“Pernah gak, sih kamu
berpikir tentang kehidupan?”
Aku membuka mata
malas-malasan. Pad sedang menatap langit bersalju dengan roman wajah sendu. Ini
anak kerjaannya galau mulu. Kena virus remaja kekinian kali ya.
“Coba deh kamu
pikirkan. Masa kita hidup gak ada tujuannya? Cuma duduk diam menanti
ketidakjelasan. Benda mati aja ada tujuannya. Liat saja tai. Dia bisa
menyuburkan tanaman. Masa kita gak ada tujuannya??”
“Terus kamu lebih suka
jadi tai, gitu? Kebetulan aku lagi pengen boker, nih. Mau nampung, gak?”
“Kampret. Jauh-jauh
sana. Jorok banget.” Pad menggeser posisi duduknya sambil menutup hidung.
“Apakah kalau kamu udah
tau tujuan hidupmu, kamu bakal merasa lebih bahagia? Bagaimana kalau ternyata
kamu tidak suka dengan tujuan hidupmu?" Aku mendadak terbawa suasana serius.
Pad mengambil sikap
seperti mengambil sumpah. Dengan tegas dia berkata, “Aku berjanji akan menerima
tujuan hidupku dengan seikhlas hati dan menjalaninya sepenuh hati.”
“Ya ya ya. Sebelum itu
terjadi, cobalah keluar dulu dari tempat ini.”
Pad tertunduk lesu. “Itulah masalahnya. Tapi,
aku yakin suatu saat aku bakal keluar dari tempat ini. Saat itu aku akan
mengetahui apa artinya aku diciptakan di dunia ini.”
“Kamu gak bakal
menyesal?”
“Nggak bakalan! Malah
aku akan bersyukur. Mungkin aku akan dapat wahyu setelah keluar dari tempat
ini. Setelah itu aku bisa jadi nabi. Dan punya ribuan pengikut yang akan
mengorbankan nyawa demi membelaku. Keren, kan?
“Keren, ndasmu!”
SREK...
Kami berdua menengadah.
Langit tersingkap. Para malaikat turun sambil menyanyikan kidung yang membuat
kami terharu tanpa sebab. Alunan nada dari kecapi dan harpa mengiringi kidung
tersebut. Cahaya lembut masuk dan melelehkan salju di udara. Pad terpana dan
memonyongkan bibirnya ke arahku.
“Lihat. Dewa akan
membeberkan alasan dia mengirimku ke dunia ini. Aku bakal jadi duta surgawi atau menjadi nabi.
Sebuah tangan tiba-tiba
terjulur ke arah Pad. Membawanya dan segera menutup langit kembali. Gelap
gulita kembali menyergap. Sayup-sayup kudengar suara para dewa di sorga yang
masih belum beranjak dari atas langit.
“Mbak, Es krim Paddle Pop coklatnya satu
ya. Berapa?”
“Tujuh ribu, Mbak. Gak
sekalian pulsanya?”
“Gak usah, Mbak.
Makasih”
“Ma. Adek mau es krim
juga. Masa, kakak doang yang dapat?”
“Yaudah. Ambil sana.
Cepetan ya!”
Belum habis
kekagetanku. Langit kembali terbuka. Udara hangat menerpa masuk. Harpa dan
kecapi malaikat kembali dimainkan dengan sendu. Kali ini tangan dewa meraihku
dan menutup langit kembali.
Bergidik, aku melihat
Pad telanjang bulat. Dijilati lidah dewa. Tak ada satupun jengkal tubuhnya yang
luput dari sapuan air liur sang dewa. Untuk inikah kami diciptakan? Untuk memuaskan
lidah-lidah para dewa?
“Bahagiakah kamu
sekarang melihat tujuan hidupmu, Pad?”
Dia cuma terdiam sambil
merem melek. Sialan, dia malah menikmatinya.
Aku merasakan bajuku
ditanggalkan dan sebuah lidah menempel di badanku.
Dasar dewa-dewa mesum!
---
Beberapa hari yang lalu
aku berkunjung ke blog milik Haw dan Yoga. Ternyata mereka udah memulai
#memfiksikan kembali. Tema kemarin adalah tentang es krim. Awalnya sih cuma
pengen baca-baca cerpen mereka aja tanpa ikutan bikin, karena waktunya udah
lewat. Eh, malah kepikiran terus. Akhirnya bikin cerpen ini deh.
Gimana menurut kalian?
Kasih kritik dan saran lewat kolom komentar, ya. Bagikan juga cerpen ini kalau
kalian suka.
Salam Asal.
Sumber gambar:
Astaga untuk kedua kalinya...
ReplyDeleteAstaga yang pertama, buat cerita fiksinya kay
Astaga yang kedua, buat cerita ini :)
Jadi, Pad itu Paddle Pop? Aku kira tadi si Pad itu, Pel...
Astaga untuk kedua kalinya...
ReplyDeleteAstaga yang pertama, buat cerita fiksinya kay
Astaga yang kedua, buat cerita ini :)
Jadi, Pad itu Paddle Pop? Aku kira tadi si Pad itu, Pel...
Wah, banyak banget ya astaganya. haha
DeletePel? Kain Pel?
Aku udah terlanjur horn, ehm nggak terlanjur sih akan.
ReplyDeleteE ternyata cuma eskrim paddle pap.
Dan kenapa eskrim iri dengan benda mati lainnya (Baca : Tai)
Dan kenapa juga ilustrasi gambarnya bikin saya berpikir yang bukan bukan ~
gawat nih kalau horny mulu. Ntar Lembaga Sensor makin beringas.
DeleteKarena iri hati itu salah satu dari tujuh dosa besar. haha
buset,,,,,,,
ReplyDeletehahaha iseng banget kak hehehe
ReplyDelete