Thursday, October 13, 2016

Mengubah Kenangan Menjadi Rupiah

Udah pada nonton Warkop DKI Reborn belum? Katanya sih film ini resmi menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia. Udah 5 juta lebih penontonnya. Meskipun aku sendiri belum nonton, karena merasa film-film gini menurutku gak seharusnya reborn. Dan yang kudengar juga, ending filmnya kentang abis. Sama kayak ending Comic 8 Casino King part 1. Endingnya bersambung kayak sinetron. Kalau mau bikin ending menggantung itu setidaknya bikin kayak Harry Potter atau Insidious gitu kek. Cerita selesai namun masih ada kelanjutannya yang bikin penasaran. Bukan bersambung di tengah-tengah cerita. Ini juga yang bikin aku males nonton kelanjutan film Comic 8.


Tapi, bukan itu yang mau aku bahas disini, tapi tentang betapa ampuhnya momen 90an untuk dijual kembali. Sebagai anak 90-an, (Gak tau dengan kamu), banyak kenangan indah yang terjadi. Mulai dari game boy yang kemudian diubah cara bacanya menjadi gimbot, main mobil tamiya karena ngeliat anime Let’s Go, suka bola karena ngeliat anime Captain Tsubasa, dan segudang permainan tradisional yang dimainkan di luar ruangan. Jangan lupa juga dengan lagu anak-anak yang asik banget.

OOT bentar, ada yang tau gak kenapa permainan tradisional bisa sama di berbagai daerah? Padahal dulu hape masih make nokia yang segede gaban, internet juga lemotnya ngalahin siput. Tapi, kita semua bisa mengalami hal yang sama, dan hampir merata di seluruh tanah air. Seperti jadiin sendal sebagai tiang gawang, permainan lompat karet, main gambaran, main petak umpet, dll. Padahal, kalau Indonesia terpisah ribuan pulau, harusnya satu daerah berbeda-beda permainan tradisionalnya. Tapi, yang kita alami permainannya sama, paling namanya doang yang berbeda. Ada yang tau kenapa? Ini pasti konspirasi Wahyudi.

Oke. Balik ke topik.

Karena masa kecil yang indah di tahun 90-an, banyak anak 90an sekarang yang udah gede merasa kangen dengan masa-masa itu? Kenapa kami atau kita kangen?

Terutama adalah masalah kualitas hiburan. Dulu itu, mulai dari sinetron, lagu anak, sampai film kartun semuanya asik banget. Beda banget dengan sekarang yang cuma menjual tampang, skrip sinetron yang lebay, sensor yang berlebihan dan hilangnya kartun-kartun. Karena itu, banyak meme yang bergambar momen masa 90an dengan caption, “Kalau kamu pernah mengalami ini, masa kecilmu menyenangkan.”



Namun, ada pihak-pihak yang jeli melihat potensi bisnis dari kenangan-kenangan ini. Mereka mengangkat kembali momen-momen 90an dan menjualnya kepada kita. Atas nama nostalgia kitapun buru-buru melahapnya.

Kenangan kayaknya emang jadi komoditas abstrak yang bisa banget dijual. Kayak bukunya Raditya Dika atau Shitlicious. Dengan menambahkan unsur komedi dalam kenangan mereka, akhirnya jadi bahan untuk ngehasilin duit.

Begitu juga dengan kenangan 90an ini.

Mulai dari memunculkan kembali film Lupus, menerbitkan komik-komik yang membahas masa kecil di era 90an, dan yang paling gres adalah AADC 2 serta Warkop DKI reborn. Dan katanya juga Tuyul dan Mbak Yul bakal ikutan reborn. Antv sepertinya udah menangkap peluang ini sejak lama, sehingga mereka memunculkan kembali film-film ikonik 90an seperti Jinny oh Jinny dan Putri Duyung. Antv ini emang jago bener ngeliat peluang anti-mainstream. Masih inget dengan suksesnya Mahabrata di Antv? Disusul dengan Uttaran? Bukannya membuat sinetron cinta-cintaan seperti stasiun tv lain, mereka malah menayangkan film-film India. Siapa yang sangka mereka bakal sukses besar.





Yang kemudian menggangguku adalah kenapa harus menjual kenangan 90an? Apakah industri hiburan sekarang gak bisa membuat film yang bakal menjadi ikon dekade ini? Gak bisa membuat anak-anak disatukan oleh sesuatu yang akhirnya bakal mereka kenang bersama-sama 20 tahun kemudian? Padahal dengan segala kemudahan teknologi sekarang, bukankah itu seharusnya mudah? Tapi yang muncul kemudian adalah lagu-lagu anak yang semakin menye, sinetron yang lebih banyak menampikan cinta-cintaan, sensor berlebihan terhadap tayangan televisi, dan idola-idola gak jelas seperti awkampret dan Old Lex Luthor.



Aku sih gak heran AADC 2 dan Warkop DKI reborn bisa mendulang penonton yang sedimikian banyaknya. Karena pancingannya adalah nostalgia dan kenangan. Generasi yang besar di tahun 90an atau sebelumnya pasti akrab dengan kedua film ini. Secara dua film ini dulu punya penggemar yang banyak banget. Ketika dibuat ulang, tentu para penggemar ini penasaran dan pengen nonton. Tapi, misalnya AADC 2 dan Warkop DKI adalah film yang benar-benar baru, aku gak yakin penontonnya bakal sebanyak ini.

Harusnya jangan cuma melahirkan kembali film-film 90an. Efeknya gak bakal lama. Buatlah karya yang kualitasnya menyamai atau bahkan melebihi kualitas jaman 90an. Supaya generasi dekade ini pada akhirnya mempunyai sesuatu yang layak untuk dikenang. Apasih film yang menjadi ikon di tahun 2000an? Laskar Pelangi? Habibie Ainun? Cinta Fitri? Anak Jalanan? Menurutmu kalau film-film ini reborn 20 tahun lagi, banyak yang mau nonton gak? Silakan renungkan. 

Btw, kalau ngeliat pangsa pasar yang lumayan besar dalam hal jual beli kenangan, kayaknya mantanmu bisa tuh dijual. Daripada cuma lari-lari di pikiran dan bikin galau kan?

Menurutmu gimana? Setuju gak dengan film-film reborn ini? Silakan berikan pendapatmu di kolom komentar. Anak kekinian pasti komennya, "Ah cuma tau mengkritik aja. Karyamu mana?"

Klik tombol SHARE kalau menurutmu artikel ini bermanfaat.

Sekian untuk hari ini.

Salam Asal.



14 comments:

  1. Well, kenangan itu bukan untuk dijual tapi untuk dikenang.
    Itu sih kata2ku.

    Aku termasuk orang-orang yang nggak tertarik dengan kata-kata 'reborn' & lebih suka sesuatu yang baru atau setidaknya suka hal-hal seperti "Dia versi A, B, C, dan seterusnya". Kayaknya lebih asyik saja sambil belajar mengenal orang-orang baru, budaya baru, dll. Contohnya seperti full house versi korea, thailand, dll.

    Kayak gitu sih.

    Menurutku lebih asyik kalau membuat hal yang baru, gitu aja.

    Well, padahal aku belum pernah benar-benar nonton warkop yang dulu. Apalagi yang reborn. Nggak tertarik.
    AADC kemarin baru nonton yang pertama waktu udah ada AADC 2. Tapi, ternyata... Ya begitulah. Rasanya awkward karena beda jaman.:) Kalau AADC 2, belum nonton.

    ReplyDelete
  2. Asik nih postingannya.
    Aku udah nonton warkop reborn :D iya sih endingnya emang kentang banget. Tapi mayan lah buat hiburan. Kudunya dibikin seri gitu ya, enggak sambung-sambungan. Kalo AADC 2 belum nonton.
    Btw, 90-an emang yahud banget. Kangen deh acara tsubasa, hitachi, marsupilami, hamtaro, ah banyak lagi deh. Sekarang film sama sinetron bikin ngantuk, untung tv di rumah rusak. Jadi ya ga pernah nonton kalo ga lagi ke rumah orang yg ada tvnya :D

    ReplyDelete
  3. Belom nonton. Soalnya takut gak lucu sik. :')

    Iya, masa masa 90an itu indaaaah banget. Anak kecil ada di titik puncak bahagianya.

    Mulai dari kartun, makanan, mainan. Semua lengkap :D

    ReplyDelete
  4. Aku juga belum nonton,,,, soalnya fans banget sama warkop yang dulu takutnya pas nonton takut kecewa jadi lebih baik gak nonton aja,,, warkop dulu mnurut saya si tidak tergantikan meskipun warkop reabon ini tidak sepenuhnya menggantikan yang dulu

    ReplyDelete
  5. Well, betapa mahalnya harga sebuah kenangan. Kenapa harus mahal?karena gak ada yang namanya replay kenangan. Sekali terjadi, ya terjadilah. Sama aja kayak kamu waktu reinkarnasi dari curut menjadi blogger. Kamu pasti merindukan masa-masa curutmu kan?
    Mungkin suatu saat kehidupanmu layak diabadikan dalam film pendek berjudul curut medan reborn.agar kamu tahu, the power of memory.

    -gkr-

    ReplyDelete
  6. Sama. Udah kapok sama Comic 8 yang pertama. Yang keduanya gue gak nonton. Gue jadinya udah males nonton film komedi. Ya, sekalinya nonton gak mau berharap yang lebih-lebih deh. Takut kecewa. :))

    Wahaha. Di-up lagi Awqeren sama ketek apalah itu. Ckck. XD

    Iya, seharusnya kita berkarya yang lebih keren lagi, ya. Biar gak perlu mengubah kenangan menjadi rupiah. Kalau niatnya emang mau bikin nostalgia ya, syukur. Tapi kalo untuk cari duit. Ckck. Keterlaluan, sih. :')

    ReplyDelete
  7. Sepertinya 20 tahun mendatang film-film zaman sekarang engga bakal dapat rebornnya

    ReplyDelete
  8. uwaaha aku jadi rindu main beybled terus sembunyi-sembunyi minjem wajan atau nampan besi punya mamah. :'3
    iya yaak kok bisa ya anak-anak seIndonesia itu punya permainan dan kebiasaan yang mirip, padahal tidak sering memberi tahu satu sama lain. kaya kebiasaan basahin belakang rambut pake es batu terus di jigrak-jigrakin biar berasa mirip tsubatsa. itu semua bocah laki 90-an Indonesia pasti sempat melakukannya. hhmm konspirasi wahyudi.

    yak tul ANTV anti mainstream. Aku termasuk penonton Jinny Oh Jinny di kosan kalo masuk kuliah siang. :')

    ReplyDelete
  9. iya sih, kayaknya era 80an dan 90an itu berkesan dan paling seru sehingga semua yang reborn dari era itu ternyata laku dijual. Bahkan lagu era itu aja sekrang mulai bermunculan dengan remix baru.

    ReplyDelete
  10. mungkin ke arah kenangan lebih tepatnya mas hh

    ReplyDelete
  11. sebagai anak 90-an, baca ini aku jadi terjebak nostalgia ~

    ReplyDelete
  12. Iyaaa nih. Dari pagi acara tahun 90-an udah muncul di ANTV. Gue sih, cuma tau Tuyul dan Mba Yul doang :|

    ReplyDelete
  13. benar banget kak, kenangan bukan untuk di jual tetapi untuk di kenang.. seharusnya zaman sekarang melahirkan film film yang seperti tahun 90an, sekarang kebanyakan filmnya cinta cintan, dll.

    ReplyDelete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan