“Ingat, ini bukan latihan! Ini adalah pertempuran
yang sebenarnya.”
Komandan memandangi kami satu persatu. Aku berusaha
menenangkan degup jantungku.
Mobil yang kami naiki masih menderu. Membelah kepekatan malam. Sesekali kami terlonjak dari tempat duduk, karena jalan yang tidak rata. Aroma kematian seakan menggantung di udara.
Mobil yang kami naiki masih menderu. Membelah kepekatan malam. Sesekali kami terlonjak dari tempat duduk, karena jalan yang tidak rata. Aroma kematian seakan menggantung di udara.
“Sarang teroris ini telah kita amati sejak lama.
Siapapun yang berusaha melawan, tembak tanpa ampun ! Mengerti ?”
“Siap ! Mengerti Dan!” Kami menjawab serempak.
Mobil berhenti. Komandan memandangi kami dengan tajam, kemudian mengangguk. Aku menarik napas panjang. Kami bergegas turun. Kupegang erat senjata M4 yang kubawa. Ini adalah nyawaku.
BRAKKK.
Pintu didobrak paksa.
Ada dua orang disitu. Mereka mengenakan topeng
berwarna merah dan biru. Aneh, tidak ada senjata yang mereka pegang.
“Fiko, Dani, Ikut aku. Ryan jaga dua orang ini !”
Perintah komandan. Dia kemudian memeriksa bagian rumah bersama anggota densus yang lain.
Aku mengangguk sambil tetap mengacungkan moncong
senjataku ke arah dua orang tawanan kami.
Dasar
teroris, Kerjanya cuma mengganggu ketentraman saja.
kutukku dalam hati. Ingin rasanya meledakkan kepala dua orang ini.
Mereka berdua saling pandang. Kemudian yang
bertopeng merah mengangguk. Sepertinya mereka merencanakan sesuatu. Kusiapkan
jariku di pelatuk.
Si topeng merah berusaha meletakkan sesuatu di
lantai. Aku langsung sigap.
“Jangan bergerak ! Atau peluru ini akan tertanam di
otakmu !” Ancaman klasik yang sering kulihat di tv. Kali ini aku yang
mengucapkannya. Ada sedikit rasa senang menggelayut di hatiku. Kujaga nada
suaraku tetap tenang tapi mengancam.
Namun, mereka tidak menggubrisnya. Sekarang mereka
berdua ingin meletakkan sesuatu di lantai.
Detonator bom? Aku menerka-nerka yang sedang mereka
lakukan.
DORR. Tembakan peringatan kulepaskan ke udara.
Mereka tidak menggubris, mereka malah berusaha
mengacungkan sesuatu ke arahku. Mereka ingin membunuhku. Kurang ajar.
DORR... DORR... DORR... DORR...
Kutembaki dua orang di depanku secara brutal. Tepat
di kepala.Tubuh mereka terlontar akibat tekanan peluru. Darah muncrat
dimana-dimana.
Rasakan itu.
Benda yang mereka pegang tadi terlempar di dekat
sepatuku. Kupungut benda lusuh ini. Hanya secarik kertas ternyata. Kertas yang
bertuliskan...
KAMI MENCINTAIMU, NAK
Apa-apaan ini. Apa maksudnya?
Aku kalap. Kuraih tubuh kedua orang tersebut. Kubuka
secara paksa topeng yang menutupi wajah mereka.
Bulu kudukku meremang. Lidahku terasa kelu.
Kepalaku bagai dihantam godam raksasa. Mataku
berkunang-kunang.
Di hadapanku, terbaring kaku dua sosok yang sangat
kukenal. Senyum menghiasi wajah mereka. Senyum yang dibaluri dengan darah.
AYAH. IBU.
Ini tidak mungkin. Tidak mungkin.
Aku menjambak rambutku.
TIDAAAKKK.....
“Renooo. Ayo makan siang dulu,” Teriak mama dari
dapur.
*Game Paused*
Huh, padahal sedang seru-serunya ini game.
“Iya Ma. Bentar,” Sahutku. Aku pun bergegas ke
dapur. Tidak sabar rasanya melanjutkan game itu kembali.
nb: ini adalah ff pertamaku. jadi pasti masih banyak kekurangan. mohon kritiknya ya. terimakasih
Wah tumben nulis begini. Btw, keren, gue agak terhanyut juga, loh.
ReplyDeletehaha. makasih mbak
Deletewahaha keren nih man.. ditunggu tulisan kayak begini selanjutnya.. :))
ReplyDeletehaha. tergantung ide juga sih. mau datang atau kagak
DeleteBang, aku kasih masukan ya :D
ReplyDeleteGue mau kasih koreksi aja sih hehe, kalau percakapan langsung (percakapan menggunakan petik), kalau habis tanda petik terakhir itu huruf selanjutnya bukan huruf kapital tapi tetep huruf kecil. Misal gini, "Renooo. Ayo makan siang dulu," teriak mama ....
Gitu :)) udah bagus ceritanya! Lanjutkan!
oh gitu toh. makasih Rian. dari dulu gak ada yg koreksi ginian. jadi kirain bener. hehe.
Deletemakasih makasih
Mantabz (eh perasaan gue komennya kaya gini mulu dah)
ReplyDeletelo harus lebih kreatif komen makanya
DeleteBedebah, gue tertipu lagi disini. Hahaha.
ReplyDeleteAwalnya gue kira cerita ini sadis beneran.
Eh, yang terjadi di endingnya malah lagi main games. Biadab lo, Ga!!!! :))
sialan. gua malah dihina. kampret lo, Mat
Deleteendingnya sebenarnya lebih menggetarkan kalo berhenti saat mengetahui bahwa itu adalah ayah ibu.....nggak usah dilanjutin lagi dengan kisah main gamenya...
ReplyDeleteKeep happy blogging always…salam dari Makassar :-)
ya. tadinya juga mau buat gitu. tapi aku gak mau ending yg terlalu sedih. sudah terlalu byk di setiap cerpenku
Deleteff itu apa ya? fanfict?
ReplyDeletehaha seperti biasa, loe selalu membuat ceritanya jadi "OH TERNYATA" keren nih, gue suka ceritanya
ff itu flash fiction.
Deletehaha. makasih rizu
ReplyDeletegue kira, ternyata cuma gem-_- padahal lagi asik sambil ngupil.
ngupil mulu lo ah
Deletesusah ditebak ternyata endingnya .___. hahaha
ReplyDeletenice story broh :)
makasih brohh
Deletepas pertama kali baca judulnya gue kira semacam ulasan berita. tau-taunya .... ah sudahlah -__-
ReplyDeletehaha. maaf kalau mengecewakan
DeleteKeren banget awalnya.... bisa bikin cerita kayak gitu. Eh taunya gamee, makin keren lagi xDD Keep it up!!
ReplyDeletemakasih makasih. hehe
DeleteWah kereeen.. asah terus bro biar lebih ok..
ReplyDeletegue pengen nih nulis nulis yang gini.. cuman belum bisa..
siap bro.
Deletelo juga harus nulis ginian lah
nice zega, walopun i like this plot
ReplyDeleteente ngomong apa sih.
Deletehaha
keren nih ceritanya, rada menegangkan gitu ._.
ReplyDeleteapa nih yang tegang?
DeleteHahaha, gue suka nih cerita. tapi kenapa pas baca rasanya pengen ngakak ya -__- suka bangeett haha :D
ReplyDeletesama gua suka juga gak?
Delete*kode
Pas sampe di bagian yg ditembak ternyata ayah sama ibu, itu DEG banget. Eh, endingnya ternyata lagi main game hahaha. Maksudnya dia lagi main game tapi ngebayanginnya kemana-mana gitu kan? *tetep minta dijelasin*
ReplyDeleteKeren! Keep writing ya^^
bukan. maksudnya aksi tembak-tembakan itu hanya game doang. bukan dibayangin
Deleteah iya deh ngerti :)
Delete*lemot*
hehe. terus berkunjung ke sini ya
Deletegue kira beneran . ternyata cuma game -__-
ReplyDeleteanjrit unpredictable endingnya, keren bro...
ReplyDelete