Saturday, May 24, 2014

Negeri Para Buzzer

Hingar-bingar pemilihan legislatif udah berlalu. PDI-P menjadi partai dengan porsi suara terbanyak. Otomatis mereka menguasai sebagian besar kursi parlemen. Meski untuk mengajukan capres, mereka tetap harus berkoalisi dengan partai lain.

Kemarin, Capres dan cawapres yang mendaftar hanyalah dua pasang. Yaitu Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Kampanye pun dilakukan sedemikian masifnya. Acara-acara debat di televisi kebanyakan membahas tentang visi misi capres, debat antara pendukung capres, dan juga seputar masalah yang membelit capres cawapres.

Nah, satu hal yang paling memuakkan gua adalah para pendukung kedua capres yang saling melancarkan negative campaign. Membongkar semua kebusukan pihak lawan, menjatuhkan mereka dengan kasus-kasus yang masih belum terungkap, seakan tidak ada sedikit pun kebaikan dari capres tersebut.





Inilah yang membuat gua merasa muak. Para buzzer bayaran ini terus melakukan serangan di dunia maya secara masif dan konsisten. Akibatnya, masyarakat pun semakin bingung. Dari kedua pasang capres dan cawapres yang akan berlaga, kedua-duanya mempunyai catatan negatif. Masyarakat bingung, gamang memilih. Mereka takut bahwa kelak pemimpin mereka hanyalah pemimpin yang sama seperti sebelumnya. Tidak bisa mengangkat Indonesia menjadi negara maju, hanya mampu memberi sejuta janji.

Dan kemudian mereka lebih memilih golput. Karena apatis dan skeptis terhadap capres yang akan berlaga.  Sadarkah kalian, wahai buzzer sialan? Perbuatan kalian tidak menciptakan situasi demokrasi yang kondusif di Indonesia. Kalian malah semakin menjerumuskan negara ini ke lubang penuh kebencian.

Ini tidak sama dengan PILEG, dimana yang mengikutinya ratusan bahkan ribuan orang di seluruh penjuru tanah air. Di PILPRES pilihan hanya ada dua.

Seharusnya kalian menciptakan pendidikan politik yang bagus di Indonesia. jika ingin membuat berita politik, buatlah berita yang berimbang porsinya. Antara negatif dan positif, kebaikan dan keburukan harus mendapat porsi yang setara. Dan kemudian biarkanlah masyarakat menentukan pilihannya.

Kalau hanya berita negatif yang diberitakan terus menerus, gua takut, pemenang pilpres nanti adalah mereka yang golput. Mereka apatis terhadap pasangan capres dan cawapres. Saking banyaknya borok mereka.

Socrates pernah berkata “You are what you think”.
Kalau pikiran hanya diisi dengan hal-hal negatif, maka negatiflah seluruh pandangan kita.

Ya, gua paham, mungkin kalian para buzzer ini, hanya ingin memberitahu masyarakat bahwa dulunya pemimpin ini, mempunyai masa lalu yang gelap, pembunuh orang, tidak menepati janji, jongos cina, pemimpin boneka, dan lain sebagainya.

Oke. Sejarah itu memang perlu. Kita bisa belajar banyak darinya. Seperti ungkapan Soekarno dengan Jas Merahnya. Kita memang tidak seharusnya melupakan sejarah. Tapi jangan memelintir ungkapan Soekarno ini, sehingga mereka yang memiliki sejarah kelam tidak pantas untuk negeri ini. Semua orang punya sisi negatif dan positif.

Kalau kita terus menerus membicarakan sejarah, maka kita hanya akan menjadi sejarah juga. Berikanlah mereka kesempatan untuk memimpin, biarlah kita menguji kapabilitas mereka. Jika nanti mereka tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik, maka wahai Bangsa Indonesia, sesungguhnya jika kalian bersatu, kalian bisa melengserkan penguasa, seperti ketika tahun 1998.

Gua kemarin ngobrol sama temen mengenai masalah capres.
“Eh, nanti kau milih siapa di Pilpres,”tanya gua.
“Ya Prabowo dong. Males gua milih jokowi. Badannya aja udah kerempeng gitu. Kurang gizi. Mana bisa memimpin bangsa ini !”

Gua cuma mangap dengar jawaban kayak gitu. Sejak kapan fisik sangat menentukan seseorang jadi pemimpin. Alangkah berat beban yang ditanggung orang kurus kayak gua, jika ingin memimpin negara ini. Bukankah yang penting itu dia bisa membebaskan Indonesia dari keterpurukan korupsi, menumpas birokrat yang mata duitan. Apakah pemimpin itu dilihat dari gemuk atau kurus? Pandangan yang cukup aneh.

Gua tanya sama kawan yang lain “Lek, kau milih siapa nanti di Pilpres?”
“Aku pilih Jokowi lah. Kalau si Prabowo jadi Presiden, bisa hilanglah kita tiba-tiba kalau lagi demo.”



Gua memang belum menjadi mahasiswa ketika tahun 1998. Gua masih seorang anak kecil ingusan, dengan celana melorot, yang kerjanya hanya bermain. Gua gak pernah berpikir tentang politik ketika itu. Nama presiden saat itu aja gua gak tau. Jadi, kalau lo mau ajak debat soal masalah ketika itu, gua angkat tangan.

Cuma menurut gua, itu semua kan masa lalu. Mau sampai kapan kita terjebak di masa lalu dan tidak bisa mengampuninya?
Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan empati terhadap korban penculikan dan pembunuhan, mungkin ini adalah salah satu cara Prabowo untuk menebus kesalahannya di masa lalu, dengan menjadi pemimpin dan memperbaiki negara ini.

Belakangan malah beredar kabar, bahwa baik Jokowi atau Prabowo memiliki darah cina di dalam dirinya. Juga ada isu bahwa mereka sebenarnya beragama Kristen.

Oh, come on. Masihkah isu SARA harus tetap dimainkan dalam Pemilu. Lagian, kalau benar mereka memiliki darah cina di dalam dirinya, lantas kenapa? Apakah mereka tidak boleh menjadi pemimpin? Mengapa kita terlalu sentimen terhadap cina? 





bahkan sampai dikatakan mati segala





Kalian para buzzer seringkali menggunakan hashtag #MenolakLupa dalam mengumbar borok capres. Kalau begitu kalian juga seharusnya #MenolakLupa bahwa Gusdur sendiri memiliki darah cina di dalam dirinya. Dan dia seorang yang sangat menghargai perbedaan.

Kalian juga harus #MenolakLupa bahwa Soe Hok Gie adalah seorang keturunan cina yang menjadi aktivis pemuda tahun ’66. Seorang demonstran yang seringkali mengkritik pemerintahan orde lama.

 Juga #MenolakLupa bahwa Yap Thian Hien adalah seorang keturunan cina dan beragama Kristen, namun dia tetap berjuang untuk penegakan HAM di Indonesia, sampai-sampai namanya diabadikan menjadi penghargaan bagi mereka yang terus berjuang demi penegakan HAM di negara ini. Sampai akhir hayatnya, Yap Thian Hien tetap menggunakan nama cinanya, untuk membuktikan bahwa nama TIDAK ADA HUBUNGANNYA dengan nasionalisme.

Atau tahukah kalian,wahai buzzer bajingan, bahwa Lie Eng Hok adalah seorang keturunan cina yang merupakan salah satu tokoh yang memimpin pemberontakan tahun 1926 di Banten.

Berhentilah memainkan isu SARA. Ini adalah negara Indonesia yang sangat majemuk, dimana Bhinneka Tunggal Ika harusnya dijunjung tinggi. Kalau ingin menjadi masyarakat homogen, silakan pindah ke pulau kosong di Indonesia, dirikan negara baru disana, dengan orang yang satu suku, satu agama, satu ras dengan kalian. Tapi jangan pernah mencampuri urusan Indonesia.

Gua kalau baca berita tentang capres di berita online, pasti selalu menyempatkan melihat komentar dari pembaca. Miris melihatnya, karna kita yang sebangsa ini malah saling menjelekkan. Kita terlalu gampang terhasut dengan isu-isu yang belum tentu benar.

Gua berusaha senetral mungkin membuat postingan ini. Gua hanya ingin kita semua menjadi pemilih yang cerdas. Jangan cepat terombang-ambing oleh kampanye negatif dan isu-isu yang belum tentu benar. Dan buat kalian para buzzer sialan, GO TO HELL.

Gua sebenarnya tidak masalah siapa pun yang jadi presiden terpilih nanti. Yang penting dia bisa mengangkat bangsa Indonesia ini menjadi negara yang maju, dengan tetap mempertahankan budaya, menghilangkan birokrasi yang berbelit-belit, dan yang paling penting mengusir jauh-jauh sifat korupsi.

Hasil Pilpres nanti bukanlah kemenangan rakyat Indonesia. Kemenangan rakyat Indonesia adalah ketika Presiden bisa menjalankan tugasnya dengan baik, dan bangsa ini semakin maju.

Segini aja postingan dari gua. Maaf kalau ada kata-kata gua yang menyinggung. Gua hanya ingin mengutarakan pendapat. Kalau lo mempunyai pandangan yang berbeda dengan gua, silakan deh share di kotak komentar. Atau lo salah satu buzzer yang gua maksud? Gak usah komen, GO TO HELL aja.

Oh ya, lo bisa share postingan ini juga, biar semakin banyak orang yang sadar tentang tingkah para buzzer. Kalau bisa, sekalian aja CC in ke buzzer yang lo kenal. Gua pengen liat apa reaksi mereka...



49 comments:

  1. Kalau ngomongin politik emang nggak ada habisnya Man. Gue, sebagai pemuda Indonesia yang nggak demen sama politik (bukan berarti gue anti, tapi gue 'memaksa' diri untuk belajar yang namanya politik agar tidak dibodoh-bodohi) miris juga melihatnya. Serang sana serang sini, semua mengungkap masa lalu yang hanyalah sebuah masa lalu. Kalau mereka selalu berpatokan kepada masa lalu, gimana Indonesia bisa maju? Wong rakyatnya aja masih susah move on.

    Cmon..

    Tiap orang punya kebaikan dan kejelekan masing-masing. Hanya Tuhan yang sempurna. Manusia? Nggak ada yang sempurna. Siapapun presiden RI nanti, gue harap bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi. Aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah iya. gua juga gak terlalu suka berkecimpung di dunia politik. lebih suka mengamatinya.
      semoga siapa pun presidennya, bisa membawa perubahan untuk negara ini

      Delete
  2. Gak cuma buzzer, berita online juga banyak yang punya kecenderungan ke salah satu pihak. Gue jadi bingung yang bener mana, yang nggak bener mana. Mungkin gue masih kurang cerdas hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada juga portal berita online bikina para buzzer. tau deh supaya bisa kelihatan lebih asli hasutannya. bingung juga gua.

      Delete
  3. itu dia kalo calonnya cuma 2, yg terjadi malah saling serang dengan mengangkat isu personal, sampai mereka lupa mensosialisasikan visi-misinya ke masyarakat.
    Kita bukan sedang mencari manusia sempurna. Jadi, jangan berharap akan hadir figur sempurna. Saya telah menentukan pilihan saya.

    Apapun pilihan kita itu adalah karena kecintaan kita pada Indonesia dan komitmen kita untuk memanjukan bangsa tercinta ini. Pilihan ini tidak boleh menyebabkan permusuhan. Lawan beda dengan musuh. Berbeda pilihan itu biasa, tidak usah risau apalagi bermusuhan, rilex saja. Jangan kita terlibat untuk saling menghabisi. Mari kita semua turun tangan untuk saling menguatkan, untuk saling mencintai Indonesia dan untuk membuat kita semua bangga bahwa kita jaga kehormatan dalam menjalani proses politik ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. lebih banyak adu keburukan daripada menebar kebaikan. heran deh gua. padahal emang masih satu bangsa.

