Monday, September 29, 2014

Akan Tiba Saatnya

sumber

Akan tiba saatnya, kamu memanggil wanita yang selama ini menyusuimu dengan panggilan “Mama” dan memanggil pria yang selama ini hanya menggendongmu dengan raut wajah keras, tapi memiliki tatapan teduh, dengan panggilan “Papa”

Akan tiba saatnya, kamu belajar untuk berjalan, meski sering terjatuh. Tapi kamu tahu kedua orangtuamu siap menjagamu, siap menopang setiap langkah kecilmu.

Akan tiba saatnya, kamu mulai bersekolah, dan memperhatikan kerutan semakin bertambah di wajah orangtuamu.  Putih mulai mewarnai rambut legam mereka. Mereka sibuk memikirkan biaya pendidikanmu, kebutuhanmu, dan keinginanmu.

Akan tiba saatnya, kamu merasa orangtuamu tidak lagi menyayangimu. Mereka hanya memberikan materi, tanpa kasih sayang. Padahal mereka sedang menyayangimu sepenuhnya.

Akan tiba saatnya, kamu mulai memberontak terhadap mereka. Mengabaikan nasihat mereka. Membiarkan mereka cemas berjam-jam karena menanti kabar darimu.

Akan tiba saatnya, kamu lebih suka berkumpul dengan teman-temanmu, memperluas pergaulanmu, dan waktumu untuk berkumpul dengan orangtuamu berkurang drastis.

Akan tiba saatnya, kamu jatuh cinta dengan orang yang menarik di matamu. Lalu kamu bersedia melakukan hal-hal konyol agar dia terkesan. Dan orangtuamu diam-diam membicarakan tingkahmu di dalam kamar, sambil mengulum senyum.

Akan tiba saatnya, kamu mengalami patah hati. Kecewa dengan dia yang kamu anggap terbaik, ternyata rela mencampakkanmu. Lalu orangtuamu, dengan penuh kasih akan menyemangati buah hatinya, Kamu.

Akan tiba saatnya, kamu meninggalkan mereka untuk sementara. Entah karena sekolah atau bekerja di kota lain. Dan orangtuamu hanya bisa bersujud kepada Yang Kuasa, berdoa agar engkau baik-baik saja disana. Sementara mereka sendiri dirajam rindu.

Akan tiba saatnya, kamu menikah. Lalu mempunyai anak-anak yang lucu. Menyaksikan anakmu tumbuh dan berkembang, seperti dirimu ketika kecil. Dan orangtuamu pun dengan siap siaga bersedia menjaga cucu-cucunya kalau kamu sedang sibuk. Setidaknya, mereka bisa mengisi waktu tua mereka dengan kegiatan.

Akan tiba saatnya, mereka mulai jatuh sakit, tapi tetap merasa kuat. Kamu pun akan berusaha sekuat tenaga, mengupayakan apa saja demi kesembuhan mereka.

Akan tiba saatnya, semua posisi dibalik. Sekarang kamulah yang menyuapi mereka. Kamulah yang menjaga mereka ketika berjalan. Kamulah yang membersihkan kotoran mereka. Lakukanlah segalanya dengan senang hati.

Akan tiba saatnya, mereka yang kamu cintai akan direnggut darimu. Ketika mereka akhirnya kembali ke hadapan Sang Khalik. Kamu akan menyadari bahwa tidak ada yang abadi dunia ini.

Akan tiba saatnya, kamu hanya menatap pusara mereka. Berbagi ceritamu, sambil mengenang masa-masa kecilmu. Lalu, satu dua tetes air mata menyeruak keluar tanpa bisa dibendung. Kamu menangis. Menangis karena merasa belum bisa membahagiakan mereka. Padahal melihatmu bertumbuh dan menjadi anak yang luar biasa adalah kebahagiaan tiada tara bagi mereka.

Dan akan tiba saatnya. Ketika kamu juga dipanggil oleh Dia. Ketika kamu juga dimasukkan ke tanah. Karena dari debu tanahlah kamu diciptakan. Dan dari debu tanahlah juga kamu akan kembali. Semoga ketika itu terjadi, tidak ada rasa penyesalan di hatimu.

Semua ada masanya. Jangan sampai merasa menyesal karena telah melewatkan masa-masa terbaik di dalam hidupmu. Lakukan yang terbaik di dalam kehidupanmu, dan di atas semuanya, lakukanlah yang terbaik untuk kedua orangtuamu.

Ciumlah mereka sekarang, sebelum kamu cuma bisa mencium batu nisan mereka.

Peluklah mereka sekarang, sebelum kamu cuma bisa memeluk gundukan tanah merah yang menaungi tubuh mereka. Kasih orangtua tetap sepanjang masa



Kalau kamu menganggap artikel ini bermanfaat, silakan bagikan agar yang lain tau. Atau kamu punya cerita tentang orangtuamu? Silakan berbagi di kotak komentar ya. 


Salam Asal

27 comments:

  1. Jadi kangen orang tua yang jauh di sana... hiks...

    ReplyDelete
  2. *lalu akupun memeluk mamak dan amang* sedih aku bacanya bang mengingat aku belum bisa banggakan mereka

    ReplyDelete
  3. zega ih... gak sukak aku, km bikin aq terharu *tisu mana tisuuuu*

    ReplyDelete
    Replies
    1. ih, kakak kok malah jd gak suka sama aku?
      nih *sodorin tisu*

      Delete
  4. Ahh, gue lemah.. :((

    ReplyDelete
  5. Wuiiihhhhhh,,,
    Apa kabar man? Kapan kumpul lagi? Hari blohher nanti kumpul yuk

    ReplyDelete
  6. Kesel ih sama Arman bikin gue nangis aja di kantor gara-gara baca ini. Pengen cepet-cepet pulang kan jadinya ketemu sama bokap nyokap gue :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. yah, malah kesel lagi nih sama aku.
      pulangnya mau meluk apa minta uang jajan, kak?
      hehe

      Delete
  7. dan kini harus mulai bergerak untuk berubah karena akan tiba saatnya (y)

    ReplyDelete
  8. Ayah mana ih mana...... :(

    Ih lo mah, kak. Buat orang lain jadi sedih.

    ReplyDelete
  9. Keren pengolahan katanya. Meskipun sederhana dan topiknya udah mainstream, aku sampe terharu bacanya

    ReplyDelete
  10. hiks... masih di saat yang tengah". siap" ke saat" selanjutnya... :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga perjalananan ke saat selanjutnya semakin lebih baik ya :)

      Delete
  11. Mamah bangun mah :'(

    ReplyDelete
  12. kak tanggung jawab, sekarang gue berlinangan air mata ini dikantor :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. yahh. kok gua yang tanggung jawab. tanggung jawabnya, pake bahu gua aja ya

      Delete
  13. Tiba juga saatnya gua ngasih komentar..
    Kapan ya bisa meluk mereka.. padahal tiap hari ketemu. Kayak nggak ada moment yang pas, gitu..

    ReplyDelete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan