Tuesday, July 5, 2016

Horeee..Guruku Masuk Penjara

Syalom.

Akhir-akhir ini medsos lagi rame banget sama kasus murid yang menuntut gurunya hanya karena dicubit. Ketika awalnya aku ngeliat foto yang memperlihatkan cubitannya, rada simpati juga sih. Ampe biru-biru gitu loh. Ini cubitannya pake puntiran apa ya? Tapi, setelah fotonya yang merokok tersebar, jadi ilfil seketika. Merokok kan katanya bikin terlihat jantan dan macho, lah dicubit doang udah ngadu. Malu sama bungkus rokok. Aku yakin kebanyakan kalian juga ngebully dia karena itu kan?


Aku juga baca di beberapa artikel, anak ini adalah anak seorang tentara. Wow. Temen-temenku yang anak polisi atau tentara, biasanya didikannya lebih keras soal kedisiplinan. Tapi, ini kok lembek banget? Kayak kerupuk kena siram air.
Ada beberapa pihak yang terbelah karena kasus ini. Ada yang mendukung si guru, ada pula yang beranggapan kalau hukuman fisik tidak boleh lagi diterapkan di zaman
sekarang. Yang mendukung biasanya bawa-bawa tentang pengajaran di era 90an. Dimana, ketika mereka dihukum fisik, mereka masih bisa tertawa-tawa.



Kayaknya, masih banyak yang terjebak di era 90an ini. Jujur saja, aku mulai merasa eneg kalau ada tulisan yang menyatakan anak-anak 90an adalah anak-anak paling bahagia. Masih bisa merasakan permainan tradisional. Masih bisa nonton kartun kekerasan tanpa melakukan tindakan kekerasan. Padahal, anak-anak 90an juga banyak yang tawuran tuh. Emang itu bukan kekerasan? Anak-anak jaman sekarang juga masih ada yang memainkan permainan tradisional kok. Di dekat rumahku masih ada tuh. Dan coba deh itung persentasenya, yang kebanyakan make gadget itu, anak 90an atau anak era milenium? Hayoo.

Balik ke topik.

Menurutku pribadi, akar masalah ini sebenarnya bukan hanya soal hukum-menghukum. Tapi, pendidikan moral yang diperoleh murid dari orangtua dan guru.
Ketika aku SMP dulu, ada seorang guru matematika yang doyan banget ngehukum kalau kami gak ngerjain PR. Hukumannya beragam, mulai dari telapak tangan yang dicium oleh penggaris kayu, sampai cubitan di daerah paha yang bisa bikin tubuhmu mendadak tinggi beberapa senti.

Apakah kami melaporkan guru ini? Tidak. Karena kami tau kalau kami salah. Ada alasan kenapa kami menjalani hukuman seperti itu. Sudah sepantasnya pelanggar kejahatan dihukum. Apakah kami dendam? Tidak juga. Karena guru ini meski umurnya udah tua, tapi tetap asyik. Pengajarannya juga enak. Sehabis ngehukum dia juga ngasih wejangan diselingi gitu. Jadi, ya efek jeranya dapat.

Aneh itu kalau pelanggar kejahatan malah marah ketika mereka dihukum. Kayak mereka yang suka menyalahkan dan memaki polisi kalau ditilang, padahal emang dianya aja yang salah. Gak bawa helm, gak bawa SNTK, gak punya SIM, kaca spion dicopot supaya gak melihat masa lalu terus, ya wajar aja kena tilang. Masalah uang tilangnya lari kemana, ya itu perkara lain. Tapi, rasanya aneh aja memaki polisi karena kamu salah.


Balik ke masalah guru. Guruku ini adalah guru matematika. Salah satu pelajaran yang gak banget untukku. Tapi, demi menghindari hukuman aku rela ngerjain pr semalam suntuk, main ke rumah tetangga sampai tengah malam supaya diajarin. Efeknya, yah ketika ujian aku bisa dapat nilai bagus tanpa mencontek. Apakah aku masih ingat pelajarannya sampai sekarang? Tidak juga. Hahahaha. Tapi, aku belajar kalau setiap kesalahan punya harga yang harus dibayar, dan usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Beranjak SMA, aku punya guru kimia yang ketika aku gak ngerjain PR, dia nyindir pake kalimat sarkas. Asli ini nyebelin banget. Dihukum kayak gini buatku lebih parah  daripada pukulan penggaris kayu. Apakah aku berubah menyukai pelajaran yang diasuhnya? Nggak. Apakah setelah itu dia ngomong pribadi denganku mengenai masalah kenakalan? Nggak. Sampai sekarang aku tetap mengingatnya sebagai guru yang menyebalkan.

Aku juga pernah diajar sama guru yang ngajarnya gak jelas, dan doyan main fisik. Tamparan, cubitan, semuanya keluar hanya karena pelanggaran kecil. Cara mengajarnya juga asli parah banget. Satu angkatan kagak ada yang ngerti dia ngomong apa. Padahal guru PKN, tapi bahasannya bokep mulu. Guru-guru semacam inilah yang harusnya banyak belajar tentang materinya, dan juga pendekatan terbaik terhadap murid.

Apakah hukuman fisik benar-benar efektif untuk mendidik anak? Beberapa penelitian menyanggahnya. Menurut mereka, pendekatan komunikatif dan humanis lebih cocok untuk mendidik anak. Hukuman fisik hanya akan menjadikan anak trauma, malas sekolah, dan semakin membangkang.

Sebagai remaja, murid emang cenderung membangkang ketika dihukum pake tamparan fisik. Amarahnya mendidih. Karena itu, guru yang bisa diajak ngomong santai, jadi tempat curhat, dan cara mengajarnya bagus, biasanya jadi guru yang disegani.

Menurutku, hukuman fisik bisa saja diterapkan. Jika dilakukan sebagai jalan terakhir dan jangan kelewat batas, kayak memukul, menendang, nyuruh push-up sampai pingsan. Hukuman kayak gitu emang gak bisa dibenarkan meski tujuannya untuk hal benar. Jangan pula langsung memberi hukuman karena terdorong emosi. Melihat anak-anak melanggar peraturan, langsung deh ditabokin satu-satu. Diajak ngomong dulu dong baik-baik.

Kan masih banyak hukuman selain hukuman fisik. Misalnya nyuruh bersihin toilet, suruh berdiri di depan kelas, lari keliling lapangan, nyuruh mutusin pacar. Kalau setiap pelanggaran diatasi dengan hukuman fisik, ya muridnya gak bakal jera. Kalau mereka udah terbiasa dengan pukulan, bisa jadi mereka membalaskannya ke orang lain yang lebih lemah. Kalau hukumannya bersihin toilet kan lumayan, toilet jadi bersih. Apalagi toilet laki-laki yang busuknya setengah mampus.

Guru juga jangan taunya ngehukum doang. Kalau muridnya melakukan hal bener, dipuji dong. Berikan penghargaan atas kebaikan atau pencapaian mereka. Jangan cuma hukuman karena kenakalan mereka. Biar seimbang. Pujian yang efektif bisa jadi motivasi luar biasa untuk murid, loh. Jadilah guru yang disegani, bukan yang ditakuti.

Orangtua juga jangan terlalu memanjakan anak. Bagaimana anak di rumah, begitulah dia di sekolah. Kalau didikan di rumah bener, di sekolah dia juga pasti bersikap benar. Masa gara-gara anak dipotong rambutnya, langsung main penjara. Masa gara-gara dicubit doang, langsung bikin laporan. Nggak terima anakmu dihukum? Introspeksi dululah. Apakah guru melakukan itu tanpa alasan? Apakah hukuman itu diberikan karena memang anakmu yang badungnya minta ampun? Ntar bisa dibully netizen loh kalau main bui. Kayak kasus anak dicubit itu, kabarnya beberapa sekolah menolak dia untuk dijadikan murid. Bullyan dari dunia maya juga makin rame. Mau digituin?



Untuk murid, ayo dong. Dilindungi oleh Undang-Undang dan HAM bukan menjadikan kalian kebal hukuman dan seenaknya. Patuhi juga aturan demi kepentingan bersama. Kalau emang gak mau terikat sama aturan, ya bikin aja sekolah sendiri. Sekalian kamu jadi kepseknya. Atau homeschooling aja. Nakal boleh, tapi resiko ditanggung. Jangan cemen.

Kalau menurutmu gimana? Apakah hukuman fisik bisa bikin murid berubah menjadi lebih baik? Share pendapatmu di kolom komentar ya.

Sekian tulisan untuk kali ini.


Salam Asal.

30 comments:

  1. anak jaman sekarang itu memang gitu.. :D
    gk heran ada yg kayak gitu :v

    ReplyDelete
  2. Hukuman fisik sah-sah aja menurut gua, asal gak sampe tindak kriminal aja. Yang ada di kepala gua, kenapa gak diomongin dulu sama guru yang bersangkutan? Kalo misalnya sempet diomongin, gua yakin si guru gak bakal sampe dipenjara, dan si anak manja gak ditolak sama sekolah yang baru.

    Tapi tulisan ini juga bakal gak ada, Man. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah iya juga ya. Hahaha. Berarti ini semua sebab akibat. Lumayanlah kasus ini bisa nambah tulisan di blog.

      Gua juga setuju hukuman fisik kalau gak kelewatan. Ini cubit doang udah lapor polisi. Setdah

      Delete
  3. Sebagai tutor B.Inggris di pondok laki2, menurutku hukuman fisik sah saja asal tidak melebihi batas tapi hukuman tersebut baru dilakukan ketika murid sudah melebihi batas.
    Untuk hukuman ringan cukup beri hukuman yang memberi manfaat untuk murid dan guru, terutama murid. Contohnya seperti yang ada di postingan kamu, membersihkan toilet. Tapi kalau dari aku & temen2 sesama tutor biasanya hukumannya menghafal vocab, interview pakai B.Inggris, pidato, menyanyi B.Inggris, dll.
    Note: biasanya di pertemuan awal kami sudah melakukan kontrak belajar termasuk hukuman.

    Namun, lepas dari segala hukuman yang dilakukan berdasarkan kesalahan yang dilakukan siswa, aku juga biasanya berbagi cerita, lelucon, teman belajar, bermain, dll. Tapi lelucon yang tidak bersifat menjatuhkan seseorang.

    Finally, I'm proud of my students. They always remember me and miss me as their beloved teacher.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, hukuman kayak gitu emang lebih bermanfaat sih. Tapi, namanya guru juga kadang emosi banget. hhaha. Makanya kudu sabar.
      Membangun komunikasi dengan murid ampuh banget emang. Jangan mentang2 guru, jadi merasa sulit diraih gitu. haha.

      Semangat terus ngajarnya ya

      Delete
  4. Gw nyalahin dua2nya sih, si anak yg gatau diri, sama guru yg main fisik seenaknya. Krn gimanapun juga kalo main fisik kan ada aturan hukumnya :/ Hmm.
    salam gaan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam juga, Gan. Iya, main fisik yang berlebihan emang gak boleh gan. Tapi, ini mencubit doang, loh. Sekarat juga kagat tuh, Bocah

      Delete
  5. Aku sih setuju aja ada hukuman fisik. Asal tidak asal-asalan. Tidak berlebihan gitu maksudnya. Ya, sebagai murid dan guru harusnya udah tau resiko apa yang dihadapin atas sikap dan perbuatan mereka. Hmmm. Ya udahlah. Intinya, mohon maaf lahir dan batin ya Kak. :D hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok jadi mohon maaf lahir dan batin ya. Haha. Iya deh dimaafin

      Delete
  6. yap, miris banget emang kasus ini. mungkin dia kira gara2 ada undang2 yang melindungi murid dan faktor anak tentara bisa jadi semena2 gitu.. haduh. gue juga sependapat, hukuman fisik boleh aja sih kalau udah kelewatan. tapi ya jangan parah2 amat juga hukuman fisiknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau hukuman fisik parah, semua anak sekolah bakal demo. Gak perlu ngadu

      Delete
  7. Hahaaaa -_- aku udah miris sama pemberitaan-pemberitaan begitu -_- semoga nggak ada lagi deh -_- ya kalik semua guru yang mendidik dipenjarakan -_- anaknya yang seenaknya kok enak banget -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin gak ada guru di penjara. Berpikir positif aja. Hahaha

      Delete
  8. Duh kalau masalahnya hanya nyubit anak polisi doang saya mah tidak setuju ath karena itu wajar dong terjadi sama murid karena bentuk rasa sayang guru terhadap muridnya untuk bisa lebih giat dan semangat dalam belajarnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener banget, Kang. Merekanya aja yang lebay

      Delete
  9. kaca spion dicopot supaya gak melihat masa lalu terus

    apa maksud kalimat ini bang? haha
    btw, tulisanmu bikin aku manggut2. karena dulu gue jg pernah ditutuk (bahasa indo nya apa ya?) mmm, dipukul pake buku LKS di kepala sama guru komputer soalnya masih belum bisa turn off komputer karena emg gue ceroboh, dan gue fine karena gue yang salah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Artiin sendiri ya artinya. Haha. Turn off computer doang gak bisa? Ngapain aja sih elu pas sekolah :(

      Delete
  10. Guruku paling garang waktu SMP, guru matematika, gak pernah hukum fisik. Misal kita gak ngerjain pr, disuruh tunjuk tangan, tapi gak boleh diturunin sampe pelajarannya selesai. Hahaha
    Tapi malah guru yg garang gini yg bikin aku mudeng. Guru yg difavoritkan anak2 lain, yg cara ngajarnya katanya enak, justru malah gak masuk pelajarannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mudeng karena ketakutan kali ya. haha. Di saat tertekan otak emang cenderung lebih kreatif

      Delete
  11. hukuman fisik menurut aku perlu sih, asal masih dalam tahap wajar. kalo hukuman nyerang mental emg lebih sadis sebenernya. bahkan bisa berdampak ke psikis orang ke depannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Hukuman mental lebih bahaya sebenarnya apalagi kalau masih remaja. Kalau dikasih ke anak kuliahan sih gak masalah

      Delete
  12. gile lo bro, baru juga dicubit uda sgitunya

    ReplyDelete
  13. Wadaw. Gue pas lagi vakum, sih, jadi gak sempet nulis cerita ini. Padahal mah kesel juga pas baca. Udah gegayaan ngerokok, dicubit doang ngeluh dan ngadu ke bapaknya. Gue kalo berbuat salah ya kudu terima hukumannya. Asal gak kelewatan juga itu guru menghukum. :D

    Yaps, seharusnya kalo masih bisa diomongin baik-baik, guru juga gak perlu main fisik. Gue pernah punya wali kelas yang galaknya minta ampun, tapi beliau gak pernah main fisik. Gue jadi segan. Dan begitu gue dapet nilai-nilai bagus pas ujian karena mengingat ocehannya beliau tentang usaha sendiri jangan ngandelin temen mulu, gue merasa bahagia banget~ :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. anak sekarang mah apa-apa ngadu sama ortu. Giliran ena-ena sama pacar aja gak pake ngadu

      Delete
  14. Entah anak atau bapaknya yg salah, yang jelas bukan gurunya atuh min heueuh??he

    ReplyDelete
  15. Sungguh terlalu ya anak2 jaman milena

    salam kenal dr blogger ala

    ReplyDelete
  16. TRADING ONLINE
    BROKER AMAN TERPERCAYA
    PENARIKAN PALING TERCEPAT
    - Min Deposit 50K
    - Bonus Deposit 10%** T&C Applied
    - Bonus Referral 1% dari hasil profit tanpa turnover

    Daftarkan diri Anda sekarang juga di www.hashtagoption.com

    ReplyDelete

Berkomentarlah sebelum berkomentar itu diharamkan