      Delete
  4. Ngomongin politik gue agak kurang suka. Soalnya nggak begitu minta sama politik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. gua juga enggak terlalu minat sama politik. tapi gua tetep harus mengetahui perkembangannya

      Delete
  5. Gue benci kalo udh ngeliat buzzer yg nyebar isu SARA di twitter ttg keturunan cina lah apa lah, emangnya kalo cina kenapa? Selama dia mampu mengangkat nama indonesia dan nasionalis ya bagus2 aja seharusnya, negera ini terlalu mempermasalahkan perbedaan, agama, mayoritas minoritas. Sebelum semua masalah2 itu hilang, atau setidaknya mengecil, gue kira kita bakalan tetep susah maju

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama. gua muak malah. banyak provokatornya. mereka lebih milih yang 'sama' walau korupsi. daripada "beda" tapi bersih. aneh

      Delete
  6. ahh ngomongin politik yaa. gue ga seberapa ngerti Bro. tapi gue juga agak kesel tuh sama buzzer yang bikin isu SARA kayak diatas. justru kalo bikin isu kayak diatas mah bikin Indonesia ini semakin tidak karuan dan susah untuk bersatu.
    frontal banget Bro, tapi bermanfaat. gue suka (y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. harus frontal bro. males gua lihat mereka yang malah lebih kayak memecah persatuan bangsa, daripada memberikan informasi.

      Delete
    2. nah bener banget. frontal untuk hal positiv lebih baik, daripada menye-menye terus membiarkan suatu hal negativ berkembang. gue salut!

      Delete
    3. karna membiarkan sesuatu hal yang salah. sama aja dengan berbuat hal yang salah tersebut. setidaknya kita para blogger, harus memberikan pengertian kepada masyarakat

      Delete
  7. Hidup Raisa!!! Move On dongs dari masa lalu!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. lah ini kok malah bahas raisa. raiso aja lo mah bon

      Delete
  8. Gue cuma bisa berdoa aja siapapun nanti yang jadi presiden, semoga bisa menjadi pemimpin yang amanah dan membawa Negeri ini menjadi lebih baik. Aamiin..

    ReplyDelete
  9. aduhhhh *pegangin kepala* semoga Indonesia lebih baik aja deh kedepannya, 2 jempol buat zega untuk tulisannya (^_^)b

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe. makasih kak el.
      semoga presidennya benar-benar bisa menjalankan tugasnya dengan baik

      Delete
  10. setiap orang kan punya sisi negatif dan positifnya, kali aja positifnya bisa menutupi negatif mereka *sok tahu*
    gue ngga ngerti politik -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha. negatif ada karna positif itu ada. kayak yin yang gitu deh. saling melengkapi

      Delete
  11. waaah manteb nih artikel. Bahkan yang gua harapkan, Jokowi jadi presiden, Ahok jadi gubernur DKI

    ReplyDelete
  12. Gue coba lihat dari perspekif independesi media dalam konteks hingar bingar masa kejuaraan lima tahunan ini. Tendensi dan independensi sebahagian media sangat dipertanyakan dalam memberikan informasi, yangmana pada posisi ini sebagaimana semestinya adalah sebagai mitra masyarakat, penyambung lidah, mata telinga masyarakat.

    #Miris

    ReplyDelete
    Replies
    1. media mulai gak netral nih dalam memberikan informasi. cenderung memihak

      Delete
    2. Betul banget, Man. Media udah gak netral. Udah susah di percaya. Dosen gue jg ada yg blg gitu. Yang lebih parah gue waktu ikut seminar jurnalistik, Malah salah satu news anchor&pemred yg sangat handal sbuah acara berita di stasiun TV yg bisa dibilang acara britanya paling banyak bilang kalo gak ada berita di stasiun yg bisa dipercaya skrg ini. Cuma DAAI TV. Itu newsanchor nya langsung yg bilang loh....

      Stasiun tv sekarang beritanya dikuasai pemiliknya mnurut gue. Liat aja deh.. Miris banget....

      Delete
    3. Oh ya gue pernah baca kutipan ini " yang punya media yang anak menguasai dunia" tapi lupa kutipan siapa dan baca dimana. Dan kayanya itu akan bahkan udah terjadi di Indonesia

      Delete
    4. iya. gua juga pernah baca gitu. yang menguasai media massa dan pendapat publik,akan menguasai dunia.

      buset news anchor aja ampe ngakuin gitu ya. berarti udah parah bgt media indo

      Delete
    5. Iya parah ya... Sebenarnya ada berita yg netral yg diliput sama jurnalisnya namun ya gitu deh... Gaboleh ditayangin sama si bos besar...

      Jd skrg ini isi berita itu ya sesuai kehendak penguasanya..

      Delete
    6. jadi sekarang udah susah banget ya nentuin media mana yang netral. media besar pun terkadang bisa ikut terlibat dalam permainan ini.

      Delete
  13. hai mans! baru tau ini punya lo, gue terdampar disini.. eniwei, pembahasan lo cukup menarik sih dengan sisipan beberapa gambar yang membuktikan lo cukup ngikutin banget prahara dua kubu ini. cuma beberapa kalimat di paragraf lo buat gue terlalu subjektif. jadi sedikit berfikir kalo lo salah satu tim sukses dari salah satu mereka. tiati lo penerangan dan penjelasan yang kurang baik takutnya bikin missed persepsi.

    but overall, nice post mans! nagih nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai juga cels.
      kalau boleh tau, kalimat yang mana tuh. soalnya gua udah berusaha sebisa mungkin menjadikan artikel ini netral.

      thanks cels

      Delete
  14. Saya juga miris mas.. Yang perang bukan mereka aja yang nyalon.. Kimentator juga saling serang

    ReplyDelete
  15. celakanya, pemilih pemula mudah sekali terpengaruh oleh kampanye hitam.

    bagi saya, yang paling menjengkelkan adalah kampanye hitam yang menyinggung SARA. mereka-mereka yang menghembuskan isu tentang SARA sakit lahir batin. mereka tidak tahu, indonesia bisa merdeka karena rakyatnya bersatu dan berjuang bersama. entah itu jawa, bugis, batak, papua, cina atau yang lainnya; entah itu islam, kristen, hindu, buddha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener tuh. seakan indonesia hanya didirikan oleh satu suku atau satu agama tertentu. mereka tidak menyadari pluralitas

      Delete
  16. Yang ada sekarang ini cuma saling menjatuhkan ya, justru nggak menguntungkan sih kalau gitu. gue harap rakyat bisa bener-bener 'melek' harus milih mana nantinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya. semoga mereka memilih presiden yang benar2 dibutuhkan negara ini

      Delete
  17. Gua sampe sekarang juga masih bingung mau milih siapa. Gua pemilih pemula. Gua pasti akan memilih cerdas. :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. kebanyakan yg dimanfaatkan adalah pemilih pemula. masih gampang dipengaruhi. bijaklah memilih

      Delete
  18. Sek asek bahas politik ye bang. Kalo gue, ngga benci sih, cuma mau ngomong baik-baiknya politik eh ketutup lagi sama buruk-buruknya sikap media. Jadi sampai hari ini pun akhirnya yang awam dan ngga teliti karena cuma liat media eh kemakan deh sama berita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah makanya itu. media seharusnya jadi social control. eh malah gak netral dan keliatan banget mendukung atau menjelekkan suatu tokoh

      Delete
  19. ha ini kalo omongin politik, gk ngertilah but yang penting aku pribadi cari pemimpin yang mensejahterakan bangsa, bukan mensejahterakan rakyat, jadi rakyat gak lagi bermalas malasan, hehehe

    ReplyDelete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan