Hei ho. Kali ini aku bakal ngasi review tentang film
adu balap mobil super mewah. Fast and Furious 7.
Sebelumnya, mau curhat dikit boleh kan? Boleh dong.
Blogku sendiri juga. Sepanjang nonton film ini, aku sangat terganggu dengan
aksi penonton lainnya yang malah main smartphone
ketika sedang nonton. Masalahnya adalah di tengah-tengah suasana yang gelap
gulita, cahaya dari smartphone itu
udah kayak sinar matahari. Menusuk langsung ke mata. Mana dia duduk di
sampingku lagi. Huh. Kenapa sih masih ada orang kayak gini? Apa kudu ada
sosialisasi cara menonton di bioskop yang baik dan benar?
Terus, ada juga penonton yang terlambat, yang ketika
masuk, dengan seenak udelnya ngarahin flash smartphone
kemana-mana. Untuk mencari tempat duduk. Dude, please. Harusnya yang perlu disorot itu kursinya, bukan muka
penonton yang lain. Aku udah berasa lagi digerebek sama satpol pp di kafe
remang-remang. Bawaannya pengen ngejorokin mereka guling-guling ke kursi paling
bawah. Apalagi mereka pasangan. Hih. Nafsu jorokin makin gede.
Oke. Marah-marah selesai.
Fast and Furious 7 diawali dengan pembukaan epic
oleh Jason Statham, yang berperan sebagai Deckard Shaw. Bagi yang sering nonton
film Statham, pasti tau kalau Statham selalu digambarkan sebagai manusia yang
kerjaannya nuntut balas dendam mulu. Dan kalau udah balas dendam, gak ada yang
bisa ngehentiin dia. Jadi, pembukaannya adalah Shaw berada di suatu ruangan
rumah sakit, dimana adiknya dirawat. Dan untuk masuk ke ruangan ini ternyata
dia udah menghabisi semua polisi satuan khusus, yang bertugas untuk
berjaga-jaga. Gila banget.
Di film ini dia juga kerjanya ya balas dendam.
Membalaskan dendam adiknya, Owen Shaw, ke tim Dominic (Vin Diesel)
Shaw pelan-pelan mulai menyerang anggota tim Dom.
Diawali dengan penyerangan Hobbs (Dwayne Jhonson), membunuh Han (Sung Kang) di
tokyo, lalu menyerang keluarga O’Connor (Paul Walker) dengan bom. Dari semua
penyerangan itu, hanya Han yang menjadi korban. Hobbs walau jatuh dari tingkat
atas markas kepolisian, masih bisa diselamatkan.
Dom geram. Dia dan tim yang lain memburu Shaw.
Dengan bantuan Ramsey, seorang hacker yang mereka selamatkan sebelumnya. Ramsey
memiliki suatu alat, yang disebut God’s Eye. Alat ini bisa mendeteksi seseorang
dimanapun dia berada.
Film ini gak cuma menyuguhkan balapan antar
mobil-mobil super, tapi juga dipadu dengan aksi aksi yang bikin berdecak kagum.
Tembakan, deru mobil, suara bom, ledakan dimana-mana, akan menjadi hal yang
akan selalu ditemui sepanjang film ini. Kehancuran dimana-mana.
Untunglah, sutradaranya tidak lupa memberi sentuhan
komedi. Rom (Tyrese Gibson), yang kelihatan garang dan banyak omong, terlihat
seperti anak kecil yang merengek ketika mereka akan loncat dari pesawat. Dengan
mobil. Ya, gila emang. Orang lain loncatnya bawa badan doang, mereka loncatnya
bawa mobil. Gak kebayang deh sensasinya.
Btw, adegan loncat dari pesawat itu asli loh. Tanpa ada
efek sama sekali. Cuma, ya diganti pake stuntman. Tapi, tetep aja mengerikan.
Ketegangan yang ditawarkan sepanjang film emang
seru. Tembakan, resiko kematian setiap saat, diburu oleh orang gila, dan deru
mobil. Tapi, pada suatu titik, ketegangan itu sendiri akan membuat jenuh
penonton. Setidaknya, itulah yang kurasakan. Klimaks terasa terjadi
berkali-kali. Bayangin aja kalau klimaks berkali-kali, pasti capek dan lemes
kan. #IYKWIM
Film ini juga mengambil setting di Abu Dhabi, Uni
Emirat Arab. Dan disana ternyata banyak yang maka bikini. Well, well,well.
Selama ini kukira bikini adalah kata terlarang di negara Arab. Dan
wanita-wanita disana kebanyakan memakai pakaian yang tertutup. Tapi, gak tau
deh ya, ini cuma di film doang atau emang di kehidupan aslinya, bisa make
bikini di pantai.
Aku gak tau banyak hal tentang otomotif. Yang
kurasakan ketika melihat mobil-mobil di film ini hanyalah, “Anjrit. Keren
banget mobilnya. Kapan ya bisa punya mobil kayak gitu.” Mobil-mobil yang dipake
emang mobil mewah kelas dunia. Dan tau gak, ada 230 mobil yang hancur di film
ini. Fak. Mending kasih samaku. Satuuu aja. Daripada dihancurin gitu.
FYI, FF7 adalah satu-satunya seri FF yang kutonton
dari awal sampai akhir. Sekuel yang lain hanya kutonton secara sekilas. Sebenarnya
nonton ini juga didasari karena keingintahuan, gimana sih nasib film ini
setelah Paul Walker meninggal? Apakah di film dia akan “dimatikan” atau gimana?
Dan, yah. Bagian itu kita simpan saja. Supaya yang belum nonton tetep
penasaran.
Endingnya, lumayan drama. Mengharukan. Dan memang dirancang khusus
sebagai tribute untuk mendiang Paul Walker. May he rest in peace.
Film ini kuberi rating 4,5/5. Bener-bener
direkomendasikan. Banyak pesan moral mengenai persahabatan, loyalitas, dan
kekeluargaan yang bisa kita ambil.
Tunggu apalagi. Buat yang belum nonton, segera
tonton dan rasakan gejolak adrenalin yang dipompa terus menerus.
Sekian review hari ini. Jangan lupa juga untuk nge-share artikel ini di media sosial kamu, supaya temen kamu yang lain bisa baca.
Salam Asal.
hmm. gue udah ngebet pingin nonton.....
ReplyDeleteapalagi setelah denger lagu yang tribute buat paul :")
ah, cuma belum ada waktu yang cukup luang untuk nonton... grrrr
lagunya lumayan sedih sih. jadi ikutan ngenang paul juga.
DeleteSayangnya nggk ada bioskop :')
ReplyDeletebeli dvd aja nanti bang. hehe
DeleteReview yang bagus gan,.. lanjutkan ya!
ReplyDeleteSalam kenal bro..filmnya bikin penasaran, sampai sekarang masih belum sempat nonton..aduh, kapan ya.. tapi untungnya dengan postingan di atas saya bisa mengetahui bagaimana film tersebut.
curi-curi waktu aja untuk nonton gan. hehe
Deletesip, makasih gan
Itu beneran 230 mobil yang hancur . . lu nonton di bioskop sambil ngitungin mobil yang hancur bang . . Hahaha *peace*
ReplyDeleteHmmm . . gue jadi pengen cepet2 nonton nih . . di ga*ool udah ada belum yess . .??
*Contoh pemuda suka bajakan*
*Nggak papa kan bukan produk dalam negri*
*CIntailah produk dalam negri . . produk luar . . Pake aja . .*
hooh. kurang lebih segitu deh yang dihancurkan.
Deletedi gajool kayaknya masih versi cam gitu sih.
kalo ketemu penonton kayak gitu lagi, tampol aja, Man!
ReplyDeleteKarena postingannya berusaha gak spoiler, aku berusaha komentar gak spoiler juga ah. Secara pribadi sih, aku nggak begitu suka dengan jalan ceritanya. Terlalu banyak hal yang mau ditonjolkan. Seolah ini bakal jadi series terakhir. Ujung-ujungnya malah jadi nggak fokus ke alur cerita utama. Juga, aku nggak suka bagian akhirnya, nggak tahu kenapa. Kalo dibandingkan FF sebelum-sebelumnya, tetep Fast 5 paling keren. Memang actionnya nggak sebagus Furious 7, jauh malah, tapi secara keseluruhan cerita dari awal dan rencana dadakan di akhir cerita yang luar biasa itu tetep membekas. *ini semua penilaian secara pribadi gue doang*
hooh. pengen nampol pake tiket bioskop.
