Gunungsitoli menuju Nias Selatan lumayan lama. Sekitar 3 jam. Kamu pasti gak  mau kan tiba-tiba mobil mogok kehabisan bensin di tengah jalan. Soalnya, gak kayak di kota besar dimana SPBU ada dimana-mana. Di Nias, SPBU masih terbilang jarang. Dan jarak antar SPBU juga rada jauh.

Sayang, meskipun banyak dikunjungi wisatawan, jalanan di Nias Selatan masih banyak yang belum teraspal dengan baik. Ada ruas jalan yang rusak dan berlubang disana-sini. Harus mengendarai mobil dengan hati-hati deh. Semoga ini menjadi kritik bagi pemerintahan Nias Selatan, supaya membenahi segi infrastruktur.

Tapi, dijamin kamu gak akan merasa kelelahan di perjalanan. Soalnya pemandangan di sepanjang jalan itu keren-keren semua. Diawali dengan hijaunya padi-padi. Sedikit menanjak dan berkelok-kelok, disambut dengan pemandangan dari atas gunung. Sumpah ini keren banget. Lalu, mulai menurun, terhampar birunya laut dengan ombak yang tingkat ketinggiannya akan menggoda surfer manapun. Pokoknya kayak Ninja Hattori deh. 

eh, itu padinya udah menguning sih ya

liat tuh. jernih gila airnya

Seperti kebanyakan tempat wisatan lainnya, pantai menjadi salah satu andalan Nias Selatan. Seperti pantai Sorake yang selalu penuh oleh para penselacar. Sebenarnya Nias gak kalah mempesona dengan Bali. Cuma promosinya aja yang kurang. Pantai-pantai disana juga masih biru, dengan pasir yang putih, dan pohon kelapa yang melambai di sepanjang tepian pantai. Benar-benar sejuk dan menenangkan. Tiduran disini enak banget.

Bukan tiduran kayak gini ya

Selain pantai, budayanya juga masih terjaga sampai sekarang.  Seperti di Bawamataluo.  Sebuah desa, yang untuk mencapainya saja harus menaiki puluhan anak tangga. Bener-bener membutuhkan usaha ekstra keras. tapi, kalau udah sampai di atas, wuuuhhh, pemandangan indah terhampar bagai permadani. Campuran antara hijaunya pepohonan, putihnya pasir pantai, dan birunya air laut. Menenteramkan hati.
Di desa adat ini jugalah, tradisi lompat batu berawal. Tradisi yang telah bertahan ratusan tahun. Masih lestari hingga kini. Rumah adatnya juga masih terjaga. Kokoh, walau tanpa sentuhan modernisasi.

Ini patung penjaganya


Nah ! keren kan pemandangannya

Kampung adat Bawamataluo

Tentu saja gak afdol kalau gak foto-foto. Maka aku pun berfoto di depan rumah adat, di depan batu loncat, dan di mana-mana. Disini juga ada yang jualan suvenir, agak mahal sih memang. Bahkan, gelang paling murah saja dibanderol 15 ribu rupiah per gelang. Tapi, gapapa deh. itung-itung koleksi.

Numpang foto doang. Disuruh loncat mah kagak bisa


Ini lagi panas banget. makanya silau

Oh ya, walau asyik jalan-jalan. Jangan pulang kembali ke Gunungsitoli terlalu malam ya. Isunya sih, masih banyak begal. Lebih baik berhati-hati, kan? Ini juga masalah yang harus dibereskan oleh pemerintahan di Nias Selatan.

Untuk berjalan-jalan menyusuri Pulau Nias selain dibutuhkan stamina yang prima, cuaca yang mendukung, diperlukan juga mobil yang tangguh yang siap mengantar kita kemanapun. Seperti mobil Toyota Agya. Mobil ini adalah salah satu mobil LGCC atau Low Green Cost Car. Mobil murah yang ramah lingkungan. Mobil ini juga sangat irit. Dalam keadaan bensin yang penuh, mobil ini siap mengantar kamu kemana saja di seantero pulau Nias.




Khawatir akan jalanan yang belum teraspal dengan baik. Tenang saja, Agya adalah mobil yang lincah, gesit, dan memiliki daya redam yang teruji. Jalanan jelek tidak akan terasa deh. Malah, tau tau udah sampai di daerah tujuan.


Ahhh. Mengingat semua hal ini, aku jadi gak sabar untuk segera liburan kembali ke pulau nias. Ada yang mau nemenin?

21 comments:

  1. Memang kalo perasaan suntuk perlu untuk refreshing, bisa jadi dengan travelling. Seru tuh, bisa mendapat pengalaman baru !

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget bro. apalagi kalau jalan-jalan bareng temen gitu

      Delete
  2. Wajarlah nggak kelelahan, perginya pake mobil. bukan jalan kaki. :v

    Ini dalam rangka apa ada toyota agia-nya? lomba yang ke liburan ke bali itu bukan sih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau pake kaki jalannya. masih di nias gua ini. -_-
      bukan. ini lomba dari indofoodblogger

      Delete
  3. Nias memang indahnya, peninggalan budayanya masih terjaga..

    Tapi macamnya, infrastruktur dan promosi yg kurang..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya. kurang banget emang. butuh perhatian serius dari pemerintah

      Delete
  4. wah manetp, guru mat gue asalnya dari nias. dia sering cerita hal2 bagus tentang nias. sejenis mempromosikan tempat asalnya :))
    jalan2 emang paling enak kalau ke daerah, pikiran bisa jadi lebih fresh gitu.....
    ini kok ending2 nya jadi iklan mobil yak :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. promosi jalan terus, hahaha.
      ya namanya juga usaha, kudu ada iklan dikit

      Delete
  5. Wuih....mantap nih...udah sampai ke tempat lompat batu.....kapan lagi nih jalan2......sekarang sibuk kerja mulu

    ReplyDelete
  6. itu foto yang di tumpuk, kalo ga salah ada di uang 1000 yang dulu

    ReplyDelete
  7. Wihhh desanya aja masih kental gitu budayanya . . Kapan gue bisa ke sumatera . . Disaat temen2 gue (sesama alumni SMK) udah merantau ke sumatera, kalimantan, deelel . .

    Nggak bisa jauh2 dari postingan review ya bang, pasti ada aje yang direview-in . .?? Hahahaaa . .

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi gak semua desa sih. cuma di situ doang yang lumayan kental.
      iya nih, bulan depan deh dikurangin reviewnya

      Delete
  8. Wihhh desanya aja masih kental gitu budayanya . . Kapan gue bisa ke sumatera . . Disaat temen2 gue (sesama alumni SMK) udah merantau ke sumatera, kalimantan, deelel . .

    Nggak bisa jauh2 dari postingan review ya bang, pasti ada aje yang direview-in . .?? Hahahaaa . .

    ReplyDelete
  9. ihhh seger banget liat foto fotonya :D keliatan adem gitu :D

    ReplyDelete
  10. kapan-kapan kalo liburan harus coba kesana juga nih

    ReplyDelete
  11. hmmm...itu kenapa jadi seakan ngedoain pasangannya putus? hahaha..
    btw nias oke banget..mudah2an bisa ke sana..

    ReplyDelete
  12. pemandangannya indah bener,,, moga aja bisa ke sana :D

    ReplyDelete
  13. kereeen foto foto nya mas,
    jd ngiler pgn ksana :)

    ReplyDelete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan