Akhir-akhir ini kayaknya level suntukku sudah
mencapai level tertinggi. Akibatnya mood juga gak bersahabat banget. Mudah
banget naik-turun kayak roller coaster. Bentar senang, sebentar kemudian udah
bete.
Kalau udah kayak gini, moodbooster yang biasanya
kugunakan adalah membaca novel. Tapi itu pun tidak berpengaruh banyak. Kayaknya
sih harus jalan-jalan kemana gitu. Tapi, liburan masih lumayan lama. Huuu.
Inget liburan, aku kembali teringat masa ketika aku
liburan di Pulau Nias. Ah, rasanya kangen banget untuk kembali lagi kesana.
Liburan dua minggu kemarin belum cukup untuk memuaskan rasa kangen di kampung
halaman.
Rasanya baru kemarin deh aku jalan-jalan ke museum.
Ngeliatin binatang-binatang yang dilindungin, struktur rumah adat yang kokoh
banget, sampai ke benda-benda seni yang bikin aku mikir, “Hebat banget ya orang
jaman dulu bisa ngukir batu serumit ini.”
Aku juga inget pasangan yang mengganggu kesenangan
jalan-jalanku dengan muncul dimana-mana sambil bertongsis-ria. Sekarang mereka
lagi ngapain ya? Apakah masih suka foto-foto pake tongsis? Ataukah udah putus?
Tapi, yang paling berkesan tentu saja adalah
perjalanan ke Nias Selatan.
Aku masih ingat, waktu itu adalah hari sabtu. Kakak
dan abangku menggunakan hari libur mereka untuk ikut jalan ke Nias Selatan.
Jadilah, hari itu kami bertiga ditambah sepupu, siap berpetualang. Untuk
mencapai Nias Selatan, lebih bagus mengendarai mobil. Bisa aja sih naik motor,
tapi pasti capek banget. Kalau naik mobil kan bisa nyender gitu. Apalagi
ditambah cuaca yang kadang tidak menentu. Bisa tiba-tiba ujan, dan bisa malah
panas banget. Kan lebih adem kalau make mobil.
Tangki bensin juga sebaiknya diisi sampai full,
karena perjalanan dari kota Gunungsitoli menuju Nias Selatan lumayan lama. Sekitar 3 jam. Kamu pasti
gak mau kan tiba-tiba mobil mogok
kehabisan bensin di tengah jalan. Soalnya, gak kayak di kota besar dimana SPBU
ada dimana-mana. Di Nias, SPBU masih terbilang jarang. Dan jarak antar SPBU
juga rada jauh.
Sayang, meskipun banyak dikunjungi wisatawan,
jalanan di Nias Selatan masih banyak yang belum teraspal dengan baik. Ada ruas
jalan yang rusak dan berlubang disana-sini. Harus mengendarai mobil dengan
hati-hati deh. Semoga ini menjadi kritik bagi pemerintahan Nias Selatan, supaya
membenahi segi infrastruktur.
Tapi, dijamin kamu gak akan merasa kelelahan di
perjalanan. Soalnya pemandangan di sepanjang jalan itu keren-keren semua.
Diawali dengan hijaunya padi-padi. Sedikit menanjak dan berkelok-kelok,
disambut dengan pemandangan dari atas gunung. Sumpah ini keren banget. Lalu,
mulai menurun, terhampar birunya laut dengan ombak yang tingkat ketinggiannya
akan menggoda surfer manapun. Pokoknya kayak Ninja Hattori deh.
eh, itu padinya udah menguning sih ya
liat tuh. jernih gila airnya
Seperti kebanyakan tempat wisatan lainnya, pantai menjadi salah satu andalan Nias Selatan.
Seperti pantai Sorake yang selalu penuh oleh para penselacar. Sebenarnya Nias
gak kalah mempesona dengan Bali. Cuma promosinya aja yang kurang. Pantai-pantai
disana juga masih biru, dengan pasir yang putih, dan pohon kelapa yang melambai
di sepanjang tepian pantai. Benar-benar sejuk dan menenangkan. Tiduran disini
enak banget.
Bukan tiduran kayak gini ya
Selain pantai, budayanya juga masih terjaga sampai
sekarang. Seperti di Bawamataluo. Sebuah desa, yang untuk mencapainya saja
harus menaiki puluhan anak tangga. Bener-bener membutuhkan usaha ekstra keras.
tapi, kalau udah sampai di atas, wuuuhhh, pemandangan indah terhampar bagai
permadani. Campuran antara hijaunya pepohonan, putihnya pasir pantai, dan
birunya air laut. Menenteramkan hati.
Di desa adat ini jugalah, tradisi lompat batu
berawal. Tradisi yang telah bertahan ratusan tahun. Masih lestari hingga kini.
Rumah adatnya juga masih terjaga. Kokoh, walau tanpa sentuhan modernisasi.
Ini patung penjaganya
Nah ! keren kan pemandangannya
Kampung adat Bawamataluo
Tentu saja gak afdol kalau gak foto-foto. Maka aku
pun berfoto di depan rumah adat, di depan batu loncat, dan di mana-mana. Disini
juga ada yang jualan suvenir, agak mahal sih memang. Bahkan, gelang paling
murah saja dibanderol 15 ribu rupiah per gelang. Tapi, gapapa deh. itung-itung
koleksi.
Numpang foto doang. Disuruh loncat mah kagak bisa
Ini lagi panas banget. makanya silau
Oh ya, walau asyik jalan-jalan. Jangan pulang kembali ke Gunungsitoli terlalu malam ya. Isunya sih, masih banyak begal. Lebih baik berhati-hati, kan? Ini juga masalah yang harus dibereskan oleh pemerintahan di Nias Selatan.
Untuk berjalan-jalan menyusuri Pulau Nias selain
dibutuhkan stamina yang prima, cuaca yang mendukung, diperlukan juga mobil yang
tangguh yang siap mengantar kita kemanapun. Seperti mobil Toyota Agya. Mobil
ini adalah salah satu mobil LGCC atau Low Green Cost Car. Mobil murah yang
ramah lingkungan. Mobil ini juga sangat irit. Dalam keadaan bensin yang penuh,
mobil ini siap mengantar kamu kemana saja di seantero pulau Nias.
Khawatir akan jalanan yang belum teraspal dengan
baik. Tenang saja, Agya adalah mobil yang lincah, gesit, dan memiliki daya
redam yang teruji. Jalanan jelek tidak akan terasa deh. Malah, tau tau udah
sampai di daerah tujuan.
Memang kalo perasaan suntuk perlu untuk refreshing, bisa jadi dengan travelling. Seru tuh, bisa mendapat pengalaman baru !
ReplyDeletebener banget bro. apalagi kalau jalan-jalan bareng temen gitu
DeleteWajarlah nggak kelelahan, perginya pake mobil. bukan jalan kaki. :v
ReplyDeleteIni dalam rangka apa ada toyota agia-nya? lomba yang ke liburan ke bali itu bukan sih?
kalau pake kaki jalannya. masih di nias gua ini. -_-
Deletebukan. ini lomba dari indofoodblogger
Nias memang indahnya, peninggalan budayanya masih terjaga..
ReplyDeleteTapi macamnya, infrastruktur dan promosi yg kurang..
iya. kurang banget emang. butuh perhatian serius dari pemerintah
Deletebner-bner keren pemandangannya
ReplyDeleteWih mantep tuh pantainya
ReplyDeletewah manetp, guru mat gue asalnya dari nias. dia sering cerita hal2 bagus tentang nias. sejenis mempromosikan tempat asalnya :))
ReplyDeletejalan2 emang paling enak kalau ke daerah, pikiran bisa jadi lebih fresh gitu.....
ini kok ending2 nya jadi iklan mobil yak :))
promosi jalan terus, hahaha.
Deleteya namanya juga usaha, kudu ada iklan dikit
Wuih....mantap nih...udah sampai ke tempat lompat batu.....kapan lagi nih jalan2......sekarang sibuk kerja mulu
ReplyDeleteini yang sibuk kerja siapa? gua atau elu?
Deleteitu foto yang di tumpuk, kalo ga salah ada di uang 1000 yang dulu
ReplyDeleteWihhh desanya aja masih kental gitu budayanya . . Kapan gue bisa ke sumatera . . Disaat temen2 gue (sesama alumni SMK) udah merantau ke sumatera, kalimantan, deelel . .
ReplyDeleteNggak bisa jauh2 dari postingan review ya bang, pasti ada aje yang direview-in . .?? Hahahaaa . .
tapi gak semua desa sih. cuma di situ doang yang lumayan kental.
Deleteiya nih, bulan depan deh dikurangin reviewnya
Wihhh desanya aja masih kental gitu budayanya . . Kapan gue bisa ke sumatera . . Disaat temen2 gue (sesama alumni SMK) udah merantau ke sumatera, kalimantan, deelel . .
ReplyDeleteNggak bisa jauh2 dari postingan review ya bang, pasti ada aje yang direview-in . .?? Hahahaaa . .
ihhh seger banget liat foto fotonya :D keliatan adem gitu :D
ReplyDeletekapan-kapan kalo liburan harus coba kesana juga nih
ReplyDeletehmmm...itu kenapa jadi seakan ngedoain pasangannya putus? hahaha..
ReplyDeletebtw nias oke banget..mudah2an bisa ke sana..
pemandangannya indah bener,,, moga aja bisa ke sana :D
ReplyDeletekereeen foto foto nya mas,
ReplyDeletejd ngiler pgn ksana :)