Deletekarena gua gak nonton secara full FF yang lain, jadi ya gua gak ada ekspektasi apa-apa ketika nonton ini. dan menurut gua sih bagus. haha.
ini gak bakal jadi series terakhir deh kayaknya. beredar kabar bakal dibikin FF8. udah kayak sinetron aja ini. sama kayak mission impossible
Gue nonton dari downloadan. Emang bener, seru banget. Endingnya sedih
ReplyDeletewah udah keluar aja donlodnya ya. yoi emang seru banget tuh
DeleteJashon Statham kayak dewa di situ. Muncul dimana-mana, kapan aja dia mau.
ReplyDeleteEh iya, adegan terjun dari pesawat itu benera ya.. kirain pake green screen.
gak cuma di film ini sih. statham di film lain juga kayak dewa. susah bgt bunuh dia.
Deletebeneran tuh. gokil kan. gila emang sutradaranya. gua lupa nama stunt man nya siapa.
Bahwasanya sejujurnya, Bang, aku nggak terlalu suka nonton FF entah dari yang nomer berapa, eh series berapa karena... kenapa ya ngga ada yang ngajakin nonton kali ya (?). Hahaha. Menurutku yang ke-7 ini emang totalitas banget ya, aku baca dari berita2 gitu, karena tribute untuk Paul Walker itu. Bahkan pake segala ada aplikasi whatsoever itu untuk semacam menghidupkan Paul Walker dalam film. Hehehe. Aku gak paham sih sebetulnya.
ReplyDeleteAnyway, pilih mana, keganggu smartphone atau keganggu orang yang pacaran mulu di dalam bioskop? :p
di film yang ini gua suka karena dipadu sama action sih. jadi seru liat tembak-tembakan sambil balapan.
Deleteoh ya, itu bukan aplikasi, tapi teknologi yang namanya CGI. haha.
ah, gak mau dua-duanya. mending aku nonton sendirian dan duduk di bangku paling depan. haha
tadinya gue nggak semangat pas diajakin temen nonton ini. setelah baca ini review, jadi tertarik juga buat nonton.
ReplyDeleteBTW, uni emirat arab itu berbeda dengan arab saudi. UEA agak sedikit lebih liberal, apalagi sejak banyaknya orang barat disana. dari yang gw baca, sebenarnya sih nggak boleh wanita berbikini di UEA tapi ada waktu khusus untuk wanita bisa membuka hijabnya di pantai. kutipan dari detik.com "Di Pantai Jumeirah, hari khususnya adalah Senin dan Rabu, sedangkan di Al Mamzar, hari khususnya Minggu dan Selasa. Pada hari tersebut, turis pria dilarang berada di sekitar sana."
intinya sih UEA lebih liberal karna udah banyak kena sentuhan barat. apalagi di UEA ada Burj khalifa, menara tertinggi di dunia yang pasti di sponsori orang barat. menurut gue sih.gue baru tahu juga kalo ternyata di timur tengah ada kebijakan seperti itu. thanks lah buat tulisannya. gue jadi nambah ilmu nih, hehe.
wah berarti gua harus disewa sama pihak FF7 untuk bikin review lain kali. haha
Deleteoh berbeda ya ternyata, baru tau juga sih gua. thanks udah bersedia bertukar informasi ya
Jd tmbah pgn nonton...
ReplyDeleteTerakhir liat paul di NGC waktu ikut ekspedisi pelestarian hiu..keren..
Rip paul
Apa cuma aku doang yang enggak terlalu suka film ini ya hahaha:/
ReplyDeleteTapi aku suka soundtracknya. At least, emang aku penyuka musik :3
Nice review btw!
Belum sempat nonton nih bang, inteneet ngadat, bioskop di kota gue juga enggak ada -_-, btw salam kenal!
ReplyDelete